Mentari mulai menampakan dirinya. Keadaan yang gelap sudah berganti dengan terang. Ayam-ayam pun mulai berkokok untuk membangunkan semua yang terlelap.
Sama seperti gadis yang saat ini sedang terlelap. Perlahan ia mengerjapkan matanya, lalu bangkit menuju kamar mandi yang terdapat pada kamarnya.
Selesai mandi, gadis tersebut memakai seragam dari sekolahnya. Tepat setelah ia siap, seseorang mengetuk pintu kamarnya sambil menyerukan namanya. Tanpa menjawab apapun, gadis tersebut melangkah menuju pintu kamarnya. Pintu terbuka, menampilkan seorang wanita paruh baya yang langsung menyuruh gadis tersebut untuk turun ke bawah.
"Sarapan dulu sayang. Setelah itu, baru berangkat sekolah" ucap wanita paruh baya itu yang merupakan bundanya.
"Bunda kapan pulang?" tanya Dira.
"Kemarin malem, pas kamu udah tidur" jawab Ambar dan Dira hanya ber'oh' ria.
Sesampainya di meja makan, Dira mulai menyantap makanan yang sudah tersedia. Beberapa menit kemudian, ia menyudahi sarapannya.
"Bun Dira berangkat ya, Assalamualaikum" teriak Dira pada sang bunda.
Dira melangkahkan kakinya ke arah pintu rumah, saat pintu sudah terbuka sempurna terlihat seorang laki-laki yang sudah bertengger diatas motor sportnya.
"Ngapain lo disini?" tanya Dira saat sudah berdiri tepat di hadapannya.
"Iya mau jemput lo lah, lo kira gue mau minta sedekah" ucap Arvin sarkastik.
"Buruan naik!" lanjut Arvin.
Mendengar itu Dira buru-buru naik ke atas motor sebelum tanduknya mulai muncul, pagi-pagi sudah kena omelan pedas padahal dirinya hanya bertanya.
Saat sudah sampai di sekolah Dira segera turun dari atas motor, sambil menyerahkan helmnya kepada Arvin.
"Lo duluan aja, nanti gue nyusul" ucap Arvin dengan datar dan langsung melenggang pergi.
Dira menganggukan kepalanya mendengar ucapan Arvin yang seperti moodnya sedang buruk. Baru saja ingin melangkahkan kakinya menuju ke dalam kelas, niatan Dira pun di urungkan, karena seseorang memanggilnya.
"Dira!!" teriak seorang gadis, sambil berlari menuju ke arah Dira.
"Cia mana? Kok lo sendirian?" tanya Dira, setelah Keisha sampai di hadapannya.
"Gak tau, belum berangkat kayanya" jawab Keisha.
"Eh lo berangkat sama siapa? Tadi gue liat di parkiran gak ada mobil lo?" lanjut Keisha bertanya.
"Sama Arvin"
Keisha mengedarkan pandangan mencari sosok yang di ucapkan sahabatnya. "Arvin? Kok dia gak ada disini?"
"Pergi, tapi gak tau kemana. Dia nyuruh gue duluan" ucap Dira membuat Keisha hanya mengangguk paham.
"Duduk sini, mumpung belum bel" ajak Keisha kepada Dira untuk duduk dikursi panjang di depan kelas Dira.
"Emm Dir. Gue mau tanya" ucap Keisha ragu-ragu.
"Tanya apa?"
"Lo ada perasaan gak sama Arvin?" tanya Keisha.
"Gak ada, emang kenapa?"
"Gapapa sih, cuma aneh aja"
"Aneh kenapa?" tanya Dura bingung.
"Iya lo kan sahabatan sama Arvin udah dari kecil masa lo gak ada perasaan sih sama dia. Yang gue tau iya kalo ada cowok sama cewek sahabatan dari lama pasti diantara mereka ada perasaan suka" jelas Keisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDIRA [SELESAI]
Fiksi RemajaTentangku tentangmu sempat tertulis di kertas yang sama. Namaku namamu pernah Tuhan satukan dalam skenario yang kita perankan. Rasamu rasaku pernah saling mengisi kekosongan. Meski tak pernah terucap, namun bisa dirasakan. Bukankah semua itu menyiks...