Bonus Chapter : Seorang Adik

22.2K 2.6K 247
                                    

©dotorijen

18+ gaess

Tiga hari yang lalu Minhyung terkena demam akibat dari perubahan kecil pada tubuhnya. Menurut Jaehyun itu adalah kejadian langka dimana seharusnya gumiho kecil akan memulai perubahan pada fisik setelah usianya lebih dari 7 tahun. Untuk seusia Minhyung, bayi itu belum kuat menahan sakit yang timbul selama perubahan.

Namun Jaehyun tak begitu khawatir karena hal ini pernah terjadi pada beberapa bayi gumiho, hanya perubahan warna mata dan taring yang keluar setelah itu akan kembali tersembunyi sampai usianya melewati 7 tahun.

Taeyong sempat menangis semalaman dan membuat Jaehyun ikut terjaga. Jelas saja sebagai orang tua ia merasa khawatir, ia takut jika nasib Minhyung kurang baik karena sudah sejak dalam kandungan pun, bayi mungil itu telah mengalami banyak kejadian pahit. Bahkan sebelum mengecap kehidupan di bumi.

Hari ini Taeyong tinggal berdua bersama Minhyung, Jaehyun baru akan pulang jam empat sore dari klinik seperti biasa. Pemilik mata hitam itu dapat kembali tersenyum setelah melihat keadaan putranya yang jauh lebih baik dari hari sebelumnya.

"Mmah!" Minhyung kecil terlihat begitu ceria, siapapun akan dengan mudah meloloskan senyuman ketika mendengar suara kecilnya.

"Apa sayang?" Taeyong menjawab di balik meja dapur, ia sedang menyiapkan susu untuk Minhyung.

"Mmm... Maa mmah!"

Taeyong tertawa, Minhyung rupanya sedang asik membuat suara dan mengucap beragam kata abstrak. Giginya bertambah satu dan jumlahnya sekarang menjadi lima, Taeyong dapat melihat bagaimana Minhyung tumbuh dengan baik dan sehat.

"Minhyungie, mama akan memasak makan malam, setelah minum susu main dulu bersama rubby ya?"

Yang dimaksud Taeyong adalah boneka rubah kesayangan putranya, Minhyung suka sekali memeluk boneka yang khusus dibeli sang Ayah ketika gigi pertamanya muncul. Boneka itu akhirnya diberi nama rubby untuk membedakan dengan boneka rubah dan boneka hewan lainnya.

Seolah mengerti, Minhyung hanya memberi tawa kecilnya kepada sang Ibu.

"Anak manis." Taeyong terkekeh sambil berjalan menuju putranya dengan sebotol susu.

Tangan kecil Minhyung terangkat, kaki-kaki kecilnya yang menggantung di atas baby walker bergerak naik turun menghentak lantai, bayi itu terlihat begitu senang.

"Kau memang punya nafsu makan yang besar seperti Ayahmu." ucap Taeyong, telunjuknya mencolek ujung hidung Minhyung.

Begitu botol susu didekatkan, sepasang tangan mungil itu langsung menggapai tangannya. Taeyong menatap mata jernih putranya dalam perasaan teduh dan hangat. Tidak ada cinta yang lebih besar dari cintanya untuk sang putra.

***

Taeyong rasa Minhyung terlalu lelah berjalan mengitari rumah dengan baby walker-nya selama sore tadi, anak itu benar-benar lincah sampai Taeyong harus lebih sigap ketika baby walker-nya akan menabrak benda apa saja di dalam rumah. Bayi gumiho memang berbeda, bayinya istimewa.

"Mau tambah?"

Taeyong menunduk untuk melihat wajah suaminya yang kini sedang tertidur di atas pangkuan.

Jaehyun selesai menghabiskan puding cokelat buatan Taeyong dan lidahnya ternyata tak menolak rasa manis itu. Dalam dekade terakhir, ia memang sudah terbiasa dengan makanan olahan manusia namun tidak dengan bahan dasar sayuran, Jaehyun masih sulit mencernanya.

(✔) Rain FoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang