Sesampainya di parkiran sekolah, Reano menghadang Ara yang hendak memasuki mobil bagian kemudi.
"Kali ini gue aja yang nyetir. Masa cewe cantik suruh nyetir tiap hari." Kata Reano dengan senyum manisnya.
"Ga usah ngaco, kaki lo-"
"Ciee khawatir." Sahut Reano mengerlingkan matanya.
"Minggir, nanti malah celaka kalo lo yang nyetir." Tukas Ara.
"Astaghfirullah, Lion. Nggak boleh suudzon tau." Ucap Reano sok imut. "Percaya sama abang ya?" Lanjutnya lagi.
Menuntun Ara, membukakan pintu bagian penumpang untuk tuan putrinya. Kemudian memutari mobil, masuk bagian kemudi karena dirinya sekarang yang menyetir.
Jujur saja selama kakinya cidera ia kurang nyaman jika Ara yang menyetir, karena ia tidak suka memperbudak perempuan. Wanita itu harus dihargai, dijaga bukan dirusak, Reano said.
"Lion..." Panggil Reano, matanya lurus ke depan.
Seperti biasa, Ara tidak menanggapi karena ia lebih suka to the point ketimbang basa basi. Begitupula Reano yang terbiasa dengan panggilannya yang tidak direspon oleh Ara, hal itu berarti ia harus berbicara langsung pada intinya.
"Gue kan ada tugas hukuman buat kerajinan grafik pake kapas sama tisu, nah kata pak botak pas ngerjain harus dibawah kipas angin. Sulit banget kan ya? Pasti pada berterbangan dah tuh tisunya. Tapi untungnya gue ga punya kipas, di rumah cuma ada AC, maklum-"
"Langsung." Potong Ara, merasa jengah mendengar ocehan Reano yang menyombongkan.
Reano cengengesan, "Bantuin yah?" Menoleh sebentar pada Ara.
"Nggak!" Tolak Ara langsung.
"Pelit banget lo. Aturan cuma bantuin aja."
"Itu tugas individu buat lo karena lo udah melanggar peraturan sekolah!" Kata Ara tegas.
"Tapi itu susah banget. Tega banget pak Botak ngasih tugas kaya gitu."
"Resiko."
"Gak mau tau pokoknya bantuin gue, yah? yah?" Bujuk Reano dengan puppy eyes-nya.
"Kerjain sendiri!"
"Ya udah kalo gitu nanti gue ke rumah lo."
"Jangan!" Pekik Ara spontan.
Bagaimanapun juga ia tidak mau Adrian dan Reano bertemu dan memunculkan keributan nanti. Ia cukup tau bahwa Reano dan Adrian memiliki hubungan buruk, entah apa masalahnya.
"Kenapa?" tanya Reano heran karena Ara yang tiba-tiba menolak dengan spontan.
"Nggak." Jawab Ara mencoba menormalkan dirinya dari keterkejutan.
"Pokoknya nanti jam 7 gue ke rumah lo--"
"Oke oke! Gue bantuin. Nanti jam 7 gue ke rumah lo." Potong Ara cepat.
"Lah? Kok ke rumah gue? Kan gue yang butuh." Heran Reano.
"Ya gapapa."
"Ohhh gue tau, lo mulai suka ya main ke rumah gue?" Tebak Reano mendapat reaksi cringe dari Ara.
"Mau atau nggak sama sekali?" Balas Ara kesal.
"Iya sayang." Jawab Reano sekenanya tanpa tau Ara yang menahan nafas karena jawabannya itu.
∆∆∆∆∆
04.08pm
Begitu Reano keluar dari kamar mandi, ponselnya berdering tak sabaran. Ia segera mengangkat panggilan begitu tau nama Dian Secretary tertera disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fakboy Kelas Sebelah
Teen FictionWARNING 18+‼️⚠️ Banyak toxicnya & mengandung 18+ Jiwa bar-bar ga masalah, yang qalem banyak-banyak nyebut dahhh "Lo harus tanggung jawab. Udah tiga kali lo nyelakain gue!" Teriak Reano menahan kepergian Ara. "Mau apa lo?" Balas Ara to the point. Se...