43 ¦ brand new day

1.1K 150 10
                                    

Raina terbangun di pagi hari. Ia menoleh dan tidak mendapati Jaemin disebelahnya.

Dengan mata yang belum berfungsi dengan sempurna, Raina berjalan keluar kamar.

Disana terpampang lah suaminya yang sedang memasak. Dirinya tidak bisa memasak, jadi tidak heran jika Jaemin yang memasak.

"Udah bangun, Rai?" ucap Jaemin.

"U-dah Na," jawab Raina kaku.

Ingatan akan kejadian kemarin malam menguar di otaknya. Pipi Raina bersemu.

"Kenapa kamu?" tanya Jaemin.

"Ng? Nggak apa-apa. Kamu masak apa, Na?" tanya Raina.

"Aku buatin nasi goreng aja kok. Duduk, Rai. Udah mau matang," ucap Jaemin.

Raina mengangguk dan duduk di meja makan.

Tidak sampai 5 menit, Jaemin datang dengan dua piring berisi nasi goreng di tangannya.

"Mama kemarin nanya," ucap Jaemin mengawali pembicaraan.

"Nanya apa?" tanya Raina.

"Kita jadi bulan madu kemana?" Raina tersedak.

"Eh Rai!" Jaemin segera memberikan Raina air.

Beberapa detik kemudian Jaemin memberikan cengiran khasnya. "Mikir apa kamu barusan hayo?"

"Apa sih?!"

"Galak Mbak Pramugari."

"Nggak jelas Pak Dokter."

Jaemin terkekeh. "Serius, Mama nanya."

"Kemarin niatnya kemana ya?" tanya Raina.

"Maldives atau Dubai," jawab Jaemin.

Raina nampak berpikir. "Nggak tahu kenapa, aku pingin ke Bali aja."

"Kenapa?"

"Nggak terlalu jauh letaknya. Bagus juga kemarin aku lihat di Google," jelas Raina.

Jaemin mengangguk. "Ya udah kesana aja? Biar nggak capek-capek banget."

Raina langsung melongi dan Jaemin langsung mencubit pipi gadisnya. "Capek karena perjalanan jauh, Rai. Kenapa sih sama otakmu?"

"Y-Ya abis kemarin kamu--"

"Ngapain aku hm?"

"IH!"

Raina berjalan menuju kafe yang di kirimkan oleh Ayahnya. Sejujurnya Raina heran, ada apa?

Sebenarnya Raina tidak memberi tahu Jaemin karena tidak mau pria itu khawatir. Bukan berpikir negatif, hanya saja Jaemin salah satu saksi kebrutalan Ayahnya dulu.

"Pa," sapa Raina sembari menatap Haejin yang sedang duduk menunggunya. Ayahnya itu terlihat tampan dengan pakaian kasual namun tetap fashionable. Tentu, dirinya aktor.

"Duduk, R-Rain."

Raina mengangguk kemudian duduk di hadapan Ayahnya itu.

"Pesan dulu. Papa yang bayar," ucap Haejin. Raina sedikit terkejut. Papa? Selama ini Haejin mana mau melabeli dirinya sebagai Papa.

"I-Iya." Raina memesan salah satu menu.

"Rain," panggil Haejin dan Raina hanya menunduk.

Raina sejujurnya tidak berani menatap Haejin secara dekat. Dia terlalu takut.

Best Part (Na Jaemin) [Tamat;✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang