-Chapter 9-

1K 47 3
                                    

"Disaat semua orang di dunia ini gak berpihak sama lo, inget... Lo masih punya Tuhan yang sayang sama lo."

***

SESAMPAINYA di rumah Rana yang lama, keduanya segera masuk dan melihat-lihat rumah itu. Tidak terlalu besar, namun pas untuk dia dan keluarganya tinggal. Rumah beton berlantai satu dengan pagar besi yang mengitari rumah tersebut. Halamannya bersih dan nyaman. Rumput hijau memenuhi halaman rumah bercat abu-abu itu.

Di teras rumah tersebut terdapat dua kursi kayu jati yang masih bagus dan satu meja kayu kecil yang berada di antara kursi tersebut. Di halamannya juga ada kolam ikan dan ayunan kayu tergantung di dahan pohon. Meskipun terlihat sudah usang dan catnya sudah tidak secerah dulu, namun tali yang mengikatnya masih kuat dan tahan lama.

Alca pernah dua kali berkunjung kesini, yaitu ketika Rana dan suami serta anaknya masih tinggal di rumah ini dan yang kedua kalinya adalah hari ini, saat ia dan keluarganya diberi izin untuk menempati rumah ini sementara.

"Gimana Ca? Rumahnya nyaman gak?" Tanya Rina, bunda Rafa kepada Alca.

"Nyaman kok tante, makasih ya tan, udah ngebolehin kami tinggal disini," jawab Alca sambil tersenyum manis kearah Rina.

Rina tersenyum dan menarik Alca kedalam pelukannya. Ia berusaha untuk menyemangati gadis rapuh itu.

"Ciee, mama mertua sama calon menantunya sweet banget," goda Rana yang tiba-tiba muncul di ambang pintu dapur rumah itu.

Rina melonggarkan pelukannya dan melepas Alca. Gadis itu tersenyum kearah Rana yang sekarang sedang menuju kearah mereka.

"Yuk Ca, ada yang mau gue omongin. Bunda, Rana pinjam Alca-nya bentar yaa heheh," ucap Rana.

"Hahah iya sayang," jawab Rina.

Mereka berdua pun masuk dan Rana menuntun Alca ke kamar yang akan ditempati oleh gadis itu. Sesampainya di kamar tersebut, Alca menganga lebar karena tidak menyangka kalau kamarnya serapi dan sebagus ini, walaupun tidak terlalu besar dan lebar.

"Ini kamar aku?" Tanya Alca.

"Iyaa Ca, gimana? Suka gak?" Tanya Rana kepada Alca.

"Suka banget, kak Rana yang buat jadi begini?" Tanya Alca lagi.

"Eheh iya, tadi pas lo masih di kampus gue hias, karena dulu gue suka koleksi barang beginian makanya gue taruh di kamar lo aja," jelas Rana.

"Aesthetic banget gak sih wkwkwk," jawab Alca.

"Hahaha, memang cocok ya sama lo, kalau gue mah udah gak cocok kamar kayak gini," ucap Rana.

"Hahaha, thank you so much sist!!" Alca memeluk Rana dengan erat.

Rana membalas pelukan tersebut dan menepuk-nepuk pelan pundak Alca. Setelah itu barulah Alca berkeliling lagi di dalam rumah tersebut untuk menghampiri bundanya.

***

MALAM tiba, kini, di rumah tersebut, hanya ada Alca, Cerry, dan Camila. Mereka sudah memindahkan semua barang-barang mereka yang tersisa ke rumah tersebut.

RafAlca (SEQUEL) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang