"Yakin tetap masuk Dek? Wajahmu agak pucat lho."
"Nggak apa-apa Bi. Raina udah telat, berangkat dulu ya," pamit Raina.
Gadis itu berlari menuju sekolah-nya tanpa sarapan. Dia tidak terbiasa bangun sendiri di pagi hari, jam wekernya tak berfungsi pagi ini.
"Upacara lagi...," gumamnya.
Dia sampai di sekolah kurang satu menit sebelum gerbang di tutup. Perasaan lega menyelimutinya.
Wajahnya bertambah pucat ketika pertengahan upacara. Tidak ada yang menyadari hal itu, termasuk Jaemin yang sedang menjadi petugas upacara.
Raina tahu pasti penyebab rasa pusing di kepalanya. Pertama, dia tidak tidur karena berusaha memahami matematika. Kedua, dia terlalu banyak menangis. Ketiga, dia tidak sarapan.
Kakinya tiba-tiba terasa tak seimbang, pandangannya menggelap disertai kunang-kunang, tubuhnya terasa amat lemas hingga akhirnya dia merasakan bahwa dirinya terjatuh.
BRUK
Semua mata tertuju pada Raina yang terjatuh tidak sadarkan diri dengan darah yang keluar dari hidungnya.
"Jaem, jangan," cegah Jeno yang juga menjadi petugas.
Jaemin tidak menghiraukan. Akalnya sudah hilang, tak peduli posisinya saat ini, dia berlari menghampiri barisan kelas-nya.
"Rai? Raina?"
"Nana...," lirih gadis itu sebelum benar-benar tidak sadar.
Tanpa menghiraukan tatapan orang-orang, Jaemin menggendong sahabatnya kemudian berlari membawa gadis itu ke UKS.
♡
Raina membuka matanya, dia sedikit pusing dan bingung.
"Rai? Sudah sadar?"
"Nana?"
Jaemin segera menarik Raina ke dalam pelukannya. "Maaf Rai, maafin aku."
"Aku yang minta maaf. Aku yang egois ngatu-"
"Nggak Rai. Aku seharusnya ngerti posisi kamu, bukan malah marah ke kamu," potong Jaemin.
"Jangan tinggalin aku Na, aku nggak bisa," lirih Raina setelah Jaemin melepas pelukannya.
"Aku nggak akan tinggalin kamu, Rai. Maafin aku."
Mereka berbaikan pada akhirnya. Jaemin bersumpah tak akan mau mengulangi kesalahan seperti ini lagi. Dia tidak suka Raina menangis, apa lagi karena dirinya.
"Aku panggil petugas dulu ya biar kamu bisa keluar."
Raina menahan pergelangan tangan Jaemin ketika pria itu hendak memanggil petugas UKS.
"Aku mau pulang Na. Aku nggak berani pelajaran matematika..., aku takut." Raina mulai menangis.
"Hei, jangan nangis lagi, Rai." Jaemin menghapus air mata gadis itu.
"Pulang, aku mau pulang," rengeknya.
"Iya, kita pulang. Aku izinin ke Bu Guru. Berhenti nangisnya ya cantik?"
♡
Jaemin membawa Raina pulang dengan taksi. Sebenarnya, Jaemin dan Raina bisa saja berangkat ke sekolah dengan mobil, mereka saja yang tidak mau karena alasan sekolah dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part (Na Jaemin) [Tamat;✔]
Fanfiction"Na, you're the best part of my life." Tentang persahabatan antara Park Raina dan Na Jaemin. --- start: 24 April 2020 end: 24 Mei 2020 Awesome cover by Putri_graphic Highest rank: 6 on #challenge30gp (15.05.20) ©April 2020 by your__f