Jangan lupa vote dan komen😘
Ketiga laki-laki tampan dan seorang gadis cantik sedang menempati tempat duduk yang ada di sekitar kantin sambil menyantap makanannya masing-masing. Selang beberapa menit, kedua orang gadis datang menghampiri mereka sambil mengagetkan keempat remaja itu.
"Dorrr" kaget kedua gadis itu dengan suara lantangnya.
"Anjing" umpat Damian sambil mengelus dadanya terkejut.
"Uhuk....uhuk.... air woy air" ujar Davi tiba-tiba.
"Nih" ucap Dira menyodorkan air minum.
"Anjir ya lo berdua datang-datang bikin gue keselek aja" sahut Davi tak terima.
"Hahaha" tawa kedua gadis itu yang tak lain adalah Keisha dan Cia sahabat Dira.
"Ya lo nya aja yang lebay" sinis keisha sambil meredakan tawanya.
"Iya nih Davi mah lebay" ujar Cia dengan muka yang membuat semua orang geli melihatnya.
"Heh telolet lo kalo ngomong biasa aja dong, mau gue jahit tuh mulut" sewot Davi pada Cia.
"Davi mau ke toilet? Yaudah kalo mau ke toilet tinggal kesana. Kenapa harus jahit mulut Cia, aneh deh Davi" ucap Cia dengan polosnya.
"Susah ya kalo ngomong sama orang agak bolot, bikin emosi aja"
Sedangkan yang lain cuma melihat adegan adu mulut mereka berdua seraya menahan tawa, yang mana satu agak bolot satunya gak mau ngalah.
Tidak heran bagi mereka melihat keduanya selalu adu mulut jika sudah bertemu, tapi jangan salah mereka juga bisa akur kok.
Saat masih ingin bercanda gurau bel tanda selesainya istirahat telah berbunyi, membuat keenam remaja itu mau tidak mau bangkit dari tempat duduknya meninggalkan kantin menuju kelas masing-masing.
Saat dikoridor mereka terpaksa harus berpisah mengingat Keisha dan Cia yang tidak sekelas dengan mereka. Arvin dkk dan Dira masuk XI IPA 1, pasti kalian bingung kenapa Damian dan Davi bisa masuk kelas IPA 1.
Walaupun mereka sedikit gak waras dan urakan tidak membuat keduanya menjadi bodoh, dengan otaknya yang pintar hasil dari gen kedua orang tuanya membuat mereka tetap pintar meski tanpa mendengar penjelasan guru. Tetapi tetap saja keduanya kalah dengan Arvin dan Dira.
Berbeda dengan Keisha dan Cia mereka masuk XI IPS 3 dengan mengandalkan otak mereka yang pas-pasan. Walaupun begitu tetapi tidak membuat keduanya malas belajar, mereka berdua selalu berusaha untuk mempertahankan nilai mereka.
***
Seorang pria tua dengan seragam khas guru dan membawa beberapa buku sudah datang dan memasuki kelas XI IPA 1.
"Selamat siang anak-anak" ucap pak Arif selaku guru fisika. Beliau tidak suka ada anak muridnya yang tidak mendengarkan pelajarannya ataupun tidur disaat jam pelajaran sedang berlangsung. Dan tidak akan tanggung-tanggung dalam memberi hukuman kepada anak muridnya.
"Siang pak" jawab semua murid.
"Baik sekarang bapak akan melanjutkan materi yang kemarin"
Disaat jam pelajaran berlangsung sudah hampir satu jam setengah membuat semua murid hanya menghela napas pasrah, tidak sedikit dari mereka yang berpura-pura mendengarkan apa yang dijelaskan olehnya karena mereka tidak ada yang berani melawan beliau.
Banyak siswa maupun siswi yang mencoret coret bukunya seolah mereka tengah menulis materi yang disampaikan pak Arif, ada juga yang menahan kantuknya demi tidak dihukum olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDIRA [SELESAI]
Teen FictionTentangku tentangmu sempat tertulis di kertas yang sama. Namaku namamu pernah Tuhan satukan dalam skenario yang kita perankan. Rasamu rasaku pernah saling mengisi kekosongan. Meski tak pernah terucap, namun bisa dirasakan. Bukankah semua itu menyiks...