"Ra, gue kesel banget deh sama si Juan. Nggak berhenti dia chat gue mulu, udah gue block eh ganti nomor lagi chat gue lagi. Pusing." Keluh Elga sembari berjalan menuju kantin bersama Ara di sampingnya.
"Cowok sejati tuh, pantang menyerah." Timpal Ara sekenanya.
"Ih apa si lu, Ra. Kok jadi ngebelain dia." Kesal Elga, hendak menduduki bangku kantin biasanya tapi urung.
Biasanya? Ya biasanya, karena bangku itu sudah Elga dan Ara duduki saat mereka kelas 10. Tempat manapun yang sudah menjadi rutinitas Ara tidak ada yang bisa merebutnya atau tidak ada yang berani menempatinya. Tapi sekarang? Bahkan keempat cowok yang terkenal badboy-nya Savielle duduk di tempat Ara dan Elga itu.
Bukan-bukan, Ara tidak melarangnya karena Ara tau ini adalah tempat umum bukan miliknya sendiri. Gadis itu tidak pernah mempermasalahkan siapapun untuk duduk di mejanya itu, hanya mereka saja yang lebay, terlalu beranggapan berlebihan mengutamakan ketidakberanian.
"Yah.. meja kita ditempati brandal. Gimana dong?" Kata Elga yang menatap Reano dkk sedang melahap makanannya.
Ara hanya menatap mereka, kemudian celingukan melihat meja kantin yang sudah penuh tidak ada yang kosong sama sekali. Gadis itu menghela nafas panjang.
"Balik?" Tawar Ara.
"Hem... tapi perut gue keroncongan." Balas Elga, melengkungkan bibirnya ke bawah. Berharap Ara simpati padanya.
"Ya udah gabung aja sama mereka." Putus Ara selanjutnya.
Disisi lain, di meja nomor 17 itu, ada banyaknya 4 cowok yang tertawa terpaksa terkecuali Reano. Karena apa? Jujur saja mereka takut duduk di singgasana Ara dan Elga, dan ini semua karena leaders mereka sendiri, Reano Danuarta yang selalu membawa mereka diambang bahaya berhadapan dengan Ara.
"Re, lo harus jamin kita kagak bakal kenapa-napa duduk disini." Cicit Agi berbisik.
"Eh gobl*k, dia jalan kesini. Kita harus gimana nih?" Aga ikut kelimpungan.
"Udah, chill aja kalian." Ujar Reano santai.
Juan sama sekali tidak menanggapi karena sebenarnya dia juga merasa senang jika harus semeja dengan Elga, pujaan hatinya sejak mereka pertama bertemu di kelas 10 dulu.
"Join bisa?"
Itu adalah suara Ara yang membuat Juan, Aga dan Agi merinding. Dikiranya cewek itu akan marah dan menghajar mereka. Tapi nyatanya? Ara dan Elga malah mau bergabung semeja dengan mereka.
"Of course, Ara." Jawab Reano menampilkan deretan giginya. Menggeser sedikit tubuhnya memberi tempat untuk Ara duduk di sampingnya. Hatinya merasa senang karena rencananya yang nekat duduk di bangku mereka berhasil membuatnya semeja dengan sang pujaan hati.
Ara menoleh pada Elga, memberi tanda bahwa mereka bisa duduk disitu. Mereka pun duduk dengan adanya grasak-grusuk di bawah meja. Karena kaki cowok-cowok di sampingnya saling tendang-menendang di bawah.
Ara mengernyit kemudian melongok ke bawah kolong meja, detik itu juga keempat cowok itu langsung menghentikan kegiatan mereka.
"Ini neng baksonya, kayak biasa." Bang Ucup datang membawa 2 mangkok bakso yang biasa Elga dan Ara pesan lengkap dengan es teh tawar untuk Ara dan es jeruk sedikit gula untuk Elga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fakboy Kelas Sebelah
Fiksi RemajaWARNING 18+‼️⚠️ Banyak toxicnya & mengandung 18+ Jiwa bar-bar ga masalah, yang qalem banyak-banyak nyebut dahhh "Lo harus tanggung jawab. Udah tiga kali lo nyelakain gue!" Teriak Reano menahan kepergian Ara. "Mau apa lo?" Balas Ara to the point. Se...