Bel pulang sekolah berbunyi dan si cowok memakai hoddie hitam itu mendekati motornya yang terparkir di belakang sekolah. Bersamaan dengan itu teman-temannya menepuk punggungnya keras untuk berpamitan pulang.
"Bro, kita duluan ya. Nganter nyokap sama bokap ke bandara. Ntar kalian langsung masuk aja, minta bi Ijah bikinin makanan. Oke?" Ucap Agi.
"Oke." Balas Juan dan Reano bersamaan.
"Udah nggak usah sungkan-sungkan. Gaya lu ah." kata Agi lagi yang langsung ditonyor oleh sauadara kembarnya, Aga. Karena si Agi nyerocos sendiri tidak jelas.
"Bacod banget si lu, keburu mereka ketinggalan jam flight bego." Aga menimpali.
"Tau, ntar malah gagal lagi rencana kita kalo nyokap bokap lu berdua ga jadi pergi." Reano berkata sembari memakai helmnya.
"Oke, gue cabs." Aga dan Agi meninggalkan Juan dan Reano yang berada di parkiran.
"Emang ya kalo kembar tuh yang satu ga ada otak." Cicit Reano kesal.
Juan tertawa kecil mendengar ucapan Reano kemudian pamit. "Gue duluan bray. Nanti jam malem aja."
"Beres." Reano mengangguk dan melihat Juan yang berjalan menuju mobilnya kemudian ia menaiki sepeda sportnya untuk kembali pulang. Ah tidak-tidak, ia tidak pulang. Ia berniat menengok sebentar keadaan sirkuit yang akan ia jadikan kegiatan malamnya nanti.
∆∆∆∆∆
"Motor sialan!" Umpat Reano, menuruni motornya yang sedang bermasalah. "Baru kemarin keluar bengkel, udah down lagi. Menye banget kek banci!" Reano menendang keras ban motornya.
Sekolah sudah semakin sepi karena ia pulang paling akhir akibat usai nongkrong beli makan dulu di warung belakang sekolah. Tidak ada siapa-siapa yang dekat dengannya untuk dimintai tolong dan ia tidak mungkin merepoti ketiga sahabatnya yang sudah pulang itu. Dan jalan satu-satunya adalah membenahi motornya sendiri.
Reano membuka aplikasi ojek online berwarna hijau kemudian mengirimkan alamat yang ia tempati sekarang.
Adnanta
Sesuai aplikasi yaReano Danuarta
Iy15 menit kemudian
"Akhirnya abang datang juga." Kata Reano yang sudah lumayan lama menunggu.
"Atas nama Reano Danuarta?" Tanya si ojol tanpa membuka kaca helmnya yang gelap.
"I- Eh Abang cewek? Eh maksudnya... Suaranya..." Reano sempat menjawab tapi karena suara ojolnya menyerupai cewek ia sedikit kaget.
"Kemana mas?" Tanya si ojol tanpa menghiraukan pertanyaan Reano.
"Udah deh mbak saya aja yang bawa motornya, saya malu diboncengin cewek." Ucap Reano.
"Nggak bakal keliatan, silahkan naik mas." Si ojol pun mulai jengkel.
"Udah, mbak aja yang turun saya yang bawa." Kekeuh Reano.
Mungkin karena jengkel, si ojol perempuan itu turun dan menghentakkan kakinya kesal.
"Nah gitu dong, nurut sama yang lebih tua." Pinta Reano dan segera menaiki motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fakboy Kelas Sebelah
Teen FictionWARNING 18+‼️⚠️ Banyak toxicnya & mengandung 18+ Jiwa bar-bar ga masalah, yang qalem banyak-banyak nyebut dahhh "Lo harus tanggung jawab. Udah tiga kali lo nyelakain gue!" Teriak Reano menahan kepergian Ara. "Mau apa lo?" Balas Ara to the point. Se...