11 ¦ celebration

1.2K 178 6
                                    

"Nggak tahu kenapa, tapi aku bangga banget sama Raina," ucap Lia sambil menangis.

"Kamu kayak mamanya aja," ucap Renjun.

"Maaf, aku nggak bisa bantu kamu sampai juara satu," ucap Raina pada Jaemin.

"Dengan kamu bersedia nemenin aku aja, aku sudah bangga sama kamu," ucap Jaemin.

"Semuanya udah hebat. Yuk kita makan!"

Mereka berada di restoran makanan Jepang. Membeli beberapa jenis makanan untuk selebrasi kemenangan Lia, Ryujin, Jaemin, dan Raina.

"Lia lagi diet guys. Yuk, hancurin dietnya," ajak Raina.

"Lia, makan yang banyak dong. Masa makan itu doang," ucap Ryujin.

"Eh ini enak banget!" seru Jeno sembari menunjuk salah satu sushi.

"Kalian makan dengan tenang bisa nggak sih!" kesal Lia yang sudah tergoda makanan sana-sini.

"Mama, Papa," panggil Jaemin ketika dirinya dan Raina sampai di rumah.

"Gimana hasilnya?" tanya Ibu Jaemin.

Jaemin dan Raina kompak menunduk. "Maaf Ma...."

"Nggak apa-apa kok. Kalian 'kan udah-"

"Maaf Ma, kita berdua cuma dapat juara tiga," ucap Jaemin lalu mengeluarkan medalinya bersama Raina.

"Apa? Ya ampun kalian!" Ibu Jaemin nampak sangat senang lalu menghambur ke pelukan Jaemin dan Raina.

"Selamat ya, Papa bangga sama kalian," ucap Ayah Jaemin.

Raina senang sekali. Untuk pertama kalinya ia merasa berhasil menjadi sosok anak yang baik.

"Jaemin 'kan udah bilang, Raina itu aslinya pintar," ucap Jaemin.

Ponsel Raina berdering. Panggilan masuk dari Bibi Han yang sekarang sudah ada di kampung halamannya. Raina tadi sempat menelpon wanita itu, namun tidak diangkat.

"Halo Bi," sapa Raina.

"Dek, kenapa tadi nelpon Bibi?"

"Raina juara tiga di olimpiade, Bi."

"Wah? Beneran Dek? Astaga, Bibi nggak nyangka. Selamat ya Dek."

"Makasih Bi. Bibi nggak berniat buatin Raina tteokbokki nih?"

"Kalau Bibi ada disana pasti Bibi buatin."

"Bercanda kok Bi. Nanti disambung lagi ya? Raina lagi ngobrol sama Jaemin sekeluarga," ucap Raina.

Setelah mengakhiri panggilan. Raina berbincang-bincang kembali dengan keluarga Jaemin.

Sejujurnya ia ingin sekali menelpon kakak dan kedua orang tuanya untuk menyampaikan kemenangannya dengan rasa bangga dan gembira. Tapi ia sadar hal semacam itu hanyalah ada di mimpinya.

"Raina harus kita singkirkan."

"Kamu bercanda? Astaga, Haejin kamu mabuk berat!"

"Masukan dia ke agensi dengan Jimin atau bunuh saja."

"Jaga mulutmu! Anak-anak bisa mendengar!"

"Kenapa kalau mereka dengar? Jimin kita akan segera masuk di agensi. Lalu Raina mau kemana dia?"

"Raina pintar dalam hal akademis, kita bisa sekolahkan dia di luar negeri."

"Kita tidak butuh akademis! Sudah, habisi saja anak itu."

"Jangan bertingkah yang tidak-tidak. Kita bisa lebih dalam bahaya jika Raina mati."

"Peduliku? Mana anak itu? Raina, kamu dimana, Nak?"

"Haejin!"

"Raina! Sini ketemu Papa."

Pria itu mencari anaknya yang sedang bersembunyi di bawah tangga rumahnya.

"Ketemu!"

"Haejin! Sadar Haejin!"

"Kamu harus mati, Raina!"

"NGGAK!" Raina langsung terduduk di kasur dengan keringat yang sudah membasahi pelipisnya dan napas tersenggal.

Jaemin membuka pintu kamar Raina. "Rai? Kenapa?"

"Mimpi...."

"Mau tidur lagi?" tanya Jaemin. Raina menggeleng.

"Masih jam dua belas, Rai. Nonton film sama aku, mau?" ajak Jaemin.

"Ayo."

Raina segera pergi ke kamar Jaemin dan langsung berbaring. Jaemin juga berbaring di samping Raina.

"Nonton apa?" tanya Raina sembari menaikkan selimut.

"Thor," jawab Jaemin lalu terkekeh.

"Nggak suka 'kan kamu? Mau nonton apa terus? Aku nggak mau Twilight ya," ucap Jaemin setelah melihat bibir Raina mengerucut.

"Ya siapa juga yang mau nonton Twilight. Nonton Spiderman Homecoming aja, aku suka Tom Holland," ucap Raina.

Jaemin mengangguk menyetujui lalu memutar film di ponselnya. Mereka malas bergerak untuk sekedar mengambil laptop.

Dagu Raina menyender di bahu Jaemin selagi tangannya memeluk pria itu.

"Aku nggak suka action. Tapi lihat Tom Holland jadi nggak bosan filmnya," gumam Raina.

"Dasar kamu," kesal Jaemin.

Jaemin menonton film berdurasi dua jam tiga belas menit itu hingga selesai. Dia menoleh dan mendapati Raina sudah tertidur masih dengan posisi dagu menumpu bahunya.

"Kebo," gumam Jaemin kemudian memeluk Raina dan ikut tertidur.

🌹to be continued🌹

1 Mei 2020

All the love,
Feli

Best Part (Na Jaemin) [Tamat;✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang