"Inget, jangan terlalu menonjol, gue nggak suka." Kata Ara, terlihat serius.
"Tapi gue suka." Balas Reano enteng.
"Gue enggak!" Bantah Ara.
"Iye-iye, elah marah mulu." Jawab Reano akhirnya.
****
Semua mata, ya semua mata dari yang buta sampai yang jelalatan menatap heran pada dua manusia yang berjalan beriringan dari parkiran sekolah hingga koridor-koridor sekolah yang mereka lewati.
Bagaimana tidak heran? Ini adalah pemandangan langkah! Sangat, sangat, sangat langkah!
Seorang pentolan sekolah yang terkenal dengan sifat slengeannya itu berjalan bersama charming girl-nya Savielle yang terkenal sangat cuek dan dingin.
That's right! Givara Bunga Adnanta dan Reano Danuarta.
Mereka yang membuat seisi Savielle terkejut terheran-heran. Pasalnya kedua manusia itu memiliki sifat yang saling bertolak belakang, bahkan keduanya tidak terlihat saling kenal sebelumnya.
Tidak ada hot news-hot news mengenai keduanya yang dekat. Eh tau-tau berangkat sekolah dengan satu mobil dan berjalan beriringan macam ibu dan anak.
Mereka berjalan tak lepas dari bisikan juga tatapan bertanya dari semua murid juga guru Savielle. Karena pada dasarnya, mereka semua bahkan guru pun tau Ara yang pintar dan tegas tidak akan mungkin memilih teman atau bahkan pacar seperti Reano yang notabenya cowok nakal langganan BK.
Reano memasang wajah congkak di sebelah Ara bermaksud mengejek para cowok yang menatapnya iri karena bisa berdampingan dengan Ara sembari menebarkan senyum andalannya yang mampu membius semua gadis Savielle.
Sedangkan Ara berjalan sedikit cepat dengan memasang wajah dingin nan kaku seperti biasanya. Gadis itu mencoba untuk menjaga jarak dengan Reano yang berjalan tertatih di sampingnya.
"Eh, Reano kenapa? Kok kakinya sampai diperban gitu?" Tanya senior cewek ketika mereka melewati loker anak dance.
"Nggak papa kak, sans." Jawab Reano ramah, si penanya tersenyum senang mendapati jawaban hangat dari si adik kelas ganteng.
"Kok sans? Pasti sakit banget itu." Balasnya.
"Asal nggak nyakitin kakak aja sans gue mah." Jawabnya dengan sebelah kedipan mata, tanpa sadar telah membuat kakak tingkatnya itu melayang ke udara macam burung gagak.
Ara yang melihat itu memutar bola mata malas sembari mencebikkan bibirnya sebal.
Masih pagi udah gombal aja. Batin Ara.
Selagi Reano menjawab pertanyaan dari cewek-cewek yang menghadang, membuat dirinya memperlambat jalannya. Ara pun ikut berhenti guna menunggu cowok itu yang berjalan pincang menyusulnya dengan jarak lumayan jauh.
Jangan tanyakan untuk apa Ara menunggu cowok itu. Bisa saja ia tanpa peduli meninggalkan Reano dengan kaki pincangnya jika tidak ingat tanggung jawabnya.
"Reano kamu kenapa? Sakit kakinya?" Lagi, pertanyaan dari seorang cewek membuat Ara mau tak mau menghentikan langkahnya menunggu Reano menjawab pertanyaan dengan jalan sangat lambat.
"Patah dikit hehehe." Reano terkekeh.
"Sakit banget ya?" Balas cewek lainnya.
"Asal nggak patahin hati lo aja gue gapapa kok." menjawab dengan senyum tampannya membuat cewek yang bertanya girang bukan main.
"Kamu sakit, Re?" Tanya seorang cewek lagi.
"Jangan perhatiin gue, perhatiin diri lo sendiri. Jaga kesehatan. Sayang kalo sakit, nggak bisa ketemu nanti." Reano menunjukkan deretan giginya yang menampilkan lesung pipitnya. Oh gosh! Siapa yang tidak klepek-klepek dengan ladykiller macam Reano nih?
![](https://img.wattpad.com/cover/191812560-288-k87546.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fakboy Kelas Sebelah
Teen FictionWARNING 18+‼️⚠️ Banyak toxicnya & mengandung 18+ Jiwa bar-bar ga masalah, yang qalem banyak-banyak nyebut dahhh "Lo harus tanggung jawab. Udah tiga kali lo nyelakain gue!" Teriak Reano menahan kepergian Ara. "Mau apa lo?" Balas Ara to the point. Se...