Best Part (Na Jaemin) [Tamat;✔]

18 ¦ audition

"Kamu yakin nggak cerita ke Jaemin tentang ini?" tanya Lia.

"Aku belum siap, Lia. Kamu sendiri? Nggak bilang Soobin?"

"Sudah, Rain. Walaupun agak susah jelasinnya tapi dia bisa nerima pada akhirnya," ucap Lia.

"Aku bingung gimana cara jelasin ke Jaemin," ucap Raina.

"Lebih baik kamu jujur secepatnya, Rain."

Mereka saat ini sedang berada di salah satu ballroom hotel ternama yang ada di Seoul.

"Selamat datang. Silakan langsung mengisi formulir dan apply berkas ya," ucap Staff.

Raina dan Lia sama-sama mengisi formulir.

"Sudah lengkap ya data-datanya. Silakan duduk dan tunggu nama kalian di panggil. Terima kasih."

"Terima kasih," ucap Raina.

"Grogi nggak?" tanya Lia.

"Banget," jawab Raina kemudian duduk bersama Lia. Raina mengganti mode ponselnya menjadi mode pesawat agar tidak ada yang mengganggunya.

♡

"Choi Yoojung, Park Raina, Kim Woojin, Kang Mina, dan Kim Hyunjin harap masuk ke ruangan A," panggil salah satu Staff.

"Good luck, Rain," ucap Lia.

Raina menghela napasnya sebelum masuk ke ruangan tersebut. "You can do it, Rain."

Pada seleksi pertama, ke lima peserta diminta untuk memperkenalkan diri dan diberi pertanyaan mengenai beberapa masalah. Dari lima, hanya dua orang yang bisa lolos.

Raina bisa menjawab pertanyaan dengan baik dan lancar karena dia memang sangat fasih berbahasa Inggris. Hanya saja, saingan Raina juga sama. Menurut Raina, tahap ini sangat kompetitif.

"Thank you for your answer. Please wait for the announcement."

Beberapa menit kemudian Raina dinyatakan lolos dan masuk ke dalam ruangan seleksi selanjutnya. Wawancara per-orang.

"Lia," sapa Raina ketika baru keluar.

"Gimana, Rain?" tanya Lia yang sedang duduk santai di depan ruangan.

"Lagi nunggu hasil wawancara. Kamu gimana?" tanya Raina.

Lia tersenyum. "Nggak lolos di seleksi pertama, Rain."

Raina nampak terkejut. Seorang Lia yang amat cantik tertolak?

"Lia...."

"Nggak apa-apa, Rain. Berarti takdirku jadi mahasiswi DKV. Aku doain kamu lolos ya," ucap Lia.

"Kamu pulang sekarang?"

"Ya nggak lah. Aku nungguin kamu."

Jujur, menurut Raina, Lia sama sekali tidak menampakan raut wajah kecewa, iri, dan semacamnya. Malah, Lia terlihat sangat senang karena Raina berhasil lolos satu tahap. Namun Raina yakin, dalam lubuk hati Lia, gadis itu pasti sedih.

"Nggak apa-apa kok kalau kamu mau pulang duluan," ucap Raina.

"Nggak ada. Aku tetap nungguin kamu."

"Lia...."

"Park Raina," panggil Staff.

"Tuh sana pergi."

Raina menghampiri Staff tersebut dan ia diantar menuju lantai lima untuk melanjutkan tahapan seleksi di babak satu ini.

♡

Raina pulang dengan ekspresi cukup bahagia. Bagaimana tidak? Ia lolos semua seleksi, hanya tinggal menunggu hasil seleksi terakhir dan email untuk babak kedua. Meski belum tentu lolos, Raina sudah sangat bersyukur karena bisa sampai di tahap ini.

Ia belum menyalakan paket data di ponselnya karena terlalu sibuk tadi. Ia melihat jam di ponselnya sebelum masuk ke dalam rumah. Mendadak ia terkejut, setengah dua belas malam.

Raina akhirnya mengendap-endap untuk masuk ke dalam rumah. Rumah sudah sepi, seluruh keluarga nampak sudah tidur. Gadis itu hendak masuk ke kamarnya namun tangannya di tahan.

"Habis ngapain kamu?" Jaemin bertanya dengan wajah dingin.

"Aku pergi sama Lia," ucap Raina.

"Aku tanya habis ngapain kamu?"

"Aku jalan-jalan."

"Jam berapa sekarang?"

"Setengah dua belas. Udah ah Na, aku cape-"

Jaemin membuka pintu kamar Raina kemudian dengan sekali gerakan menarik gadis itu ke dalam dan menutup pintu.

"Rai, kenapa kamu pulang semalam ini? Ponsel kamu juga nggak aktif, aku sampai bohong ke Papa sama Mama kalau kamu nginap di rumah Lia," ucap Jaemin.

"Aku nggak ngapa-ngapain, Na."

Jaemin terus maju mendekati Raina yang terus mundur. "Jujur sama aku."

Punggung Raina menubruk dinding. Wajah Jaemin yang terus mendekat membuat Raina memalingkan wajah.

"Nana, a-ku nggak bisa kasih tahu kamu."

Jaemin tersenyum sarkas sebelum menjauh dan pergi ke kamarnya. "Iya, Rai sudah dewasa sekarang. Sudah bisa menyimpan rahasia."

🌹to be continued🌹

Sudah ku bilang, siap-siap.

5 Mei 2020

All the love,
Feli