Chapter 23

183 14 0
                                    

Semakin dewasa mulai belajar rela. Yang ada akan hilang dan diambil kapan saja
🐰🐰🐰

Hari ini Dira berniat akan ke perpustakaan untuk meminjam novel yang ia sukai karena kemarin sempat tertunda. Dira berjalan sambil bersenandung kecil menuju perpustakaan, ia mengedarkan pandangannya perpustakaan terlihat sepi hanya ada beberapa murid yang ada disini.

Sudah biasa memang melihat perpustakaan yang selalu sepi, mana ada sih murid yang akan betah di perpustakaan yang hanya ada deratan buku-buku kecuali jika memang dia seorang anak kutu buku pasti betah berjam-jam disini.

Dira berjalan di deretan novel ia lupa dengan novel yang kemarin ingin ia pinjem, seingatnya novel itu berada paling pojok tetapi sekarang novel itu sudah tidak ada mungkin sudah ada yang membacanya dan menaruhnya asal.

Mata Dira tertuju pada rak novel paling atas, ternyata disana terdapat novel yang sedari tadi ia cari  tetapi gimana cara mengambilnya. Dira mencoba berjinjit tetapi tidak sampai, ia menggerutu kesal membuatnya berusaha terus tetapi tidak bisa-bisa.

Tiba-tiba seseorang dengan postur tubuh yang lebih tinggi darinya datang dan mengambilkan novel itu untuknya.

"Makanya tumbuh tuh ke atas jangan kesamping, pantesan pendek" ejek orang tersebut.

"Gue gak pendek yah, rak novelnya aja yang ketinggian!" kesal Dira.

"Emang gak pendek tapi kurang tinggi" ejeknya lagi membuat Dira bertambah kesal.

Dira mengambil paksa novelnya di tangan orang tersebut tanpa menatap wajahnya. "Makasih" ucap Dira sambil mendongakan kepalanya untuk melihat siapa orang yang menyebalkan itu.

Dira membulatkan matanya melihat seorang lelaki yang kini tengah tercengir polos padanya. "LO!!" teriak Dira.

"Ck! Bosen gue liat lo mulu kemarin lo sekarang lo lagi" sambung Dira sambil berdecak.

"Kan gue udah bilang kalo kita itu jodoh"

"Jodoh ndasmu!!" sewot Dira.

Orang itu kini tertawa melihat wajah Dira yang sedang kesal kepadanya. "Diem deh, dasar Elvan sinting!" kesal Dira.

Yah orang itu adalah Elvan, orang yang sudah membantu Dira mengambil novelnya karena Dira yang tidak sampai untuk mengambilnya.

"Gue suka sama lo" ucapan Elvan yang tiba-tiba membuat Dira membulatkan matanya lantaran terkejut mendengar ucapan Elvan.

"Tapi boong" sontak saja Elvan tertawa sambil memegang perutnya melihat wajah Dira yang terbengong. Tersadar dirinya telah dibohongi membuat Dira kesal dan memukul perut Elvan dengan kencang.

"Awhh sakit Ra" Elvan menunjukan wajah kesakitan membuat Dira merasa bersalah karena telah memukulnya dengan kencang.

"Sakit banget yah? Maaf gue gak bermaksud tadi" ucap Dira bertanya dengan nada menyesal.

"Tapi boong wlee" ujar Elvan berlari sambil menjulurkan lidahnya mengejek, Dira yang tidak terima dibohongi untuk yang kedua kalinya segera mengejar Elvan.

Mereka berlari disekitar luar perpustakaan, tidak ada yang melihat aksi kejar-kejaran mereka lantaran gedung perpustakaan dan gedung kelas berbeda. Membuat mereka tidak menjadi pusat perhatian karena suasana perpustakaan yang sedikit sepi.

Dira memelankan larinya lantaran nafasnya yang sudah tidak kuat untuk berlari, Elvan yang merasa Dira tidak lagi mengejarnya menengok kebelakang ia melihat Dira yang sepertinya sudah tidak kuat lagi berlari membuat ia merasa bersalah kepada Dira.

"Dir lo gapapa?" tanya Elvan yang dibalas anggukan oleh Dira.

Dira merasa sesak di dadanya sekarang, membuatnya meremas rok abu-abunya dengan kuat untuk meredam sakit di dadanya, ia harus segera pergi dari sini sebelum Elvan melihatnya seperti orang aneh. "Emmm g-gue pe-pergi du-dulu" ucap Dira terbata-bata lantaran sakit di dadanya semakin menjadi membuat ia langsung berlari meninggalkan Elvan sendirian.

ARDIRA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang