©dotorijen
-Konten dewasa; 18+
Jaehyun telah melucuti seluruh pakaiannya, membuat pemuda manis dengan rasa penasarannya mau tak mau harus mengintip ke bagian bawah. Mungkin akan terdengar konyol jika ia memikirkan perbandingan ukuran milik manusia biasa dengan manusia jelmaan rubah. Tapi itulah satu-satunya pertanyaan yang kini sedang Taeyong pecahkan.
Sampai matanya melotot sempurna begitu ia mendapatkan jawaban langsung di depan mata. Tak heran jika Jaehyun menyiapkan lubricant. Milik Jaehyun sialan besarnya.
Pria dengan tubuh tegap berotot itu perlahan merunduk, siap menerjang tubuh polos yang tertidur di bawahnya. Hanya dengan ciuman saja Taeyong rasanya kewalahan, Jaehyun punya nafsu lebih dari yang ia duga. Pria itu tak sampai berhenti saat ia benar-benar kehabisan napas bahkan bibirnya terasa perih karena luka.
Taeyong mengecap bibirnya sendiri, sedikit asin namun tak terasa sakit, lecet itu malah membuatnya semakin bergairah.
"Aku mencintaimu." ujar Jaehyun sebelum wajahnya terdorong kembali untuk melumat bagian lain di tubuh sang istri.
Taeyong memberikan akses lebih dengan menengadahkan wajahnya dan membuka kaki lebih lebar. Pria yang sebenarnya ratusan tahun lebih tua darinya dengan senang hati mengambil kesempatan yang diberi Taeyong, ia tak hanya bermain dengan mulutnya, kedua tangannya juga harus mendapat tugas masing-masing.
Jaehyun menumpu beban tubuhnya dengan tangan kanan, sedangkan tangan kirinya merayap bebas dari dada sampai ke paha. Gesekan kaki dengan sprei terdengar ketika ia meremas dan mengusap paha dalam sang istri, disusul dengan lenguhan pelan yang tertahan pada bibir mungil pasangannya.
"Kau menyukainya?" tanya Jaehyun dengan napas yang memburu di leher Taeyong.
Tidak menjawab, Taeyong menarik tengkuk Jaehyun untuk memberi ciuman sedalam yang ia bisa. Pria itu mengerti akan maksudnya, nafsu yang Taeyong tunjukkan sudah menjadi jawaban akan satu pertanyaan barusan.
Jaehyun melepas lebih dulu ciuman itu, beralih cepat ke rahang dan leher si manis.
"Ssshh.." Taeyong meringis saat Jaehyun menghisap kulit lehernya, tarikan dan gigitan kecil berhasil membuat sekujur tubuhnya lemas.
"Katakan,"
Taeyong menatap ke bawah dengan kerutan di kening, mendapati kepala suaminya yang bergerak tepat di atas dada setelah bergumam demikian.
"Apa? Katakan apa?" kejar Taeyong.
Jaehyun terlihat sedang menjilati dadanya dan mengecup beberapa kali, membuat Taeyong menahan napas dan menekuk kakinya gelisah. Sesuatu di tubuhnya terangsang dengan kuat.
"Kau menginginkanku." kata Jaehyun, wajahnya terangkat untuk menemukan iris hitam sang istri.
Taeyong balas menatap dengan sayu, mendungnya terlihat semakin gelap dan tampak ada kilatan nafsu bagai sambaran petir di sana. Tanpa ragu ia membingkai wajah Jaehyun dengan kedua tangan kemudian tersenyum manis.
"Aku menginginkanmu. Malam ini kau untukku, dan aku untukmu, Jaehyun."
Tubuh Jaehyun merayap ke atas, ia menyibak helai rambut basah di dahi Taeyong lalu menciumnya dengan lembut. Berlanjut ke hidung, pelipis kiri kanan, pipi dan bibir. Kepala pria itu bergerak jauh ke bawah, menuju perut untuk memberi cumbuan di sana, naik lagi ke atas dan menghisap dadanya secara bergantian.
Jaehyun rupanya suka menjilat sebagaimana kebiasaan dari kerabat anjing dan serigala itu. Namun untung saja saat bercinta mereka tak merubah bentuk atau mengeluarkan taring. Lagi pula Taeyong tak akan sanggup jika harus bersenggama dengan makhluk semacam itu.
"Jangan terlalu kuat!" Taeyong menepuk bahu Jaehyun, memberinya isyarat agar tak menghisap terlalu kuat.
Sejenak Taeyong dapat leluasa menghirup udara ketika Jaehyun melepas mulutnya dan bergerak ke sisi ranjang, namun tak lama ia harus kembali tercekat saat melihat milik Jaehyun yang sedang dilumuri gel pelumas oleh tangan pria itu sendiri.
Taeyong kembali menjatuhkan kepalanya ke atas bantal seraya menggigit bibir kencang ketika tangan Jaehyun memegang kedua betisnya, sepasang kaki itu terbuka lebih lebar dan semakin ditekuk ketika tubuh yang lebih besar perlahan merapat kepadanya.
"Ini pasti akan terasa sakit, apa kau membutuhkan jariku—"
Taeyong menggeleng cepat, tangannya telah sigap berpegangan pada pundak Jaehyun. "Tidak, lakukan saja perlahan, aku akan menahan sebisa mungkin."
Jaehyun mengusap wajah Taeyong dan memberikan senyuman kecil sebelum mendorong genitalnya masuk ke dalam tubuh sang istri.
"Sebentar!" Taeyong tampak tercekat, dadanya naik turun dengan udara yang keluar masuk melalui mulut.
"Sakit?" Jaehyun tampak khawatir.
Taeyong mengangguk pelan, bagian bawahnya langsung terasa penuh dan perih, harus menunggu beberapa saat sebelum kenikmatan mulai merajam jiwanya.
"Tak apa, lanjutkan."
Jaehyun menyanggupi, namun ia tak mau membuat Taeyong kesakitan lebih lama lagi. Maka dalam sekali hentakan seluruh miliknya berhasil masuk, sukses membuat jeritan panjang yang disusul isakan dari si manis malam itu.
***
Taeyong tak menyangka dirinya akan sanggup bertahan sampai pukul dua pagi, bukan soal lamanya mereka bercinta atau seberapa kuat stamina yang mereka punya, tetapi pengalaman bersenggama yang ia dapatkan untuk kali pertama.
Taeyong memikirkan soal manik di dalam tubuhnya, benda itu mungkin yang punya pengaruh atas ketahanan tubuhnya.
Meski terhentak kuat di bawah tubuh kokoh sang suami atau bergerak liar di atas pangkuannya tak membuat Taeyong cepat kelelahan, kadang hal itu membuatnya merasa seperti maniak. Cara bercinta Jaehyun cukup 'liar', namun itu yang membuatnya semakin menginginkan lebih.
"Ngahh! Jae-ahh..."
Tubuh Taeyong rupanya masih terhentak di bawah sana, menerima kenikmatan yang merajam meski keringat telah bercucuran membasahi sprei navy yang kontras pada kulit tubuhnya.
"Arrghh!"
Jaehyun masih mengejar pelepasan mereka, gerak pinggulnya semakin cepat dan ia menghentak sedalam mungkin sampai menemukan titik dimana Taeyong akan menjerit dan menyebut namanya sepanjang malam.
"Aahh Jaehyun... Mmn-ahh!!"
Berhasil, ia langsung menghujam habis-habisan begitu menemukan spot manis milik sang istri. Derit ranjang bagai suara yang menyahut selain denting jarum jam. Bising dari kecipak basah dan suara cabul yang mereka keluarkan mengisi ruangan itu semalaman.
"Arrfhh-Aaahh!!" Jaehyun menggeram, dirinya telah lepas dengan keras di dalam.
"Aahhh!!" Taeyong menyusul mendapatkan pelepasannya, begitu banyak bahkan tanpa sentuhan tangan Jaehyun ataupun tangannya sendiri. Mengerikan, namun sehebat itulah malam pertamanya bersama sang suami.
Jaehyun melepas persenggamaan mereka dan lekas menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang keduanya. Ia berbaring di samping Taeyong yang masih ribut mengatur napas. Dipeluknya pemuda manis itu, hidungnya mengusal di sekitar leher untuk menghirup aroma sabun bercampur keringat yang tersisa.
"Terima kasih, sayang." Jaehyun berbisik.
Taeyong tak dapat bergerak leluasa, ia hanya mampu meraih tangan Jaehyun dan memberi usapan lembut di sana. Taeyong sangat mengantuk, namun lengket di bagian bawahnya cukup mengganggu.
Entah berapa kali mereka lepas, Taeyong hanya berharap agar manik di tubuhnya juga dapat berguna supaya besok ia tetap berjalan dengan normal.
-
To be continued...
Kesan kamu terhadap Rain Fox sejauh ini?
Sebenernya agak males buat lanjut, lihat perbandingan view dan vote yang semakin jauh.
Tolong vote. Jangan jadi pembaca gelap heyyy
Terima kasih sudah membaca.
—Jen

KAMU SEDANG MEMBACA
(✔) Rain Fox
Fanfiction[ SELESAI ] Bagaimana rasanya tinggal dan menikah bersama manusia rubah? Lee Taeyong membeli sebuah rumah di pedesaan. Namun tak disangka, ternyata rumah itu masih berpenghuni dan sosok yang tinggal di sana adalah manusia rubah berekor sembilan. - ⚠...