40. Loser

1.6K 177 46
                                    

"Nggak ada yang lebih berharga dari cewe gue Ara."

kata Reano yang masih terngiang di pikiran Adrian. Cowok itu tersenyum masam mengingat perkataan Reano beberapa menit yang lalu sebelum balapan mulai.

Saat ini dua motor sport sudah siap menggagahi sirkuit balap tersebut. Keduanya terus melempar tatapan benci.

"Tiga.. Dua.. Satu! Yakk!" teriak gadis seksi pembawa bendera start.

Dua motor sport tersebut saling merebut posisi depan, seakan tak mau berbagi jalanan satu sama lain, tapi motor merah milik Reano selalu menempati posisi depan, ia sangat yakin akan kemenangannya hari ini. Karena sangat tidak mungkin ada yang bisa mengalahkannya.

Tidak ingin selalu dikalahkan, Adrian sebisa mungkin menancap gas, menjalankan strategi balap yang sudah ia pikir matang-matang sebelum ia menantang rivalnya itu.

Adrian sangat lihai menyalip sisi kiri yang tidak banyak space di sana, dengan sangat mengagetkan jantung raga dan jiwa ada seekor kucing liar yang entah dari mana melintas begitu saja dari sisi kanannya, sehingga membuat Reano yang melaju oleng terguling menabrak trotoar.

"BRAKKK!"

Adrian berhenti sejenak, menengok ke belakang, mengamati keadaan Reano yang kesakitan memegangi kakinya. Sama sekali tidak ada niat menolong dari diri Adrian, ia menancapkan gasnya hingga garis finish tiba.

"YAAAAA!!! PROK! PROK! PROK!" suara sorak sorai tepukan dan teriakan para penonton ketika salah satu pembalap melintasi garis finish tanpa rival di belakangnya.

Aga, Agi, dan Juan pun dibuat kaget setengah mampus tidak melihat keberadaan Reano di garis finish.

"Lah anjeng, Reano dimana bangsat?!" teriak Juan khawatir.

"Sial! Pasti disabotase nih." tebak Aga.

"Samperin Adrian cok!" sahut Agi ikut emosi.

Melepas helm dengan bangga, Adrian bertos ria dengan teman-temannya, merasa kemenangannya ini harus benar-benar dirayakan. Tapi tiba-tiba Juan datang dan mencengkeram jaket yang dikenakan Adrian.

"Dimana Reano bangsat?! Lo pasti sabotase motornya kan?!" sungut Juan.

"Lo main kotor anjeng!" sahut Agi.

Dengan muka santai Adrian melepas cengkraman Juan dari jaketnya, kemudian mengebasnya seolah jijik dengan sentuhan tangan Juan.

"Temen lo lagi sekarat, susulin." kata Adrian santai tanpa beban.

Ketiga cowok itu saling mengepalkan tangannya, gatal rasanya ingin menonjok Adrian tapi waktunya tidak pas, ada yang lebih penting dari itu semua.. Reano sekarat!

"BAJINGAN!" cetus Agi pada Adrian, yang di hina hanya tersenyum singgung.

Mengendarai mobil, ketiga cowok itu menelusuri sirkuit mencari dimana sahabatnya berada dan akhirnya menemukan Reano yang masih tergeletak mengaduh kesakitan sembari memegangi kakinya.

"Re, woi, anjirr lo kenapa bisa kaya gini sat?!" cerocos Agi setelah membantu mendirikan motor Reano.

"Parah, kakinya pasti cidera lagi." kata Juan yang langsung mengalungkan tangan kanan Reano dibantu Aga.

"Kita langsung ke rumah sakit aja, nyet." pinta Aga pada Juan.

"Gak! Anter gue ke basecamp!" tolak Reano tegas.

Fakboy Kelas SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang