Tibalah di suatu tempat yang Ara tidak menduga sebelumnya. Reano memarkirkan motornya di jalanan yang ramai oleh kalangan remaja. Banyak club motor dan mobil disana. Ara juga dapat melihat banyak wanita seksi yang bahkan tidak malu menampilkan bagian tubuh vitalnya pada khalayak umum. Pakai bikini, hotpants, tanktop dan bra. Ew, najis!
Kedatangan Reano dan Ara menjadi pusat perhatian semua orang yang berada di sana. Bahkan beberapa orang bertepuk tangan karena lagi-lagi Reano membawa gadis yang berbeda di arena bermainnya. Mereka mengira bahwa gadis itu akan menjadi taruhannya malam ini.
"Kita ngapain kesini?" tanya Ara, matanya sibuk memperhatikan sekitar.
"Kamu pacar aku, kamu harus tau tempat mainku." ujar Reano sembari melepas helm yang Ara kenakan.
"Udah tau." balas Ara datar, tampak sekali gadis itu badmood. Reano hanya terkekeh menanggapinya.
Sedikit syok sebenarnya karena Ara baru pertama kali melihat dunia malam, ternyata seperti ini dunianya Reano. Dikelilingi gadis-gadis seksi, pria-pria bertato, minuman keras dan kendaraan modif.
"Ini yang jadi bahan?" tanya seorang pria sangar yang menghampiri mereka, menatap Ara dari bawah keatas, seolah menilai penampilan gadis itu.
Reano mendorong bahu temannya itu, "Nggak usah ngeliatin cewek gue! Dan dia bukan bahan, ngerti lo?!" tegasnya.
Pria sangar itu terkekeh, "Hehehe, sorry bos santai, gue kira dia."
"Cewek mana lagi nih, Bro?" tanya seseorang lagi yang menghampiri mereka.
"Yang ini spesial." jawab Reano.
"Semua aja lo bilang spesial." balas Junet tertawa.
"Yang kemaren bercanda, yang ini serius." tutur Reano menajamkan matanya pada Junet. Pria itu menyatukan tangannya tanda 'ampun' kemudian berlalu pergi dari hadapan mereka. Bisa-bisa rencana kencannya gagal karena Junet memancing keributan dengan Ara.
Melihat raut wajah Ara yang tidak bersahabat, Reano memegang kedua pundak gadis itu untuk menghadapnya.
"Oke, jadi gini, kenapa kita kesini? Aku mau batalin jadwal balapanku karena aku mau Qtime sama kamu malam ini." jelas Reano. "Mungkin Aga atau Agi aja yang gantiin aku, yang penting menang terus dapat uangnya."
Ara hanya geleng-geleng kepala mendengar ucapan Reano. Ia bingung harus menjawab apa. Ara sukar berada di tempat ini dan soal balapan... ia bahkan tidak pernah membayangkan untuk turun langsung ke medannya, ini malah Reano ngajak ke sirkuit. Ya udahlah ya, terlanjur.
"Terus?" tanya Ara akhirnya.
"Kamu tunggu sini bentar, aku mau bilang ke Aga sama Agi disana." tutur Reano yang mendapat anggukan dari Ara.
Reano mengacak rambut Ara sebentar kemudian beranjak pergi menuju gerombolan remaja di seberang jalan. Sedangkan Ara tetap di tempatnya, sibuk memperhatikan sekitar yang juga sedang memperhatikannya. Bahkan ia dapat mendengar segerombol gadis sedang membicarakannya.
Ara melihat tiga gadis dari gerombolan itu sedang berjalan kearahnya, bahkan Ara tidak lepas kontak mata menatap ketiganya. Ia terus memperhatikan mereka hingga tepat berada di hadapannya.
"Jadi ini bahan Reano malam ini?" Kata gadis berambut pirang.
Ara mengernyit, bingung dengan apa yang dikatakan gadis ini dan pria tadi. Bahan apa? Bahan bakar minyak?
"Maaf, gue pacarnya." ucap Ara, mengundang tawa ketiga wanita di hadapannya.
"Pacar? Hahah! Gak salah denger nih kita? Menurut lo gimana Hen? Jes?" balasnya tak percaya, bertanya pada kedua temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fakboy Kelas Sebelah
Teen FictionWARNING 18+‼️⚠️ Banyak toxicnya & mengandung 18+ Jiwa bar-bar ga masalah, yang qalem banyak-banyak nyebut dahhh "Lo harus tanggung jawab. Udah tiga kali lo nyelakain gue!" Teriak Reano menahan kepergian Ara. "Mau apa lo?" Balas Ara to the point. Se...