06.00am
Bi Surti melongo melihat Tuan Mudanya sudah rapi dengan seragam sekolah di pagi hari seperti ini. Bahkan ia baru saja menyiapkan sarapan, belum jamnya untuk membangunkan Reano seperti biasa.
"Ini Aden beneran? Ngapain bangun jam segini, Den?" Tanya Bi Surti heran hingga diam mematung lengkap membawa roti dan segelas susu di kedua tangannya.
"Kenapa gitu kaget mukanya?" Balas Reano, mengambil roti dan susu dari tangan Bi Surti.
"Alhamdulillah Aden mendapat pencerahan." Seru Bi Surti mengadahkan kedua tangannya keatas.
"Iya nih Bi, pencerahan banget yak? Gegara Ara sih." Gumam Reano seraya memakan rotinya.
Bi Surti tersenyum. "Kalo boleh Bibi berpendapat, memang aura Non Ara itu positif Den, dibanding pacar Aden sebelum-sebelumnya."
"Aura aura, emangnya makhluk astral." Balas Reano terkekeh. "Ya udahlah Bi, berangkat sekolah dulu ya, nggak sabar ketemu mbak pacar."
Bi Surti mengangguk. "Hati-hati atuh, Den."
∆∆∆∆∆
Motor sport hijau memasuki area sekolah, Reano memarkirkan di tempat biasa. Ia melepas helm full-facenya tak luput dari perhatian banyak siswi dari adik kelas, teman seangkatan hingga kakak-kakak senior.
Sudah menjadi rutinitas mereka melihat pemandangan Reano turun dari kendaraannya. Bahkan kedatangannya selalu dinanti-nanti warga sekolah.
"Hai manis." Sapa Reano saat melewati beberapa kumpulan cewek sembari menyurai rambutnya ke belakang.
"Hallooo Reanoo." Jawab mereka kompak sambil mengerling genit.
Reano melanjutkan jalannya menuju kelas dengan senyum andalannya dan 'menyapa' setiap siswi yang ia lewati.
"Re, dasi kamu miring." Kata seorang senior.
Reano menghentikan langkahnya, "Sini, benerin."
Cewek itu maju guna membenahi dasi Reano, kedua temannya ikut senyum kegirangan.
"Udah, gini kan enak dilihat." Kata si senior.
"Makasih cantik, jadi makin-" ucapan Reano menggantung karena Ara tiba-tiba di sampingnya. "cinta Ara..." lanjutnya menatap Ara.
Ara menggelengkan kepalanya, ternyata Reano tidak berubah. Ia tetaplah Reano yang merespon semua cewek bahkan menggodanya. Baru saja kemarin Ara dibuat melayang oleh cowok itu dengan kata-katanya yang terdengar tulus, tapi nyatanya... ealah jancoeg emang si Reano~haters.
Ara memilih untuk melanjutkan jalannya menuju kelas dibuntuti Reano di belakangnya. Sedangkan nasib kakak senior yang hampir saja baper karena kata-kata Reano harus mengubur dalam-dalam rasa bapernya. Ia terus menyumpah serapahi Ara dari belakang, karena kalau dari depan mana berani.
"Lion, gue minta maaf ya. Tadi tuh refleks ngomongnya." Rengek Reano, terus mengikuti langkah Ara.
Lagian nih mulut kaga bisa di rem dah, hobi banget baperin anak orang. Reano membatin, kesal dengan dirinya sendiri.
"Nggak refleks juga gapapa, kan omongan lo bullshit semua." Balas Ara. Reano langsung menghadang jalannya dan memegang kedua pundak Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fakboy Kelas Sebelah
Teen FictionWARNING 18+‼️⚠️ Banyak toxicnya & mengandung 18+ Jiwa bar-bar ga masalah, yang qalem banyak-banyak nyebut dahhh "Lo harus tanggung jawab. Udah tiga kali lo nyelakain gue!" Teriak Reano menahan kepergian Ara. "Mau apa lo?" Balas Ara to the point. Se...