Setelah kejadian dimana Reano meminta break, hari itu terasa sangat lama bagi Ara. Semuanya ia lalui sampai sore hari waktunya pulang sekolah.
Ara dan Elga berjalan bersama menuju parkiran. Terlihat jelas raut wajah tidak bersahabat dari Ara, Elga berusaha mencairkan suasana.
Dalam perjalanan, Elga lah yang menebar senyum kepada junior maupun teman-teman lainnya yang menyapa mereka. Tidak ingin memperlihatkan situasi buruk yang sedang menimpa sahabatnya.
"Ra, lo serius mau kerja? Apa nggak sebaiknya lo pulang aja? Bukannya apa-apa, besok kan ada penilaian harian takutnya pulang lo terlalu malam." ujar Elga khawatir.
"Gapapa El, santai aja." balas Ara setenang mungkin.
BRAG!
Pov: Segerombolan cowok yang diduga kelas sepuluh telah menabrak bahu Ara hingga beberapa buku paket yang dibawanya jatuh berserakan.
"BISA JALAN GA LO PADA?! JALAN PAKE MATA!" sentak Ara membuat cowok-cowok itu takut sekaligus dongkol.
Maklum, sedang dalam mode senggol bacok...
"Kalo jalan-"
"GA USAH JAWAB 'KALO JALAN PAKE KAKI' ,GUE TAU TAPI MATA JUGA HARUS DIPAKE BIAR GA MERUGIKAN ORANG!" sela Ara yang kemudian berjongkok untuk mengambil buku paketnya dibantu Elga dan sebagian dari segerombolan juniornya itu.
"Saya dan teman-teman saya minta maaf Kak karena sudah membuat jalan kakak terganggu. Kami permisi, sekali lagi maaf, kak." ujar salah seorang cowok kemudian beranjak pergi dari sana, menghindari amarahnya seorang Ara.
"Ra emosi lo nggak stabil, mending lo langsung pulang aja ya." kata Elga semakin khawatir.
"Tadi kelepasan aja, gue gapapa, El." balas Ara santai. Seolah memiliki 2 kepribadian, Ara merubah raut wajahnya secara drastis, tidak ingin membebani pikiran Elga.
"Ehh kita lewat sana aja, Ra." sergah Elga yang melihat Reano dkk nangkring di atas motornya masing-masing sembari merokok.
Ara yang tadinya pandangan kosong jadi memfokuskan pengelihatannya pada empat cowok tersebut.
"Nggak perlu menghindar, El." ujar Ara, optimis melanjutkan perjalanannya melewati Reano.
Elga hanya bisa pasrah, matanya bergantian menatap Reano dan Ara di sebelahnya. Ketika Juan tahu kehadiran Elga dan Ara, tampak cowok itu mengkode Aga, Agi dan Reano untuk memberitahu.
Jalan seakan melambat ketika Ara dan Elga lewat tepat depan Reano dkk (bayangin aja di slowmo yang dramatis gitu). Ara sama sekaliiiii tidak menoleh ke samping untuk sekedar melihat Reano atau teman-temannya. Berbeda dengan Reano yang tampak memperhatikan Ara ketika lewat di depannya.
"Bro, yang bener aja lo anjing. Inget perjuangan lo dapetin dia goblok." cetus Juan kesal pada Reano setelah punggung Ara tak terlihat lagi.
"Bener tuh si Juan. Lo kaya ga ada beban aja ngelepasin Ara. Ingat Re, kalo dia udah suka beneran sama lo, lo pasti nyesel ninggalin dia." tambah Aga.
"Apaan sih lo pada. Gue nggak putus! Gue cuma break aja." sanggah Reano.
"Break itu kata halusnya putus." Agi menambahkan.
"Gue masih bimbang aja sama Ara, cuma mau pastiin kalo dia sama Beni nggak ada apa-apa." Reano bersuara.
"Lo kaya gini nggak karena Clara kan?" sahut Juan.
"Kok Clara?" tanya Reano.
"Kirain CLBK."
"CLBK apaan, gue ga pernah jadiin dia pacar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fakboy Kelas Sebelah
Teen FictionWARNING 18+‼️⚠️ Banyak toxicnya & mengandung 18+ Jiwa bar-bar ga masalah, yang qalem banyak-banyak nyebut dahhh "Lo harus tanggung jawab. Udah tiga kali lo nyelakain gue!" Teriak Reano menahan kepergian Ara. "Mau apa lo?" Balas Ara to the point. Se...