RF.18

26.8K 4K 258
                                        

©dotorijen
-

Konten dewasa; 18+

Taeyong menumpuk piring kotor bekas makan malam kemudian membawanya ke dalam sink. Nafsu makan Jaehyun sekarang sedang baik, pria itu menghabiskan banyak potongan sosis bakar dan untungnya ia tak suka menimbun lemak. Tiap akhir pekan dokter muda itu juga rutin berolah raga.

Setelah membersihkan perabot bekas makan, Taeyong membuka pintu kulkas, memeriksa makanan yang tersedia untuk dijadikan cuci mulut. Ia menemukan sepotong buah semangka, lagi-lagi Doyoung membawa buah itu ke rumahnya beberapa hari yang lalu. Sempat Taeyong peringatkan namun dokter itu berkata bahwa semangka yang selama ini ia bawa ke rumah adalah pemberian dari Taeil.

Taeyong akhirnya membawa sisa potongan semangka ke meja makan, memotongnya menjadi bagian lebih kecil dan menaruhnya ke atas piring.

Dilihatnya pria tubuh tegap itu sedang duduk nyaman di sofa ruang tengah, sesekali mengusap perut berototnya yang sesak oleh sosis bakar.

"Kau harus memperhatikan porsi makanmu lagi Jae, lihat perutmu!" suara Taeyong semakin keras terdengar seiring mendekatnya pemuda itu dengan satu piring potongan daging semangka.

"Kau tidak suka kalau punya suami yang gendut?" Jaehyun lekas membawa satu potong semangka di dalam piring kemudian menggigit dan mengunyahnya.

"Tidak masalah, tapi aku tidak suka jika itu berarti beresiko pada kesehatanmu."

Jaehyun menelan daging semangka yang terasa lebih manis, entah karena mulutnya masih terpenuhi lemak daging jadi rasanya sangat segar saat daging dan sari buahnya menyentuh lidah.

Tangan besarnya meraih wajah Taeyong kemudian mencium pipinya lembut. "Terima kasih."

Taeyong menaruh piring semangka ke atas meja, pemuda itu tersenyum kemudian duduk dengan nyaman di samping Jaehyun. Ia bersandar pada bahu lebar dan kokoh milik sang suami, tempatnya biasa melenyapkan rasa lelah dan penat.

"Bagaimana dengan novelmu?"

Taeyong menengadah, menatap iris kelabu milik Jaehyun. "Masih kutulis, belum mendekati klimaks, aku masih memikirkan konflik apa saja yang akan muncul di sepanjang jalan."

"Kau akan membuat cerita itu lebih rumit."

Taeyong memeluk lengan berotot suaminya sembari menjawab, "Aku tidak akan membuat cabang yang terlalu banyak, hanya beberapa yang bisa menyulut rasa penasaran pembaca sampai ke akhir cerita nantinya."

"Lalu kau sudah tahu akhir ceritanya akan seperti apa?"

Jaehyun tidak mendengar apa-apa selain hembusan napas si manis pada akhirnya. Pemuda itu menggeleng di lengannya.

"Aku belum yakin dengan akhir ceritanya."

Jaehyun menunduk, meraih helai rambut istri-nya dengan dua jari tangan. "Boleh kubaca? Siapa tahu aku bisa membantumu."

"Tidak boleh." jawab Taeyong tegas. Wajahnya terangkat, langsung mengunci iris kelabu Jaehyun dengan permata hitamnya.

Pria tampan itu tak tinggal diam, ia menarik pinggang sang istri dengan tidak melepaskan tatapan mereka.

"Baiklah, lupakan soal tulisanmu," Jaehyun mengangkat tubuh Taeyong tanpa kesulitan dan dalam sekejap pemuda itu sudah berada dalam gendongannya, "malam ini hanya tentang kita berdua."

Taeyong merangkul leher pria yang kini memegang penuh kendali dirinya. Ia sama sekali tak keberatan, bahkan sudah di hari pertama niatnya ingin menyerahkan diri kepada Jaehyun, namun pekerjaan dan prinsip suaminya sempat menjadi penghalang.

"Aku siap, aku sepenuhnya sudah siap, Jaehyun."

***

Meski Jaehyun sempat menyatakan bahwa dirinya belum pernah berkencan apalagi bercumbu sampai bermain di ranjang, tapi nyatanya ciuman yang Taeyong terima sungguh luar biasa. Raganya bergetar penuh gairah.

Jaehyun terasa ahli dalam memainkan seisi rongga mulutnya, mengecap keseluruhan bibir dan menghisap lidahnya dengan rakus sampai Taeyong harus meloloskan lenguhan keras dan meremat surai hitam milik si pria.

"Mm-ngahh.." kepala pemuda manis itu mendongkak, mencoba merebut udara selepas ciuman panas mereka.

Namun ternyata Jaehyun belum cukup sampai di sana, pria itu kembali memenuhi rongga mulut Taeyong dengan lidahnya, bergerak untuk menjilat setiap benda di dalamnya. Pria 27 tahun itu bahkan tak membiarkan setetes liur mengalir jatuh, ia menjilat dan menyesap bibir atas-bawah Taeyong bergantian.

Tangan Jaehyun merayap semakin bawah, ia mencari celah baju sang istri kemudian memasukkan tangannya ke dalam. Dingin jemari panjangnya bersentuhan dengan hangat dari tubuh pemuda di bawahnya, bergerak lambat membelai permukaan halus kulit putih si manis sampai ia menemukan dua titik paling sensitifnya.

"Nghh!"

Jaehyun melepas bibir Taeyong dengan gigitan dan tarikan kecil, merah dan bengkak akibat ulahnya.

Taeyong meremas pundak Jaehyun ketika dadanya diusap dan dicubit pelan, tubuhnya menegang dan birahinya kian memuncak.

"Lepaskan.." dengan napas tersenggal ia berbicara pelan.

"Permisi, apa?" dalam situasi yang 'genting' ini Jaehyun tetap mengambil kesempatan untuk menggodanya.

Taeyong mendesis, "Sinting. Lepaskan bajumu!"

Seringai kecil tetap terlihat meski wajahnya membelakangi lampu kamar.

Taeyong pasrah saja jika harus meladeni permainan yang lebih liar lagi. Karena bagaimanapun juga, bajunya langsung dirobek paksa sampai beberapa kancing piyamanya lepas dan terjatuh ke lantai.

-

To be continued...

Ternyata Mnya aku bagi jadi dua bab :3

Mungkin lanjutannya aku publish di jam yang sama kayak bab ini. Malam~

Terima kasih sudah membaca.
-Jen

(✔) Rain FoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang