Tok...tok...tok...
Suara ketukan pintu terus menggema sedari tadi. Waktu sudah menunjukan pukul 06.30 WIB, tetapi seorang laki-laki masih tertidur pulas dengan selimut yang menutupi seluruh badannya.
"BERISIK!!" teriaknya dengan mata masih tertutup.
"Den, den Arvin bangun den. Sudah pagi" teriak bi Sarti pembantunya dari luar kamarnya.
"Masih ngantuk bi"
"Den Arvin tidak sekolah? Ini sudah setengah tujuh"
Mendengar ucapan bi Sarti pun Arvin langsung membuka matanya lebar-lebar, dan beranjak dari tempat tidurnya. "Bibi kenapa Arvin baru dibangunin sih" teriaknya sambil mengambil handuk yang tergantung di dekat pintu kamar mandinya dan segera masuk ke kamar mandinya.
Arvin menyesal gara-gara semalam dirinya tidak bisa tidur karena memikirkan kedua orang tuanya, membuat ia kesiangan seperti ini. Baru pertama kali seumur hidupnya ia bangun sesiang ini, semoga gak telat, pikirnya.
Mendengar teriakan tuan mudanya dari dalam kamar, bi Sarti hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum tipis. Pasalnya, baru ini Arvin bangun siang.
Tak membutuhkan waktu lama, Arvin sudah selesai mandi, ia pun langsung berganti pakaian dengan seragam sekolahnya dan segera berangkat ke sekolah.
"Den Arvin, sarapan dulu" teriak bi Sarti dari dalam dapur.
"Udah telat bi, Arvin sarapan di sekolah aja" jawabnya kepada bi Sarti.
Arvin segera memakai helm full facenya dan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan yang padat.
15 menit telah berlalu, jarak rumah Arvin dengan sekolahnya tidak begitu jauh. Ia bisa saja sampai dengan cepat jika tidak terjebak macet.
Keberuntungan masih memihak padanya, baru saja gerbang sekolahnya akan ditutup. Ia segera melaju cepat melewati sang satpam yang sempat terkejut karena hampir saja beliau tertabrak jika tadi dia tidak sempat minggir.
Arvin melepaskan helmnya dan turun dari atas motornya, berlari dengan kencang menuju kelasnya. Koridor belum sepenuhnya sepi, masih ada siswa-siswi lain yang sekedar duduk bercengkrama padahal jam masuk sudah berbunyi. Keringat mulai membasahi wajah tampannya walau begitu tidak membuat ia kelihatan jelek justru menambah kesan sexy. Kaum hawa yang melihatnya memekik histeris melihat betapa sexy nya makhluk ciptaan Tuhan, membuat semua orang sibuk dengan ponselnya masing-masing untuk mengabadikan momen langka ini.
Saat sampai di depan kelasnya ia melihat pintu kelas tertutup rapat sambil menstabilkan nafasnya. Arvin menghela nafas dalam-dalam sambil membuka knop pintu perlahan, dirinya sungguh takut jika ada guru di dalam mengingat hari ini pelajaran guru terdatar.
Sedangkan di dalam kelas yang mendengar knop pintu terbuka menahan nafas takut, mereka berasumsi bahwa itu pak Bambang guru paling datar di sekolah ini. Setelah pintu terbuka sempurna semua murid terdiam melihat sesosok lelaki tampan yang sedang tersenyum canggung, semua seisi kelas belum ada yang tersadar sama sekali dari keterkejutannya hingga suara berat menyadarkan mereka.
"Selamat pagi teman-temanku, kok pada bengong?" ucap Arvin memasuki ruang kelasnya.
Sadar akan ucapan Arvin mereka semua menghela nafas lega ternyata bukan pak bambang yang datang melainkan Arvin teman sekelasnya. Seakan tau apa yang ada dipikiran mereka membuat Arvin terkekeh, ternyata tidak hanya dirinya yang takut tetapi teman-temannya juga.
"Woyy Vin, lo bikin takut kita semua tau gak" kesal Bisma yang ia kira pak Bambang yang masuk.
"Anjing lo Vin! Jantung gue sampe berdebar gara-gara lo buka pintu" sewot Tomi sambil memegang dadanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARDIRA [SELESAI]
Teen FictionTentangku tentangmu sempat tertulis di kertas yang sama. Namaku namamu pernah Tuhan satukan dalam skenario yang kita perankan. Rasamu rasaku pernah saling mengisi kekosongan. Meski tak pernah terucap, namun bisa dirasakan. Bukankah semua itu menyiks...