Chapter 16

187 16 0
                                        

Dira berjalan di koridor sekolah yang masih sepi, ia datang kepagian sekarang gara-gara Kenzo yang telah mengerjai dirinya.

"Awas aja nanti gue bales, seenaknya ngerjain gue" Dira terus saja menggerutu, ia terus mengingat bagaimana kejamnya Kenzo yang membuat dirinya kesal. Saat sedang enak-enaknya tertidur ia dikejutkan oleh Kenzo yang membantingnya di bathtub kamar mandi.

Dira terlalu fokus dengan kekesalannya pada Kenzo sampai tidak sadar ia menabrak seseorang yang muncul saat dirinya akan berbelok  hingga Dira menabrak dada bidangnya.

Brukk

Dira terjatuh dengan posisi pantatnya yang mencium lantai terlebih dulu. "Huwaa!! Bokong gue" teriak Dira sambil meringis kesakitan.

"Eh, lo gapapa?" tanya lelaki yang sudah berjongkok di hadapan Dira.

Dira mengangkat pandangannya ke arah seseorang yang ia tabrak. Ternyata Dira menabrak seorang lelaki tampan dengan tubuh atletis dan rambut agak kecokelatan membuat Dira mengerjapkan matanya berulang kali.

"Gapapa gundulmu, lo gak liat gue jatuh gak etis banget" ketus Dira kesal membuat lelaki tersebut tersenyum tipis melihat Dira yang kesal padanya.

"Sorry, ayo gue bantu" ucapnya sambil mengulurkan tanganmu yang disambut uluran oleh Dira.

"Makasih" Dira berjalan meninggalkan lelaki itu, tetapi tiba-tiba lelaki itu menahan lengan Dira.

"Lo bisa anterin gue ke ruang kepala sekolah?" tanya lelaki itu dan dibalas anggukan oleh Dira.

"Anak baru?" tanya Dira balik.

"Iya, gue pindahan dari Bandung" ucapnya sambil tersenyum.

"Gak nanya" jawaban ketus Dira tidak membuat lelaki itu tersinggung.

Dira segera berjalan mendahului lelaki tersebut, membuat lelaki itu langsung menyamakan langkahnya. Mereka berjalan melewati koridor yang sudah semakin ramai oleh siswa-siswinya. Akhirnya Dira dan lelaki itu sampai di depan pintu yang terdapat papan nama bertuliskan ruang kepala sekolah.

"Udah sampe, gue pergi dulu" baru saja Dira mau melangkahkan kakinya lengannya kembali di tahan lagi oleh lelaki itu. Dira membalikan tubuhnya menatap lelaki yang kini sedang tersenyum ke arahnya.

"Gue Elvan Syahreza, panggil aja Elvan, Epan, atau Reza juga boleh serah lo pokoknya. Emm apa lagi sayang, beb, ayang itu sih boleh banget" Elvan menjulurkan tangannya sambil menampakan deretan gigi putihnya.

"Aneh! Gue Anindira Maheswari. Panggil Dira aja" ucap Dira sambil menjabat tangan Elvan.

"Makasih Dir" ujar Elvan tersenyum tulus.

Dira berjalan meninggalkan Elvan, baru dua langkah ia berjalan sebuah suara memanggilnya membuat ia kesal setengah mati.

"Dir" panggil Elvan.

"Apa lagi sih Van. Lo udah tiga kali buat gue gak jadi pergi! Satu kali lagi lo dapat piring" dengus Dira kesal yang malah membuat Elvan terkekeh.

"Istirahat kantin bareng iya! Gue traktir deh"

"Iya" ucap Dira dengan malas dan langsung pergi meninggalkan Elvan.

"Bye Dir, nanti istirahat jangan lupa yah" teriak Elvan saat melihat Dira yang sudah menjauh.

"Lucu juga" batin Elvan dalam hati.

Dira melangkah masuk ke dalam kelasnya ia melihat ketiga sahabatnya yang sedang mengobrol.

"Woii, pagi-pagi udah ngerumpi. Kaya cewek aja" ucap Dira setelah mendudukan dirinya.

"Anjir, ngagetin aja lo" ujar Davi membuat Dira terkekeh.

ARDIRA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang