Tengnong...
Bel rumah Dira berbunyi beberapa kali, yang memijit bel sangat tidak sabaran, dia memijit bel beberapa kali sampai membuat telinga Dira pusing.
Dira membuka pintu, ternyata dihadapan nya ada Arvin membuat ia mendengus kesal.
"Ngapain lo kesini?" ketus Dira.
"Mau ngajakin lo keluar"
"Kemana?"
"Banyak omong lo, mending lo ganti baju gue tunggu disini"
Selang beberapa menit, Dira turun dengan mengenakan sweater abu-abu dipadukan dengan jeans hitam semata kaki serta sepatu sneaker putih.
"Ayo vin" ucap Dira dari arah pintu.
"Lo udah ijin sama bunda?"
"Udah tadi, kata bunda boleh kok tapi pulangnya jangan kemaleman"
Setelah mereka masuk kedalam mobil Arvin, dan pergi meninggalkan rumah. Tak lama mobil Arvin sampai dipasar malam membuat keduanya turun dari dalam mobil.
Ramai. Itulah yang saat ini keduanya lihat, banyak anak muda yang bersama pasangannya, menambah kesan romantis dipasar malam ini.
"Lo ngajakin gue ke pasar malam?" tanya Dira.
"Iya, lo gak keberatan kan, atau kita mau pergi aja dari sini"
"Udah gapapa, lagian gue gak keberatan kok" ucap Dira.
"Gue mau naik bianglala Vin" lanjut Dira sambil tersenyum.
Arvin mengernyit bingung, biasanya kalo diajak naik bianglala Dira selalu nolak dengan berbagai alasan. "Lo yakin?" tanya Arvin ragu.
"Yakinlah, kan sekarang gue udah gede Vin. Ayo ah!" Dira menarik paksa tangan Arvin.
Arvin membeli tiket masuknya, lalu mereka mulai naik. Perlahan bianglala itu sampai dipuncak, dan berhenti karena ada yang naik lagi. Dira menyenderkan kepalanya pada bahu Arvin dan menikmati semilir angin malam yang menerpa wajah cantiknya.
"Gue baru tau kalo naik bianglala bakal seindah ini" ucap Dira yang melihat pemandangan kota dari atas bianglala.
"Baru nyadar lo? Makanya pas dulu gue ajak itu mau"
"Lo kan tau dulu gue kaya gimana" ucap Dira sambil mencubit lengan Arvin kesal.
"Sakit Ra!" ujar Arvin mengaduh kesakitan.
Tak terasa sudah 15 menit mereka naik bianglala, dan kini sudah berhenti. Keduanya turun, lalu mulai menaiki berbagai macam wahana yang ada disana seperti ombak banyu dan kora-kora.
"Mau main apa lagi, hm?" tanya Arvin lembut.
"Lempar gelang aja, tapi lo yang main yah dan harus menang biar dapat boneka. Ayo Vin!"
Dira sebenernya belum puas, entah kenapa ia ingin menghabiskan malam ini penuh kebahagiaan, jarang-jarang Arvin membawanya ke pasar malam.
Arvin hanya menurut saja, cowok itu membeli beberapa gelang pada penjualnya. "bang kalo mau dapetin boneka, gelangnya harus masuk berapa?"
"Tiga mas"
Arvin mengangguk paham lalu mulai melempar gelang pertamanya, berhasil. Gelang kedua meleset, dan lemparan ketiganya meleset. Tapi tak apa, masih ada dua gelang lagi dan...ya, Arvin berhasil memasukan kedua gelang tersebut.
"Yeay!" heboh Dira saat Arvin berhasil.
Arvin tersenyum lalu mengacak rambut Dira gemas. "Ini mas bonekanya"
"Makasih"
Arvin langsung memberikannya kepada Dira, "gede banget bonekanya, lucu gue suka. Makasih ya Vin" ucap Dira senang sambil memeluk boneka itu erat.
"Sama-sama, tapi yang ngasihnya gak mau lo peluk nih" goda Arvin sambil terkekeh.
"Gak" ketus Dira.
"Yaudah sekarang kita cari tempat duduk, gue capek, li juga sama kan? Sekalian kita beli minuman"
"Ayo!"
Mereka duduk dibangku, sambil membawa satu botol air mineral dan satu botol minuman rasa strawberry.
"Vin beli harum manis dong" pinta Dira.
"Gak Ra" ucap Arvin tegas.
Dira yang mendengar itu mendengus pasrah, apa salahnya dia ingin membeli harum manis saja tidak boleh. Menyebalkan.
"Udah puas mainnya?" tanya Arvin lembut.
"Banget, makasih ya malam ini gue bahagia"
"Makasih mulu, itu udah tugas gue dari kecil buat bikin li bahagia"
Senyum merekah terbit dibibir Dira, ia senang saat Arvin mengucapkan kalimat itu padanya. Dan malam ini adalah malam yang menurutnya penuh kebahagiaan.
***
Drtt, drtt
Ponsel seorang gadis yang terus bergetar sedari tadi.
Membuat gadi itu mengambil ponselnya yang berada diatas meja dengan malas.
Cecans (5)
Dilihatnya 5 pesan yang ternyata dari grupnya.
Cecans
KeishaAndta :
Besok temenin gue cari sepatu ya.CiaRslie :
Oke Cia temenin.KeishaAndta :
Dira mana nih?CiaRslie :
Dira yuhuu.KeishaAndta :
Dirr.Kebiasaan kedua sahabatnya adalah suka menspam pesan jika orang itu tidak segera membalas pesannya.
DiraMhwri :
Berisik deh lo pada.CiaRslie :
Lagian lo balesnya lama banget.KeishaAndta :
Besok temenin gue ya? Cia udah mau, tinggal lo nih.DiraMhwri :
Iya Kei iya. Mau berangkat jam berapa?KeishaAndta :
Jam 10, nanti gue sama Cia ke rumah lo.
Dan lo Cia jangan lama dandannya!CiaRslie :
Iya Kei, Cia gak lama kok.DiraMhwri :
Oke. Gue tunggu.KeishaAndta :
Oke.CiaRslie :
Oke.Read
Setelah membaca pesan yang dikirimkan kedua sahabatnya, Dira meletakan ponselnya diatas nakas, dan langsung menghempaskan tubuhnya diatas kasur empuknya, dan memasuki alam mimpi indahnya.
🥀🥀🥀
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDIRA [SELESAI]
Teen FictionTentangku tentangmu sempat tertulis di kertas yang sama. Namaku namamu pernah Tuhan satukan dalam skenario yang kita perankan. Rasamu rasaku pernah saling mengisi kekosongan. Meski tak pernah terucap, namun bisa dirasakan. Bukankah semua itu menyiks...