13. "Menang itu punya gue"

3.1K 255 9
                                    

Suasana malam gelap begitu mencengkram. Sebuah jalanan yang ramai seakan sudah menjadi rutinitas. Suara deru kendaraan yang khas terdengar pekat oleh siapapun yang berada disana. Banyak mobil dan motor modif dari beberapa komunitas yang tak ingin melewatkan pertaruhan sengit antara dua orang ramaja itu.

Seseorang sudah siap di basecamp-nya sendiri untuk menanti kehadiran sang lawan. Cowok itu terlihat kelam dan tajam. Tidak ada senyum di wajahnya, hanya satu dua kata yang mengisyaratkan bahwa dirinya sudah siap.

Akhirnya yang ditunggu datang. Reano langsung menepikan motornya dan turun tepat di basecamp sang penantang. Ia melepas helm full facenya dan berjalan menuju seorang yang sudah menunggunya duduk menyamping di atas jok motor.

"Datang juga lo." Kata seorang itu yang tak lain adalah Adrian.

"Gue bukan loser, man." Jawab Reano santai.

Adrian hanya mengangguk kecil seolah meremehkan. "Yakin?" Katanya sembari melirik kaki Reano yang masih diperban.

Reano tau maksud Adrian, ia tersenyum miring. "Gue nggak pernah ragu-ragu nerima tantangan lo."

"Oke."

"Jadi apa tujuan lo nantangin gue? Gue rasa gue nggak ada usik urusan lo." Tanya Reano tetap tenang.

"Lo ngusik gue dengan coba ngerebut yang seharusnya jadi milik gue." Balas Adrian yang langsung membenahi posisi duduknya dan memasang helm full-facenya.

Reano mengernyit bingung, karena ia memang merasa sudah tidak ada lagi masalah dengan si penantang itu. Tapi ia tetap berbalik menuju ninja hijau miliknya, menaikinya dan memasang helm-nya demi menuruti permintaan sang lawan.

Juan, Aga dan Agi ada disana. Memberi semangat dan wejangan kepada sahabatnya itu agar berhati-hati karena untuk kali ini kaki Reano tidak dalam keadaan baik-baik saja. Reano hanya mengangguk mendengarkan ceramah dari para sahabatnya.

Motor ninja hitam dan hijau sudah siap berada di garis start. Seorang gadis seksi mengangkat bendera monochrome keatas. Reano dan Adrian saling melirik dengan tatapan sengit, bersamaan menginjak kopling masing-masing.

"Satu! Dua! Tiga!" Seru penonton bersamaan, hingga bendera monokrom dijatuhkan.

Kedua motor melaju bak pesawat jet di udara. Cepat kilat dengan suara nyaring yang khas. Riuh tepuk tangan terdengar dari banyak penonton yang menyaksikan. Juan, Aga dan Agi hanya bisa harap-harap cemas dengan keadaan kaki Reano yang baru saja membaik.

Sedangkan dua orang yang saling beradu kecepatan itu sama sekali tidak menunjukkan kekalahan karena posisi mereka yang terus sejajar. Hal itu membuat Adrian semakin dongkol karena Reano terus saja mensejajarinya. Dari dulu Ia sama sekali tidak suka dengan Reano, apapun itu alasannya.

Reano berhasil berjarak 5 meter di depan Adrian. Tapi Adrian tidak mau kalah hingga ia menaikkan kecepatan dan tanpa diduga-duga seekor kucing melintas dengan santainya membuat Adrian oleng hingga terjatuh dan kakinya tertimpa motor.

"Sial!" Pekik Adrian keras.

Reano dapat melihat Adrian yang mengalami musibah dari kaca spion, tapi yang namanya Reano,  kemenangan adalah miliknya jadi ia tidak mau tau dengan keadaan Adrian selagi ia bermain sportif.

Motor ninja hijau sampai pada garis finish di iringi sorak sorai para penonton. Selang beberapa waktu, Adrian menyusul. Ia langsung turun dan terduduk di trotoar, merasakan sakit di kakinya yang mungkin sedikit patah. Teman-temannya langsung mengerumuninya dan memberinya minum.

Reano membuka helm full-facenya. Juan, Aga dan Agi langsung menyambut Reano dengan high-five andalan mereka.

"Yoi, bro!" Seru Agi.

Fakboy Kelas SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang