Prolog

3.5K 164 4
                                    

"Saya cinta kamu, makanya saya lakuin ini semua"

"Saya cinta kamu, makanya saya lakuin ini semua"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pradipta Jingga Danendra.

Seantero ibukota mengenalnya karena dia diangkat menjadi direktur muda di rumah sakit ternama se-Indonesia.

Memang.

Dia lahir dengan segudang talenta yang hanya perlu diasah sedikit dan—foila! Jadilah seorang Jingga yang hampir sempurna.

Kenapa hampir?

Usianya saat ini sudah hampir menginjak 30 tahun, tapi dia masih aja betah sendiri. Dengan semua hal yang dia miliki. Apalagi sih yang kurang baginya untuk mencari gandengan?

Semua itu memang bukan tanpa alasan. Dia juga tidak ada niat menolak jodoh apalagi menunda menikah. Jingga ingin. Sangat ingin. Tapi Jingga masih sering trauma saat ia sudah memantapkan diri untuk mencari kekasih.

Alasan sebenarnya ada pada masa lalunya. Wanita yang begitu ia cintai, meninggalkan dunia terlebih dahulu. Sepeninggalnya, kepribadian Jingga sedikit berubah. Dia menjadi lebih acuh soal urusan jodoh. Atau... trauma lebih tepatnya.


Gytha Nara Larasati

Begitu namanya tertulis di sebuah salib, yang di bawahnya terkubur seorang gadis cantik dengan semua kenangan yang ikut dibawa pergi.

Laki-laki bertubuh semampai itu berjongkok di depan gundukan tanah berbunga itu. Seorang diri. Seperti biasanya.

"Hai Git... Maaf baru bisa nengok kamu lagi" ucap lelaki itu sambil mengusap salib yang tertancap di tanah.

"Kamu kangen aku ga?"

Lalu ia tertawa kecil

"Sama aku juga. Kangen banget malah. Ga kerasa udah 7 tahun kamu pergi ninggalin aku" lelaki itu tersenyum hingga dua lesung pipinya terbentuk.

"Aku mau nyoba buat bahagia— dan relain kamu pergi... Tapi kamu tau kan, itu ga gampang"

Dia menghela nafas sambil memegang bunga yang sepertinya masih segar tertabur disana.

"Dimas kesini ya?" Tanya Jingga entah pada siapa.

"Kita udah jarang ketemu, soalnya kita sama sama sibuk— okay okay... Aku ga bisa bohong sama kamu. Kita ga ketemu karena udah ga ada alasan lagi buat ketemu karena kamu ga ada. We missing you. So bad"

Setelah semua percakapan yang ia lontarkan seperti orang gila. Akhirnya seperti biasanya, ia menutup pertemuannya dengan doa.

Karena hanya itu yang bisa ia lakukan untuk Gytha sekarang.

—Lentera Crishanta Naresha—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—Lentera Crishanta Naresha—

—Lentera Crishanta Naresha—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—Abercio Arjuna Danendra—

—Abercio Arjuna Danendra—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mahendra Genta Arkana—

—Mahendra Genta Arkana—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—Gytha Nara Larasati—

—Dimas Guntur Bagaskara—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—Dimas Guntur Bagaskara—

—Jachinta Pesona Danendra—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jachinta Pesona Danendra—

To be continued

Haloo!!!!!

Pertama kali aku bikin ff rasa lokal 😂😂

Nervous sih, cuma waktu bikin cerita kayak lebih lancar ga tau kenapa.

Jangan lupa vote and comment yang banyak ya!!!!

Thank uuuuu~~~~

Ineffable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang