©dotorijen
-Taeyong rasanya sudah terbiasa dengan lantai rumah yang selalu berantakan dan si pelaku tampaknya sama sekali tak merasa bersalah karena telah menambah beban kerja ibunya di rumah. Walau begitu, siapa yang bisa memarahi bayi mungil usia sepuluh bulan dengan pelindung kepala berbentuk lebah yang lucu?
Minhyung masih bermain bersama Ayahnya sejak ditinggalkan mencuci oleh Taeyong tadi pagi. Urusan rumah belum selesai rupanya, padahal hanya bertambah satu anggota keluarga tapi rasanya Taeyong kewalahan.
Anaknya memang tidak rewel, namun sekali ia mengeluarkan ekornya, banyak mainan yang hancur dan barang lain berterbangan dilempar tangan kecilnya. Dan sepertinya hanya Taeyong yang merasa kesal di sini karena Ayahnya terlihat begitu bangga. Jaehyun bilang sifat Minhyung benar-benar menurun darinya.
"Jaehyun-ah!" Taeyong memanggil, kedua tangannya masih dipenuhi busa sabun dengan satu tangan memegang piring kotor.
Tidak terdengar suara dari orang yang dipanggilnya. Ini masih jam sepuluh pagi di hari minggu, Minhyung sengaja dititipkan kepada Ayahnya meski pria itu tak yakin bisa terjaga karena shift malamnya di hari sabtu.
"Jaehyun-ah! Kau sedang apa??"
Sekali lagi tidak ada sahutan, Taeyong memutuskan pergi mencari tahu sendiri apa yang sedang dilakukan Ayah-anak tersebut.
Begitu sampai di ruang keluarga, terlihat Minhyung sedang 'memodifikasi' mobil mainannya hingga terbagi menjadi beberapa bagian, sedangkan pria paling bongsor di sana sedang terlelap di atas boneka beruang besar.
Semua itu adalah pemandangan yang biasa bagi Taeyong, ia sekaligus merasa lebih bangga karena Minhyung tumbuh menjadi anak yang baik dan jarang sekali membuatnya repot. Minhyung seolah tahu jika Ayahnya sedang lelah dan tak sengaja tertidur saat menjaganya, anak itu tak sampai mengganggu apalagi menangis.
Taeyong mengusap kepala plontos putranya sebelum mencium pipi gembilnya berulang kali. "Maaf, kerjaan mama belum selesai, habis ini kita makan kue ya?"
"Mmah!" suara si kecil terdengar, dua tangannya terangkat memegang kerangka mobil mainan.
"Iya, nanti mama gendong. Minhyung sayang main dulu sebentar lagi ya?"
Setelah mengecup keseluruhan wajah sang putra, Taeyong berdiri, berjalan menuju sosok jangkung yang tengkurap di atas boneka beruang. Raut damainya seperti tak bisa diganggu, Taeyong mengerti karena Jaehyun adalah orang yang menanggung beban paling besar di rumah mereka.
Jemarinya membelai halus rambut hitam Jaehyun, mengusap pundak kokoh itu kemudian ia membungkuk, meninggalkan kecupan manis di pipi sang suami. Taeyong tersenyum kecil, Jaehyun sama sekali tak terusik.
"Nanti akan kusiapkan menu makan malam kesukaanmu." bisik Taeyong di samping wajah tampan yang setengah tenggelam pada perut boneka itu.
Setelahnya ia harus segera kembali ke dapur, melanjutkan pekerjaannya sebelum memberi Minhyung makan siang. Itulah aktivitas keseharian Taeyong yang baru, namun ia sama sekali tidak keberatan karena semua itu adalah pilihannya. Mimpi indahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(✔) Rain Fox
Fanfic[ SELESAI ] Bagaimana rasanya tinggal dan menikah bersama manusia rubah? Lee Taeyong membeli sebuah rumah di pedesaan. Namun tak disangka, ternyata rumah itu masih berpenghuni dan sosok yang tinggal di sana adalah manusia rubah berekor sembilan. - ⚠...