28. Saudara?

2.2K 191 51
                                        

Helma menuruni tangga dengan nampan lengkap berisi makanan di tangannya. Berniat menghampiri Adrian yang sedang minum di meja pantry.

"Mama ketuk kamar Mawar kok nggak ada jawaban ya? Padahal Mama udah bikinin makanan buat dia." kata Helma meletakkan piring di meja pantry.

Adrian melirik Mamanya sekilas, kemudian menatap nampan yang baru saja diletakkan di depannya.

"Taruh aja." balas Adrian kembali memainkan ponselnya.

Helma hendak menyela, tapi berbicara dengan Adrian tidak akan membuat hatinya lega. Adrian akan selalu bersikap dingin padanya walau ia sangat menyayangi anak sambungnya itu.

Sesudah peninggalan Helma, Adrian memasukkan ponselnya dalam saku dan membawa nampan tersebut ke lantai atas. Helma melihatnya dari balik tembok ruang keluarga.

Ternyata masih ada rasa peduli. batinnya.

Tok Tok Tok

Cowok itu mengetuk pintu kamar Mawar berkali-kali. Tetap tidak ada jawaban. Kesal mulai menyulut diri Adrian, rupanya gadis ini sangat pemalas, pasti Mawar sedang tidur. Ia bertekad masuk kamar nuansa putih tersebut.

JRET...

"AAAAAAAAAAAAAAAA." teriak Mawar kencang membahana.

Karena apa?!?!?! Mawar baru saja keluar dari kamar mandi dan masih mengenakan handuk yang melilit tubuhnya. Ingat ya, handuk bukan piyama atau kimono.

Bodohnya Adrian langsung berbalik, bukannya keluar kamar malah menutup pintu kamar saking terkejutnya, reflek kakinya menendang pintu yang terbuka sedikit itu.

"Cepet ganti!" sentak Adrian.

"Kak Adrian tutup mata! Jangan balik, bentarrr. Jangan balik badan, bentar sabar." cecar Mawar panik setengah mati, ia menyambar baju gantinya di kasur dan kembali masuk kamar mandi.

Adrian masih menutup matanya, masih menghadap pintu, masih membawa nampan, dan masih setia berdiri menunggu Mawar.

Adrian merutuki dirinya sendiri, kenapa bisa salah waktu masuk kamar yang membuatnya agak malu. Seharusnya yang malu bukan Adrian sih tapi karena sudah melihat sebagian badan Mawar yang terekspose jadinya yaa...

Matanya ternodai, hiks.

"Em.. Kak.." panggil Mawar usai ganti.

Adrian berbalik, "Lain kali kunci pintu!" pintanya sembari meletakkan nampan di atas bufet.

"Maaf kak, aku nggak tau. Kakak juga main masuk aja, akunya kaget." lirih Mawar.

"Nyalahin gue?" tukas Adrian.

"Eh enggak gitu-"

"Berisik." sela Adrian.

Cowok itu memperhatikan Mawar dari ujung kepala sampai ujung kaki, dimana ia mengenakan celana tiga perempat dan kaos milik Ara.

"Tadi tante Helma yang kasih." ujar Mawar seakan tau tatapan tanya dari cowok di hadapannya.

Adrian berbalik keluar kamar, masa bodoh dengan baju Ara yang dikenakan Mawar dan urusan gadis itu makan atau tidak itu terserah dia, yang penting Adrian sudah memberikan kewajibannya.

Fakboy Kelas SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang