39 ¦ who?

1K 155 9
                                    

Raina diam-diam pergi ke Seoul di waktu senggangnya.

"Oh ini rumah sakit tempat Jaemin internship," gumam Raina ketika menatap rumah sakit yang cukup besar dekat rumah keluarga Jaemin.

"Permisi, Dokter Na Jaemin dimana ya?" tanya Raina santai pada resepsionis rumah sakit.

"Mungkin di UGD, Kak," ucap resepsionis.

"Ah oke, makasih ya."

Jujur saja, Raina cukup kebingungan karena dia tidak pernah masuk ke tempat ini sebelumnya. Selanjutnya ia melihat segerombol dokter yang masih muda berjalan berlawanan arah melewatinya.

"Gila Kak Jaemin tadi keren banget, jadi tambah suka."

"Bukannya dia sudah ada pawang, Kyung?"

"Pawangnya 'kan jauh. Lagian belum menikah, masih bisa lah."

"Gila kamu. Tapi cocok sih."

Kuping Raina yang tajam itu mulai panas. Ia berbalik lalu menghampiri para dokter itu.

"Permisi, ruang UGD dimana ya?"

"Ah, kami juga ingin kesana. Ayo bareng Kak," ajak salah satu dari mereka.

Raina mengangguk mengikuti gerombolan itu hingga sampai di UGD. Raina melihat Jaemin yang sedang duduk membaca laporan.

"Rai?" Ternyata Jaemin cukup peka dengan kehadirannya.

"Nana!" sapa Raina dan membuat gerombolan itu terkejut.

Jaemin langsung berdiri lalu berlari memeluk gadisnya. "Rai datang kok nggak bilang-bilang?"

"Biar kejutan, hehe."

Setelah melepas pelukannya, Jaemin menyuruh Raina duduk di kursi yang tempatnya duduk.

"Duduk sebentar ya, bentar lagi aku selesai kok," ucap Jaemin.

Jaemin nampak memeriksa beberapa pasien. Raina sangat kagum dengan Jaemin yang terlihat sangat keren. Sedikit rasa kesal muncul dibenaknya karena Jaemin yang terlihat begitu tampan.

"Sudah, Rai. Ayo?" ajak Jaemin sembari melepas snelinya.

"Ayo."

Jaemin menggandeng Raina keluar dari area UGD.

"Saya pulang dulu, shift hari ini sudah selesai. Oh ya, makasih sudah antar tunangan saya kesini," pamit Jaemin pada para dokter perempuan tadi.

Raina hanya tersenyum dan menundukkan kepala canggung.

"E-eh iya Kak Jaemin."

Jaemin sangat bingung saat ini. Sejak berjalan keluar dari UGD hingga berada di parkiran, raut wajah Raina seperti orang yang sedang dendam kesumat. Ia ingin bertanya tetapi ia takut jiwa Singa dari gadis itu menguar.

"Rai, kamu kenapa?" tanya Jaemin lembut ketika mereka sudah berada di dalam mobil milik Jaemin. Raina membuang muka.

"Sayang?"

"Aku kesal banget tahu sama dokter-dokter itu! Yang rambutnya cokelat kemerahan tadi siapa?" kesal Raina.

"Yeo Dakyung namanya. Kenapa sih?"

"Masa iya dia ngomongin kamu sama teman-temannya di lorong, kencang banget lagi. Dia suka sama kamu tuh, mau nikung," ucap Raina ketus.

"Hah?"

"Mau nikung aku dia."

"Terus?" tanya Jaemin santai.

"Terus apa?" kesal Raina.

"Ya terus kenapa kalau dia suka aku, Rai?"

"Ya nggak boleh lah! Kamu 'kan punya aku. Nggak boleh dibagi-bagi."

"Menyukai itu hak seseorang. Yang penting aku sukanya cuma sama kamu." Jaemin menunjukkan cincin di jari manisnya, cincin pertunangan mereka.

"Ih Nana!"

"Jadi, kalian tentuin tanggal berapa pernikahannya?" tanya Ayah Jaemin.

"Kami inginnya tanggal dua belas November, Pa," jawab Jaemin.

"Kenapa?"

"Tanggal kita bertemu pertama kali 15 tahun yang lalu," jawab Raina.

Jimin yang sedang meminum jus tersedak. "Beneran kalian masih ingat?"

Raina dan Jaemin mengangguk.

"Gila, bucinnya ternyata dari SD."

"Oke, jadi tanggal itu ya? Pasti 'kan?" tanya Ibu Jaemin.

"Iya, Ma. Raina sudah ambil cuti di tanggal itu."

Raina menoleh pada Jimin. "Awas sampai konser dadakan."

"Iya, iya. Nggak akan!"

"Papa sama Mama kamu gimana, Rain?" tanya Ibu Jaemin.

"Mama berusaha datang, kalau Papa nggak. Kalau Papa nggak datang, Kak Jimin yang dampingi Raina di gereja nanti," jelas Raina.

"Ternyata kalian walaupun LDR, persiapannya matang ya. Padahal Raina kalau ngerjain apapun biasanya pakai sistem kebut semalam," komentar Jimin.

"Mending kamu pulang deh, Kak. Dari pada ada disini kerjaannya komen mulu kayak netizen," kesal Raina.

"Nah, media gimana media?" tanya Ayah Jaemin yang seolah baru teringat akibat ucapan Raina.

"Jaemin sama Raina sendiri sih nggak masalah disorot media. Justru nggak enak kalau terlalu tertutup jadi santai aja asal media bisa diajak bekerja sama di acara," jelas Jaemin.

"Gara-gara Kak Jimin nih," kesal Raina.

"Ya dari pada perusahaan kasih klarifikasi kalau kamu kekasihku terus tiba-tiba ada berita nikah eh nikahnya sama Najem, pilih mana?" sahut Jimin.

"Kalian ternyata nggak bisa akur ya. Untung Jaemin anak tunggal," ucap Ayah Jaemin sembari memijat pelipisnya.

🌹to be continued🌹

20 Mei 2020

All the love,
Feli

Best Part (Na Jaemin) [Tamat;✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang