Sesampainya di taman Adrian memberi Mawar minum. Gadis itu masih nangis terisak. Baru kali ini melihat secara langsung kejamnya ibu tiri terhadap anak sambungannya. Padahal di rumah ia merasakan kasih sayang lebih dari ibu tirinya alias mamanya Ara, Helma.
Lama menunggu, akhirnya gadis itu tenang. Nangisnya sudah berkurang, ia mulai melamun sembari memainkan kukunya.
"Ini kesalahan bokap lo, tapi lo yang nanggung semuanya." ucap Adrian membuyarkan lamunan Mawar.
Adrian berkata seperti itu karena ia sendiri merasakan hal yang sama. Ia juga terlahir dari keluarga broken home dimana ia lebih baik dari Mawar, tapi tetap menanamkan kesalahan pada Papanya yang gagal menjadi kepala rumah tangga yang baik.
"Aku.. nggak tau.. Aku bingung." jawab Mawar ragu.
Lama berpikir, akhirnya Adrian kembali berkata, "Lo tinggal di rumah gue."
Reflek Mawar menoleh kearah Adrian, yang juga sedang menatapnya.
"Nggak, kak. Aku nggak mau ngerepotin kamu lagi. Apalagi sampai bawa masalah pribadiku ke keluargamu." tolak Mawar.
"Ada yang menjamin hidup lo?" tanya Adrian.
Mawar kembali terdiam, ia mempertimbangkan banyak hal dalam otaknya. Tapi jawabannya tetap tidak ada, ia pun menggeleng. Siapa yang menjamin? Dirinya semata wayang di sini.
"Gue niat menjamin hidup lo di keluarga gue." kata Adrian to the point.
Mawar menunduk, "Jujur aku malu, kenapa orang lain harus tau masalah hidupku. Kamu bahkan belum kenal aku tapi kamu malah tau penderitaan ku. Hiks.."
Mawar mengusap kasar air matanya, "Selama ini aku berusaha menyimpan sendiri masalah ini, berharap hanya aku dan Tuhan yang tau. Mungkin orang-orang akan menganggap masalah ini biasa, karena mereka nggak pernah ngerasain."
"Gue nggak anggap ini biasa, gue juga ngerasain." sahut Adrian, menimbulkan tatapan tanya Mawar.
"Kamu-"
"Ga perlu tau, cuma mau lo tinggal di rumah gue." telak Adrian.
"Aku bisa cari kontrakan sendiri, aku nggak mau ngerepotin kamu lagi kak."
"Hidup sendiri nggak segampang yang lo pikirin." bantah Adrian lagi. Entah kenapa ia kekeuh untuk membawa gadis ini pulang ke rumahnya, antara tidak tega dan ingin melindungi Mawar yang rapuh.
∆∆∆∆∆
"Terimakasih untuk semuanya, akhirnya kita bisa menyelesaikan acara studycamp selama tiga hari dua malam ini dengan penuh cerita. Terimakasih atas partisipasi yang kalian berikan untuk Savielle." ujar Karin memberi sambutan sebelum mereka kembali ke sekolah.
"Sebelum perjalanan pulang ketua kelas wajib mengabsen anggotanya, buku absen kumpulkan di bis panitia." imbuh Beni kemudian memasuki bis khusus panitia.
"BAIK KAK." seru para ketua kelas.
Semua kelas memasuki bis masing-masing. Ara meletakkan tasnya di bagasi atas, tiba-tiba Reano menalikan jaketnya tepat di perut Ara.
"Aku nggak suka ya mereka semua lihat punyaku." bisik Reano.
Punyaku your eyes _-
KAMU SEDANG MEMBACA
Fakboy Kelas Sebelah
Novela JuvenilWARNING 18+‼️⚠️ Banyak toxicnya & mengandung 18+ Jiwa bar-bar ga masalah, yang qalem banyak-banyak nyebut dahhh "Lo harus tanggung jawab. Udah tiga kali lo nyelakain gue!" Teriak Reano menahan kepergian Ara. "Mau apa lo?" Balas Ara to the point. Se...