21 ¦ bye, Nana

1.3K 185 24
                                    

"Rai!" panggil Jaemin sembari berlari ke arahnya.

Raina kaget, Jaemin kembali memanggilnya dengan nama tersebut.

"Kenapa kamu nggak bilang kalau kamu bakal pindah secepat itu?" tanya Jaemin.

"Kamu tahu dari mana?"

"Iya dari Renjun," ucap Jaemin dingin.

"Gimana aku mau bilang ke kamu kalau kamu ngajak aku perang dingin terus, Na?" tanya Raina.

"Maaf," ucap Jaemin pada akhirnya.

Raina memeluk pria itu. "Maaf, kita jadi harus pisah jauh."

"Kenapa harus jauh-jauh ke Singapore? Kenapa juga kamu baru bilang kalau mau jadi pramugari?" tanya Jaemin dengan sedih.

"Karena maskapai yang aku mau disana Nana. Aku nggak bilang karena aku juga buat keputusan dalam hitungan jam sebelum apply email," jelas Raina.

"Kamu nggak takut?" tanya Jaemin.

"Kenapa semua orang pada nanya kayak gitu sih?" kesal Raina.

"Pekerjaanmu resikonya besar, Rai. Gimana kalau-"

"Mati bisa dimana aja dan kapan aja. Nggak harus karena pesawat jatuh," ucap Raina memotong ucapan Jaemin.

"Terus..., kita berarti bakal jauh?" tanya Jaemin.

Raina mengangguk. "Tapi 'kan aku bakal sering ke Seoul pas ada jadwal."

"Rai...," lirih Jaemin.

"Nggak apa-apa Nana. Emang udah saatnya kita punya hidup masing-masing," ucap Raina.

"Papa sama Mama udah tahu?"

Raina mengangguk. "Sudah dari lama, waktu kamu pertama kali marah. Makanya mereka paham."

Jaemin mendesis merutuki dirinya yang sempat ngambek dan malah membuang waktu.

"Selama dua minggu ini ayo kita puas-puasin berdua. Beberapa hari kemarin aku sudah puasin hangout sama anak-anak. Sekarang semua waktuku buat kamu," jelas Raina.

"Aku nggak bisa melepas kamu, Rai," ucap Jaemin.

Besok, Raina akan tinggal di luar negeri yang cukup jauh dari Korea.

Selama beberapa hari semenjak Jaemin tahu bahwa Raina akan pergi, pria itu tak pernah melepas Raina.

Saat ini mereka sedang berada di kamar Raina yang sebagian barangnya sudah hilang.

"Jaemin, kita harus belajar hidup sendiri-sendiri," jelas Raina.

Hal yang mengejutkan kemudian terjadi. Jaemin menangis seperti anak kecil. Raina tidak pernah melihat Jaemin menangis sejak tujuh tahun yang lalu. Itupun Jaemin menangis karena Raina yang jatuh terantuk batu sampai berdarah.

"Nana, hei, Nana!" Raina terkekeh.

"Rai...," isak Jaemin.

"Sudah besar jangan nangis heh, Sayang," ucap Raina lalu menghapus air mata Jaemin yang terus keluar.

"Nggak mau. Nggak bisa ditinggal, Rai," isak Jaemin lalu memeluk Raina dan menangis di pundak gadis itu hingga baju Raina menjadi basah karena air matanya.

"Nana udah." Raina menepuk-nepuk bahu Jaemin untuk menenangkannya.

Percaya atau tidak, Jaemin menangis hampir setengah jam di bahu Raina sampai pria itu seperti ingin tidur karena kelelahan.

Best Part (Na Jaemin) [Tamat;✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang