Di dalam sebuah mobil terlihat seorang gadis yang terus saja mengetukan jarinya berulang kali, sudah satu jam lamanya gadis itu menunggu seseorang yang di tunggunya.
Nara, iya gadis itu adalah Nara. Ia tersenyum miring saat melihat Arvin, orang yang sudah ia tunggu sejak tadi. Nara sudah tidak sabar lagi untuk memulai aksinya.
DiraMhwri :
Datang ke jalan M****** sekarang! Kalo lo ingin Arvin selamat.Nara mulai melajukan mobilnya dengan kencang, senyum iblis mulai terbit di bibirnya. Kini mobilnya sudah hampir menabrak Arvin yang menjadi sasarannya kali ini.
Brukk
Setelah sekian lama Nara selalu menunggu momen ini, akhirnya semua keinginannya sudah tercapai. Nara sudah mencelakai Arvin yang memang sudah ia rencanakan dari dulu, mungkin nanti malam ia akan mengadakan pesta bahagia nya.
Nara menatap kaca spionnya untuk melihat Arvin yang mungkin sudah mati disana. Nara mengernyitkan dahinya saat yang ia lihat justru seorang gadis yang di kenalnya kini sudah berlumuran darah.
"Shit" umpatnya dalam hati.
Ternyata dirinya salah mengira, ia kira dirinya akan tepat sasaran. Tetapi justru Dira lah yang ternyata ia tabrak. Nara tersenyum miring meskipun ia salah sasaran, tetapi gadis itu juga termasuk seseorang yang di bencinya.
Perhatian Nara terus tersita pada kaca spion hingga tidak melihat dari arah yang berlawanan ada sebuah truk.
Tinnn... tinnn... tinnn...
Suara klakson itu menyadarkan Nara, matanya membulat saat mobilnya sudah mendekat. Nara membanting stirnya namun terlambat, mobilnya sudah di hantam dan berguling-guling. Asap mengepul keluar dari depan mobil.
Pintu mobil terbuka dan kepala Nara terbentur keras bahkan pelipisnya, hingga darah mengalir sangatlah banyak.
Sebuah bayangan terlihat, memperlihatkan tentang kejadian dimana ia memperlakukan Dira dengan begitu jahat.
Bagaimana ia sudah memfitnah Nara dengan sebuah foto, yang sama sekali tidak ada benarnya. Yang sudah membuat semua orang bahkan sahabatnya membenci Dira yang sama sekali tidak bersalah. Bahkan ia sudah mencelakainya sebagai bentuk balas dendam untuknya, dan lagi-lagi Dira tidak bersalah sama sekali.
Bayangan itu membuat Nara menangis terisak, mungkin ini memang karmanya, karma yang harus ia terima atas perbuatannya sendiri.
"Maafin gue Dir hiks... Gue menyesal untuk semuanya" Nara berjanji pada dirinya sendiri jika ia selamat dari kecelakaan ini, ia akan meminta maaf dan menyesali semuanya pada Dira.
Kesadaran Nara mulai menghilang, semuanya berubah gelap dan ia pingsan.
***
Brakk
Seorang lelaki mematung melihat itu semua. Truk yang menabrak dengan keras sebuah mobil sampai membuat mobil tersebut terguling. Tubuhnya lemas, nafasnya memburu. Beberapa menit ia terdiam, hingga akhirnya kesadarannya mulai pulih. Dengan segera ia menuju mobil tersebut yang sudah banyak di kerubungi itu.
Lelaki tersebut menerobos kerumunan itu tanpa peduli jika yang ditabrak akan marah. Ia kembali mematung kala melihat tubuh penuh darah dari seorang gadis di dalam mobil tersebut.
Ia menggelengkan kepalanya tak percaya. Perlahan, ia mendekati tubuh penuh darah itu. Bibirnya bergetar, matanya pun mulai memerah.
Lelaki tersebut masih terus memandangi tubuh bersimbah darah itu sampai akhirnya datang petugas rumah sakit dan membawa gadis itu. Ia mengikuti petugas itu yang membawa korban menuju rumah sakit. Kecelakaan yang terjadi tidak jauh dari sekitar rumah sakit membuat petugas datang lebih cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDIRA [SELESAI]
Teen FictionTentangku tentangmu sempat tertulis di kertas yang sama. Namaku namamu pernah Tuhan satukan dalam skenario yang kita perankan. Rasamu rasaku pernah saling mengisi kekosongan. Meski tak pernah terucap, namun bisa dirasakan. Bukankah semua itu menyiks...