-Special Chapter-

1.9K 48 4
                                    

SELANG beberapa tahun, akhirnya semua yang terjadi kini telah mencapai kejayaannya. Semua yang telah menderita, kini telah menemukan kebahagiaannya. Dan semua yang belum terpecahkan, kini sudah menemui titik terangnya.

Kehidupan dari seorang gadis bernama Salsya Adistia ini akhirnya bisa mencapai tujuannya. Gadis berambut panjang cantik itu, sekarang sedang duduk di sebuah pelaminan bersama dengan seorang pria yang sudah lama ia cintai.

"Saya terima nikahnya Salsya Adistia binti Rio Ferdinand, dengan mas kawin seperangkat alat sholat di bayar tunai," ucap pria di samping gadis itu dengan suara beratnya.

"Bagaimana para saksi? Sah?" tanya sang penghulu.

"Sahhh!" jawab para saksi serentak.

"Alhamdulillah.."

Semua orang, terutama kedua pengantin yang telah resmi menjadi pasangan suami istri ini berdoa untuk memohon hidayah-Nya. Agar hubungan pernikahan mereka berjalan dengan baik.

Setelah berdoa, mereka mengusapkan telapak tangan mereka ke wajah masing-masing seraya mengucap 'aamiin'.

Lalu, Alca menyalimi punggung tangan Rafa yang kini adalah suaminya dan Rafa mencium kening Alca singkat. Keduanya tersenyum saling betatapan. Tidak menyangka jika waktu akan berjalan secepat ini.

***

KEESOKAN harinya, pagi-pagi sekali Alca sudah bersiap-siap untuk melakukan acara selanjutnya. Yaitu, resepsi pernikahan. Jika kemarin adalah akad, sekarang adalah resepsi.

Rafa sudah duduk di kursi mempelai, celingak-celinguk menunggu Alca keluar dari tempat make up nya.

"Woy Raf," panggil Raka yang kini sedang duduk di samping Rafa, di kursi yang lain.

"Hm?" Rafa menengok ke arah Raka.

"Ntar kasih tau gue ya rasanya udah nikah tuh kayak gimana," ucap Raka.

"Ha? Ngasih tau apanya?"

"Itunya, malam pertama hehe."

PLAKKK!!

"Tolol banget jadi orang!" cerca Rafa.

"Aduh!! Sakit anjir! Adek ipar gak ada akhlak lo!" ucap Raka sambil memegangi kepalanya yang di tempeleng oleh Rafa.

"Bodo, bagi gue lo tetep di bawah gue," balas Rafa.

"Songong banget!!"

Rafa tidak menggubris ucapan Raka. Raka menghela napas berat lalu memalingkan pandangannya ke segala arah. Seketika, pandangannya terkunci pada satu sosok yang keluar dari kamar pengantin.

Ia tidak bisa memalingkan tatapannya saat ini. Dari kamar pengantin itu, Raka melihat Alca, Lizzi, Deca, Vanila, dan Anna keluar dari sana.

Matanya terpana akan sosok Lizzi yang kini sedang menggandeng tangan adik kembarnya. Sosok cantik gadis itu seketika menyihirnya.

"Wahh cantik banget calon gue," puji Raka tanpa sadar.

Rafa yang mendengarnya pun segera mengikuti arah pandang Raka. Seketika ia juga tersihir oleh kecantikan sang pengantin, Alca. Gaun putih Alca menambah kesan cantik pada gadis itu.

"Cantiknya bini gue," ucap Rafa.

Alca kini naik ke panggung mempelai lalu duduk di samping Rafa. Rafa tidak berhenti untuk menatap wanita itu. Ia benar-benar terhipnotis dengan kecantikan Alca.

"Kenapa? Kok kamu ngeliatin aku begitu?" tanya Alca.

"Kamu cantik sih, makanya aku nggak bisa nahan buat natap kamu terus hehe," jawab Rafa.

Alca tersipu malu mendengarnya, sedangkan Raka berlagak ingin muntah mendengar Rafa mengatakan hal seperti itu.

Raka berdiri lalu memutuskan untuk turun ke bawah dan mendatangi Lizzi.

"Haii sayang," sapa Rafa kepada Lizzi.

"Heiii," balas Lizzi sambil tersenyum ke arah Raka.

Mereka mengobrol ria sembari makan-makanan yang ada di sana. Sedangkan sang pengantin kini sedang ada sesi pemotretan.

***

SEMENTARA itu..

"Maafkan saya, Rio, saya tidak becus dalam mengurus urusan perusahaan," ucap seseorang yang berada di balik jeruji besi.

"Iya, pak, tidak apa-apa. Masalah perusahaan akan saya ambil alih sebagai CEO kedua," jawab Rio dengan tutur kata yang baik.

Pria paruh baya itu mengangguk-angguk mengerti.

"Baiklah, maafkan saya karena pernah menjebak kamu dan membuat kamu masuk ke penjara karena kesalahan CEO yang tidak becus ini," tutur pria itu penuh penyesalan.

"Tidak apa-apa pak, yang lalu biarlah berlalu, sekarang kita pikirkan kedepannya saja."

Pria itu mengangguk sambil tersenyum. Rio juga tersenyum ke arah pria yang dulunya adalah rekan kerjanya ini. Mereka berdua sama-sama CEO dalam sebuah perusahaan yang sama.

Di perusahaan itu mempunyai dua CEO karena perusahaan tersebut sangat besar dan sangat banyak cabangnya. Jadi akan sangat repot jika hanya ada satu CEO.

Ya begitulah, dan kini pria itu sedang menjalani hukuman dari kesalahan yang ia buat. Baguslah jika pria itu akhirnya sadar dan bisa bertobat dari kesalahannya.

Rio bersyukur karena mendapatkan kesempatan untuk memaafkan rekan kerjanya ini. Karena jika bukan hari ini, lantas kapan lagi?

Sekarang, semua yang dulu pernah hilang darinya, kini kembali lagi. Kekayaan, kekuasaan, dan keluarganya. Itu sudah cukup baginya. Ia tidak menemukan apapun lagi. Sekarang, hidupnya sudah kembali seperti semula. Dan putrinya kini sudah berumah tangga. Apalagi yang membahagiakan seorang ayah kalau bukan melihat sang putri kini telah dewasa dan memiliki keluarga sendiri?

***

-THE LAST CHAPTER-

RafAlca (SEQUEL) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang