47. Masalalu Kelam

165 5 10
                                    

Gadis kecil berusia 9 tahun itu sedang asik bermain boneka barbie sendirian di ruang tamu.

BRAKKK!!!

Pintu ruang utama terbuka kasar, menampilkan seorang pria dewasa dengan jalan sempoyongan masuk dalam rumah. Aroma alkohol semerbak menusuk indra penciuman Ara.

PRANGGG...

Ara kecil ketakutan tatkala melihat Ayahnya yang membanting vas bunga dengan amarah dimatanya. Ara hendak berlari tapi pria itu tiba-tiba menggendong tubuhnya dan menguncinya dikamar.

Gadis mungil itu berteriak tatkala sang ayah mulai gelap mata, menyingkap rok yang dikenakan Ara dan melucuti CD anak itu.

"Ayahhh jangan yahh! Ayah mau apa? hiks hiks." tangis Ara pecah.

Plakk! Plakk!

"Jangan teriak anak sialan!! DIAM!" seru Ayahnya. Tamparan mendarat bertubi-tubi di pipi dan paha gadis itu, membuatnya memerah dan memar.

"Ayah sakit yahh hiks hiks TOLONG!!! MAMA TOLONG!!!" teriak Ara histeris tatkala 2jari Ayahnya memasuki kemaluannya dan memainkannya tanpa memperdulikan anaknya yang meraung-raung.

Dengan sangat kasar Pria itu memainkan jarinya hingga membuat Ara merasa seperti tercekik dan hampir kehilangan nafasnya karena rasa sakit dibagian vaginanya.

Darah mengucur deras dari intim Ara, "Ayahh sakit yah hiks hiks Mamaa...TOLONG!!!"

"Karena lahirnya kamu adalah sebuah kesialan bagiku!" tukas Ayahnya dan mulai mencumbunya dengan sangat kasar.

"Aaaaaaa sakitt..." teriak Ara lantang. Ia langsung terbangun dari tidurnya. Sungguh mimpi buruk itu benar-benar menghantuinya.

"Sayang. Kenapa?" tanya Reano yang langsung membawa segelas air putih untuk Ara.

"Mimpi buruk." jawab Ara murung. Traumanya benar-benar belum hilang.

Ara baru tersadar bahwa ia ketiduran di sofa usai menemani Reano mengerjakan tugas kuliahnya tadi sore dirumah cowok itu, bahkan sekarang sudah menunjukkan pukul 8 malam. Tidur kelelahan sangat terasa singkat.

Reano bergerak untuk memeluk gadisnya, "Its okey sayang, cuma mimpi, besok mau aku antar ke psikiater?"

"Aku nggak gila, Re.." bantah Ara.

"Hey siapa yang bilang kamu gila? Ngga ada ya.." ucapnya seraya mencium kening Ara. " Ke psikiater atau psikolog bukan berarti gila lohh, siapa tau dengan kamu terbuka ke mereka yang ahlinya, tentang masalah-masalah dan trauma yang kamu alami selama ini bisa membuat kamu lebih tenang, dan mungkin mereka akan banyak menyarankan kamu soal berbagai hal atau kegiatan positif?"

"Hmm, liat aja besok." jawab Ara lesu.

So, perceraian Helma -mama Ara- dan Ayahnya dulu di karenakan sebuah insiden yang bisa dibilang aib, saat Ara berusia 9 tahun ia harus kehilangan keperawanannya oleh Ayahnya sendiri, AYAH KANDUNGNYA yang sangat keparat! Orang itu adalah seorang pemabuk yang pedofil dan kejam, lagaknya seperti hewan.

Gadis malang yang masih duduk dibangku SD harus menerima bahwa dirinya tidak virgin lagi tatkala ayahnya melecehkannya usai mabok dan kalah dari judinya. Dengan sangat terpaksa Ara menyetujui mamanya menikah lagi saat usianya menginjak 15 tahun, karena ia ingin segera pindah dari rumah itu.

Tak juga menyembuhkan rasa trauma, setelah mamanya menikah malah ia merasa was-was terhadap ayah Tirinya, begitu kuat rasa trauma yang ia alami sehingga begitu takut untuk mengenal seorang pria.

Fakboy Kelas SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang