Sekolah sudah kembali masuk seperti semula setelah acara studycamp pasca ujian. Siswa-siswi tampaknya berhamburan masuk kelas masing-masing setelah melaksanakan upacara bendera hari senin.
Para ketua kelas sudah siap di depan kelas untuk mengabsen anggotanya, begitulah yang dilakukan Ara saat ini.
"Ara!" panggil seorang dari ujung koridor. Ara menyipitkan matanya, melihat siapa yang memanggil dirinya.
Ternyata seorang cowok yang Ara kenali kakak tingkatnya sebagai sekretaris Osis.
"Ya?" jawab Ara.
"Gue disuruh nyampein pesan dari Beni."
"Pesan?" ulang Ara.
"Iya, dia mau ngajak lo ngobrol soal pertandingan basket bulan depan. Oh ya jangan lupa sekalian bawa berkas yang udah dikumpulin kemarin." jelas Shaka.
"Iya kak, dimana bicaranya?" tanya Ara.
"Di taman tengah katanya."
"Baik kak, terimakasih."
"Sama-sama, gue balik dulu." akhir kata Shaka diangguki oleh Ara.
Sepeninggal Shaka dari hadapannya, ia berbalik menghadap kelas sebelah yaitu 11 IPS 2 dimana makhluk bernama Reano yang belum terlihat masuk kelas setelah dihukum waktu upacara karena terlambat dan tidak memakai atribut lengkap. Padahal akhir-akhir ini Reano sudah berubah jadi lebih baik, tapi kenapa sekarang diulang lagi.
"Woy, bengong aja neng. Ayo masuk!" gertak Elga, Ara berjingkat kaget.
"Ngagetin aja lo."
"Lagian lo ngapain bengong, pamali tau perawan ngelamun depan pintu. Nungguin Reano ya lo?" tebak Elga.
"Dia belum balik emang?" tanya Ara balik.
"Lah malah tanya gue, ya mana gue tau. Palingan disuruh beres-beres buku di perpustakaan."
"Ya udah, biarin dia melaksanakan hukumannya." kata Ara seraya berjalan memasuki kelas dan duduk di bangkunya diikuti Elga.
"Kalo nggak salah gue tadi lihat Kak Shaka di depan." ujar Elga memastikan.
"Iya."
"Ngapain?"
"Nyampein pesennya Kak Beni, gue mau diajak bicara soal pertandingan Perbasi bulan depan."
"Oh gitu." Elga manggut-manggut mengerti.
"Eh Ra, lo ngerasa ga sih kalo Kak Beni itu suka sama lo." tambahnya.
"Ngaco lo." balas Ara.
"Dih, lo kali yang nggak peka, orang gue aja yang ngelihat paham kok." sudut Elga kekeuh.
"Ngelihat apa'an?" Ara berusaha biasa saja meski ia tau kenyataan itu benar. Ia peka kok.
"Dia care banget sama lo, Ra. Perlakuan dia ke cewek lainnya tuh beda apalagi adek kelas. Lihat deh Kak Karin, kayanya dia suka sama Kak Beni tapi nggak ada tuh respon spesial yang ditunjukkin Kak Beni."
Ara berdecak, "Emang dia kalo mau ngapa-ngapain harus laporan sama lo? Kan enggak, El. Siapa tau di belakang kita mereka ada hubungan."
"Nggak mungkin kalo kata gue mah. Tapi nih ya, kalo emang dia suka sama lo, beruntung banget lo disukai sama most wantednya Savielle, orang yang jadi simbolis sekolah ini. Coba Kak Beni duluan yang nembak lo, pasti lo ga bakal jadi pacar si kutu kupret deh sekarang." cecar Elga menyatakan pendapatnya.
Nggak munafik sih, Elga juga sempat menyukai Beni si Ketua Osis itu. Ya siapa yang nggak suka kalo ketosnya bening, kalem, tegas, ganteng kaya Beni? Idaman semua cewe itumah. Tapi berhubung sekarang Juan menjadi pawangnya ya Elga tidak bisa berkutik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fakboy Kelas Sebelah
Fiksi RemajaWARNING 18+‼️⚠️ Banyak toxicnya & mengandung 18+ Jiwa bar-bar ga masalah, yang qalem banyak-banyak nyebut dahhh "Lo harus tanggung jawab. Udah tiga kali lo nyelakain gue!" Teriak Reano menahan kepergian Ara. "Mau apa lo?" Balas Ara to the point. Se...