35 ¦ melbourne

1K 155 6
                                    

Raina mendarat dengan selamat di Melbourne. Jadwal pertamanya ialah bertemu dengan Jimin.

"Nanti tolong chat aku lokasi hotelnya ya," pesan Raina pada Yena, rekan baiknya.

"Iya. Itu koper kamu titip ke aku atau Kak Krystal aja deh, Rain. Masa kamu mau pergi bawa-bawa koper?" saran Yena.

"Nggak apa-apa kok. Dari pada tambah ngerepotin. Kayaknya juga aku nggak ke hotel kalian, aku mau ketemu saudaraku soalnya," ucap Raina.

"Oh gitu. Ya udah, hati-hati ya," ucap Yena.

"Iya Kak. Duluan ya," pamit Raina.

Raina sudah mengganti pakaiannya dengam pakaian biasa. Ia segera menaiki taksi menuju hotel Jimin berada.

"There's the hotel, Miss. I can't go there because it's very crowded. I heard that a popular K-Pop group stay there," ucap sang sopir.

"It's okay, Sir. I'll walk. Here's the money, thankyou!"

Raina berjalan membelah para Fans sembari memasuki hotel. Gila, ia kira hanya di luar, ternyata di dalampun ada beberaps Fans.

"I want go to 21st floor," ucap Raina pada resepsionis.

"Sorry. You can't."

"Ya! Aku tidak boleh masuk," kesal Raina pada Jimin di telepon.

"Hadeh. Berikan telponnya pada resepsionis."

Setelahnya, Raina diberi akses bahkan diantarkan langsung oleh staff hotel.

"Ini hotel apa istana dah," kesal Raina.

"Rain!" panggil Jimin.

Raina menghampiri Jimin lalu Jimin memeluk adiknya. Maklum, sudah lumayan lama tak bertemu.

Mereka masuk ke kamar Jimin yang cukup luas.

"Tidur sini ya?" ajak Jimin.

"Dapat apa aku?" tanya Raina.

"Untung adek," kesal Jimin.

"Kayaknya hari ini nggak bisa kemana-mana deh. Kamu lihat sendiri 'kan ramai banget," ucap Jimin.

Raina mengangguk. "Flightku masih besok malam. Sekarang aku ngantuk, aku mau tidur."

Setelah Raina mandi, ia langsung merebahkan diri dan tidur. Memang adik tidak tahu malu.

"Jadi gitu? Terus bakal di rilis kapan?"

"Astaga. Capek banget aku mikir buat ini."

"Nggak bisa minta tambahan libur buat lusa?"

Raina mengerjapkan mata ketika mendengar percakapan seseorang. Ia segera duduk sembari cemberut karena tidurnya terganggu.

"Tuh 'kan. Jangan ribut. Bangun 'kan dia."

Raina langsung membulatkan mata ketika mendengar suara tersebut.

Bagus Raina, bagus sekali. Dengan muka bantal ia menatap 7 pria dewasa yang sedang berdiskusi.

"Memang dia itu kebo. Nggak apa-apa biarin bangun terus malu," ucap Jimin.

Raina sudah tidak tahu harus bagaimana. Ia segera menutupi wajahnya dan berlari ke kamar mandi.

Setelah memakaimake up, Raina kembali duduk di kasur sembari sesekali menatap tajam ke arah kakaknya.

"Kok pakai make up sih Rain? Cantik lho tadi," ucap Taehyung.

"Dia akan membunuhmu, Hyung," ucap Jungkook pada Jimin.

"Yang salah siapa? Yang kebo siapa?" ledek Jimin.

"Diem ih!"

"Katanya mau dikenalin sama Taehyung dan Jungkook," goda Jimin.

Raina ingin sekali meninju kakaknya keluar dari jendela ruangan sekarang.

"Dia malu," ucap Namjoon.

"Jadi dia ingin berkenalan? Bukannya waktu itu sudah kenal?" tanya Jungkook.

"Entah. Tidak jelas."

Raina sudah menyublim. Dia masuk ke dalam selimut karena malu yang tak bisa di tahan. Tanpa dirinya duga, ia malah menangis.

"Heh, nangis!" seru Jungkook.

"Adek," panggil Jimin sembari memeluk tubuh Raina yang meringkuk di dalam selimut.

"Rainaaa," panggil Jimin lagi.

"Sayang. Heh, jangan nangis. Aku cuma bercanda, mereka santai kok sama kamu," ucap Jimin.

"Kakak ja-hat," isak Raina.

"Iya maaf, jangan nangis ayo," ucap Jimin sembari mengeluarkan adiknya dari selimut.

Para anggota gemas sendiri melihat gadis yang seharusnya sudah dewasa itu malah terlihat seperti bocah. Hidungnya memerah dan mulutnya maju sesenti tanda ia kesal.

"Raina nggak boleh nangis, nanti hujan turun," ucap Seokjin.

Raina hendak berjalan-jalan dengan Jimin sekarang mengingat suasana hotel di bawah sudah kondusif. Kemarin Raina benar-benar berkenalan dengan semua member secara resmi bahkan mendapat nomor ponsel mereka.

"Pakai masker," ucap Jimin.

Mereka keluar dari hotel melalui pintu tangga darurat.

"Kapan rencana kalian menikah?" tanya Jimin ketika mereka sampai di Yarra River.

"Jaemin sudah semester akhir, tapi dia masih harus menempuh pendidikan koas dan internship, paling dua tahun. Kalau aku masih harus bekerja dua setengah tahun agar bisa jadi pramugari senior," jelas Raina.

"Jadi?"

"Mungkin tiga tahun lagi. Kakak? Kapan berniat punya kekasih?" tanya Raina.

"Belum terpikirkan. Ini lah susahnya jadi idola. Aku tidak siap mematahkan hati jutaan orang," ucap Jimin.

"Penggemar suatu saat pasti juga ingin kamu menemukan kebahagiaanmu," ucap Raina.

Raina senang bahwa Kakaknya adalah sosok yang jujur. Ketika banyak idola lain memilih jalan backstreet, Kakaknya lebih memilih menahan itu semua agar tidak membohongi penggemarnya. Tidak apa, Raina yakin suatu saat Jimin tidak perlu menahan-nahan perasaan cintanya pada seorang gadis.

Tiba-tiba pendengaran Raina yang cukup tajam mendengar sesuatu yang aneh. Firasatnya mengatakan ada yang tidak beres.

🌹to be continued🌹

17 Mei 2020

All the love,
Feli

Best Part (Na Jaemin) [Tamat;✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang