[ SELESAI ] Bagaimana rasanya tinggal dan menikah bersama manusia rubah?
Lee Taeyong membeli sebuah rumah di pedesaan. Namun tak disangka, ternyata rumah itu masih berpenghuni dan sosok yang tinggal di sana adalah manusia rubah berekor sembilan.
-
⚠...
Jaehyun membawa Taeyong ke pusat kota, jaraknya dari desa memang tak terlalu jauh, hanya menempuh waktu setengah jam dengan jalan raya tanpa hambatan.
Mereka pergi untuk membeli beberapa kebutuhan rumah tangga, seperti perabot dapur yang diidamkan Taeyong dan dekorasi rumah untuk mengubah suasana di dalam agar terlihat lebih hidup dan nyaman. Karena memang untuk tempat tinggal pasangan muda seperti mereka, rumah mereka terlalu sederhana dan kosong.
Di dalam mall yang luas, mereka dapat menemukan segala macam perabot dan barang yang sekiranya akan dibutuhkan untuk kehidupan baru mereka. Seperti Jaehyun, pria itu dengan tidak sabar mengajak Taeyong ke tempat pakaian bayi. Pemuda manis itu tampak malu-malu untuk masuk ke dalam dengan keadaan pasrah diseret oleh Jaehyun.
"Tapi Jaehyun..." Taeyong sebenarnya tergiur dengan bentuk dan ukuran dari baju-baju itu. Mereka sangat lucu. Tapi rasanya terlalu cepat untuk memiliki beberapa di antaranya.
Tepat satu minggu setelah pernikahan yang berlangsung di dalam Gereja, meski sempat ragu karena Taeyong pikir Jaehyun adalah seorang tanpa keyakinan, ternyata pria itu sudah sepuluh tahun menjadi seorang kristiani mengikuti kepercayaan orang yang selama ini merawatnya dan mengangkatnya menjadi seorang anak.
Nenek Kim adalah satu-satunya keluarga Jaehyun selain Jisung. Nenek yang dulu memberinya sekeranjang buah persik dan menunjukkan ramalan dari kartu tarot. Sekarang Taeyong lebih dekat dengannya berkat ikatan yang mereka buat setelah mengucap janji suci.
Jaehyun juga telah mewujudkan keinginan Taeyong tentang seribu mawar putih, dibantu Doyoung dan teman dekatnya Moon Taeil, pemuda pemilik toko buah di desa. Mereka mengumpulkan mawar itu selama satu minggu, dari tiga tempat berbeda karena kelangkaan. Namun pada akhirnya mereka berhasil dan membuat Taeyong menangis selama upacara sakral itu berlangsung.
Taeyong merasa beruntung, selain pengertian, ternyata Jaehyun juga pria yang sopan. Ia belum berani menyentuh Taeyong sekalipun pemuda manis itu telah sah menjadi istri-nya secara hukum dan agama. Sebenarnya Taeyong sudah siap untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang istri, namun ia malu jika harus berkata langsung.
Dan Jaehyun nyatanya tetap pada prinsip tidak akan melakukan apapun sebelum mendapat izin. Sisi polos pada pria itu yang dapat Taeyong lihat.
Jaehyun tersenyum, ia melihat merah muda itu muncul lagi di wajah sang istri. "Aku tahu, tapi aku ingin melihatnya sebentar, boleh?"
Mendengar itu, sebagian dari hatinya seperti ditoreh benda tajam. Keyakinan untuk cepat-cepat mewujudkan keinginan Jaehyun menjadi seorang Ayah semakin kuat.
Taeyong menyentuh tangan sang suami dengan senyum tulus yang terpatri. "Boleh, kita lihat apa yang kau dapatkan minggu depan selain baju bayi."
Jaehyun membutuhkan beberapa detik untuk memahami itu dan ia lekas menutup mulut dengan punggung tangan agar tak menjerit dan mempermalukan diri di tengah keramaian.
Ia menyusul Taeyong ke dekat rak baju, memeluk pinggang pemuda itu dan berbisik di telinganya. "Malam ini?"
Taeyong menunduk, beberapa orang melihat ke arahnya.
"Terserah, tapi bisa kau menjauh sedikit, orang-orang memperhatikan."
"Oh, baiklah."
Jaehyun menjauhkan wajahnya yang semula berada di ceruk leher Taeyong, ganti dengan melingkarkan tangannya pada pinggang si manis, mengusapnya perlahan sebelum mendapat pukulan ringan di tangan.
"Diam, Jaehyun!"
***
"Tiba-tiba aku menginginkan spageti dan sosis bakar." ujar Jaehyun setelah menghempaskan dirinya ke atas sofa dengan cucuran keringat di dada.
Pria itu langsung membongkar gudang di loteng rumah, menjadikannya kamar kecil yang cocok sebagai tempat bersantai siang dan malam hari.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Taeyong yang baru selesai menyeduh sirup nanas di dapur mendengarnya kemudian memeriksa isi kulkas. Kebetulan apa yang mereka beli adalah sosis dan bermacam olahan daging. "Baiklah, spageti dan sosis bakar untuk makan malam!"
Sejauh ini Taeyong belum menemukan selera makan Jaehyun yang aneh-aneh, dia kira jelmaan rubah itu suka memakan daging buruan seperti rusa atau babi liar.
"Aku mandi dulu sayang!" pria itu balas berteriak dari ruang tengah dan terdengar pintu terbuka dan tertutup setelahnya.
Taeyong menahan malu mendengarnya, ia belum terbiasa jujur saja.
Ada satu lagi kresek belanjaan yang belum ia buka, setelah memeriksa barang yang terbungkus di dalamnya, Taeyong mengeluarkan satu per satu dan ternyata itu semua milik Jaehyun.
"Apa ini?"
Taeyong memutar benda asing di tangannya, baru pertama kali ia lihat, bentuknya seperti botol sampo.
"Lubricant." Taeyong menganga setelah membaca tulisan kecil di bawah label kemasan. "Oh ya Tuhan..."