-Chapter 40-

999 48 11
                                    

"Cemburu atau curiga kepada pasangan itu wajar dan jangan jadikan cemburu dan curiganya seseorang sebagai alasan untuk mengakhiri suatu hubungan."

***

BEBERAPA minggu kemudian. Alca berjalan di sebuah koridor kampus menuju perpustakaan seorang diri, rasa was-was diikuti oleh seseorang sudah tidak ada lagi. Ntahlah, mungkin karena orang itu memang sudah tidak mengikutinya.

Sampai di perpustakaan, tangan Alca tiba-tiba ditahan oleh seseorang. Alca menoleh ke arah orang yang berada di sampingnya. Seorang gadis.

"Kenapa?" tanya Alca bingung.

"Bisa ikut gue bentar gak? Ada yang mau gue bilang ke lo," jawab gadis itu.

Alca pun mengiyakan permintaan gadis itu. Dan disinilah mereka sekarang, sebuah taman di belakang kampus yang jarang sekali dikunjungi orang. Ada rumor yang mengatakan jika tempat itu banyak hantunya, namun Alca dan gadis ini sepertinya tidak percaya, toh buktinya tempat ini damai-damai saja.

"Apa yang mau lo omongin sama gue?" tanya Alca membuka suara.

Gadis itu menghela napas berat, ia seperti sedang mengumpulkan tenaga untuk memberitahu Alca soal ini.

"Gimana kalau kita kenalan dulu?"

Alca mengangguk menyetujui ucapan gadis itu sambil tersenyum canggung.

"Gue Alca," ucap Alca.

"Gue Raina, orang biasa manggil gue Rara, tapi terserah lo mau manggil gue apa hehe," balas gadis yang bernama Raina itu.

Alca mengangguk-angguk mengerti ia pun kembali mengalihkan pandangannya ke depan. Kakinya tidak berhenti menendang-nendang daun yang berjatuhan dari atas pohon di tanah.

"Gue mau bilang, gue tau siapa yang selama ini ngikutin lo, dan gue juga tau siapa yang nyuruh dia buat ngikutin lo," celetuk Raina tiba-tiba.

Alca sontak menoleh ke arah gadis itu dan menatapnya dengan pandangan bingung bercampur penasaran. Kenapa gadis ini bisa tahu kalau ada yang mengikutinya? Dan dari mana dia tahu?

"Siapa?" tanya Alca.

Raina menoleh ke arah Alca dan menatap gadis itu. Ia tersenyum penuh arti, namun Alca tidak tahu apa makna dari senyuman itu.

"Yang ngikutin lo selama ini, itu gue," jawab Raina.

DUARRR!!!

Alca terkejut bukan main karena jawaban Raina. Alca mencoba untuk berpikir jernih dan positif. Kenapa orang ini sampai harus jujur kepadanya? Padahal Alca bisa jadi adalah musuhnya tau bahkan targetnya.

"Dan yang nyuruh gue, Sabita," lanjut Raina.

Dan benar dugaan Alca selama ini, pasti gadis itu yang merencanakannya. Ya, siapa lagi kalau bukan Sabita?

"Tapi, lo kenapa malah bocorin ini ke gue?" tanya Alca heran.

"Karena sekarang gue udah bebas, Sabita udah pindah ke Paris dan jauh dari gue, dari pacar lo, dan dari lo sendiri," jawab Raina.

RafAlca (SEQUEL) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang