©dotorijen
-Taeyong keluar dari kamar mandi tepat saat seseorang mengetuk pintu rumahnya. Ia harus membersihkan diri sebab bekas dari pekerjaan Jaehyun yang menempel membuatnya tak nyaman. Ia biarkan sisa air pada tubuhnya menetes ke lantai, tidak sempat mengeringkan rambut karena pintu rumah yang semakin gencar diketuk.
Setengah jam yang lalu Doyoung bicara di telepon bahwa ia akan datang berkunjung dan membuatnya lupa dengan nasib Jaehyun di kamar. Taeyong mengizinkan pemuda itu datang, asal tidak lebih dari jam delapan malam.
"Sabar, aku hanya punya dua kaki Doy." katanya sembari membuka kunci dan menarik pintu rumah.
Doyoung datang dengan keadaan terengah, belum lagi wajahnya yang lelah dan pucat. Taeyong segera menariknya masuk dan menutup pintu, ia meraba beberapa tempat di tubuh si dokter muda kalau saja ada yang terluka.
"Kau kenapa?" tanya Taeyong panik.
Doyoung menarik napas, lututnya masih terasa lemas. "Aku... Aku dikejar anjing." jelasnya dengan telunjuk yang bergerak di udara.
Taeyong tahu kalau Doyoung ini takut dengan anjing dan dia lupa memberitahu kalau di sepanjang jalan, di setiap rumah penduduk, mereka akan menemui anjing yang dirantai. Mereka sengaja dikeluarkan saat menjelang malam, asal tahu saja desa ini tak cukup aman. Ada sejarah yang cukup kelam dibalik keindahan lembah dan ladang gandumnya.
Taeyong sendiri belum tahu apa yang dulu pernah terjadi di tempat ini, ia hanya pernah mendengar bahwa setiap rumah harus memiliki penjagaan dan pilihan mereka adalah seekor anjing. Taeyong sempat meminta Jaehyun untuk memelihara satu, namun ditanggapi ringan oleh si pria tampan itu bahwa dirinya saja sudah cukup untuk menjaga satu kampung.
"Kukira apa!" Taeyong mengerang rendah. Setidaknya bukan sesuatu yang lebih menyeramkan seperti dikejar siluman rubah ekor sembilan.
"Oh, kau sudah datang?"
Dua orang yang berdiri di depan pintu menoleh, suara baru masuk ke dalam obrolan mereka. Doyoung tersenyum ramah kepada tuan rumah lainnya.
"Malam Jaehyun."
"Malam, dokter."
Taeyong berdecak, Jaehyun hanya memakai boxer. Demi Tuhan!
***
Taeyong lekas membawa potongan semangka yang dibawa Doyoung untuknya. Anak itu lupa kalau dia tidak menyukai buah tropis itu. Beruntung Jaehyun bisa menghabiskannya nanti.
"Jadi apa yang membuatmu datang kemari?" tanya Taeyong begitu ia bergabung di kursi ruang tamu.
"Melarikan diri." dokter muda itu mengambil satu cangkir kopi, menggosok permukaan porselen yang masih panas dengan raut muram.
"Siapa? Johnny?"
Doyoung mengangguk. Tidak sulit bagi Taeyong menerka apa yang terjadi karena masalah ini sudah berulang kali terjadi.
"Aku kira dia sudah melupakanmu."
"Tidak, belum. Dia pulang dari Amsterdam kemarin dan langsung menghubungiku. Aku kira dia akan tinggal di sana selamanya. Bajingan itu."
Jaehyun sendiri masih diam di tengah obrolan, hanya mendengarkan tanpa mengerti apapun.
Taeyong menelan cairan hitam itu, kemudian menatap Doyoung yang masih memutar jarinya di atas cangkir. "Jadi kau akan menginap di sini?"
"Apa!?"
Suara penuh kejutan itu keluar dari mulut Jaehyun yang sedang mengunyah daging semangka.
"Ah.. Aku hanya mampir saja, aku akan pulang setelah ini. Johnny pasti akan pergi setelah melihat rumahku kosong." Doyoung tersenyum kaku sambil mengangkat cangkir kopinya.
"Dia tetap akan menunggu di depan rumahmu sampai pagi seperti yang sudah-sudah, orang itu agak sakit." Taeyong tidak peduli jika ucapannya terdengar kejam, ia hanya mengingat kesulitan yang pernah dialami sahabatnya beberapa bulan ke belakang.
"Tidak papa, Jaehyun tidak keberatan." Taeyong menatap Jaehyun dengan senyuman lebar. Pria itu tampak frustasi dengan daging semangka yang masih menjejali mulutnya.
"Oh, baiklah. Aku akan memasak makan malam sebagai balasan." Doyoung tersenyum cerah menanggapinya.
Taeyong hanya mengangkat bahu, dia memang bisa menyerahkan urusan itu kepada Doyoung. Anak itu jago sekali memasak.
"Lagi pula aku juga ingin membahas sesuatu denganmu." Taeyong sedikit berbisik.
"Apa itu?"
"Soal pernikahanku dengan Jaehyun!"
"APA!?"
Dan lagi, Jaehyun harus tersedak daging semangka.
-
To be continued...
Taring Jaehyun memang panjang 🦊
Terima kasih sudah membaca.
—Jen
KAMU SEDANG MEMBACA
(✔) Rain Fox
Fiksi Penggemar[ SELESAI ] Bagaimana rasanya tinggal dan menikah bersama manusia rubah? Lee Taeyong membeli sebuah rumah di pedesaan. Namun tak disangka, ternyata rumah itu masih berpenghuni dan sosok yang tinggal di sana adalah manusia rubah berekor sembilan. - ⚠...