"Bagaimana keadaan Dira dok?" tanya Keisha saat melihat dokter yang menangani Dira keluar dari UKS.
"Dira hanya kelelahan, saya sarankan kalian untuk selalu menjaga Dira agar dia tidak kelelahan" jelas dokter tersebut yang tak lain adalah Risa.
Sebenarnya Risa ingin mengatakan hal yang sejujurnya kepada sahabatnya Dira ini tetapi Dira tidak mengizinkannya, mau tidak mau dirinya harus mengikuti kemauan Dira.
"Kalo begitu saya permisi" pamit Risa.
Damian dan Keisha segera memasuki UKS, terlihat Dira yang kini sudah sadar sedang menatap ke arah mereka dengan senyuman manis di wajahnya.
"Lo gapapa?" tanya Keisha dengan nada khawatir.
"Gue gapapa kok, kalian tenang aja"
Keisha menghela nafas lega saat mendengar bahwa Dira baik-baik, ia pikir sesuatu terjadi pada Dira tetapi ia salah. Baru saja dirinya bisa bernafas lega suara nyaring seseorang membuat dirinya terkejut.
"Diraaa" teriak seorang gadis yang baru memasuki UKS.
"Ck. Cia berisik tahu" Dira mengerucutkan bibirnya saat mendengar panggilan Cia yang membuat telinganya sedikit berdengung.
"Hehe maafin Cia iya, kan Cia khawatir saat lihat Dira pingsan tadi" Dira hanya menganggukan kepalanya.
Keisha yang melihat kehadiran Cia sedikit canggung pasalnya saat Cia membela Dira, ia juga mulai tidak suka dengan Cia. Keisha merasa bersalah kepada Cia juga, ia berharap Cia mau memaafkannya.
"Cia, maafin gue iya. Gue gak tahu kalo ternyata selama ini yang jahat itu Nara bukan Dira" Keisha menundukan kepalanya merasa bersalah.
"Cia udah maafin Kei, Cia juga udah lihat semuanya kok tadi" Cia tersenyum tulus pada Keisha, membuat Keisha langsung berhambur ke pelukan Cia.
Dira yang melihat itu tersenyum bahagia, ia senang akhirnya semua yang ia inginkan terkabul. Semua sahabatnya sudah kembali, tidak semua memang masih ada satu yang belum menyadari semuanya. Dira berharap Arvin segera sadar dan kembali padanya lagi.
"Maafin gue juga Dav" ucap Damian menyesal.
"Aelahh santai aja napa"
"Ck. Lo gak ada manis-manisnya, nyesel gue"
Mereka tertawa melihat semua sudah kembali seperti semula, mereka berharap disaat nanti ada kesalahpahaman lagi mereka akan selalu bersama dan menyelesaikannya bersama.
"Lo belum makan kan Dir?" tanya Keisha dan dibalas anggukan oleh Dira.
"Yaudah mending kita ke kantin, gue juga lapar nih" sahut Davi.
"Tapi emang Dira gapapa sendirian?" tanya Cia.
"Gue gapapa kok, kalian tenang aja"
"Kita ke kantin dulu Dir, jangan banyak bergerak" ucap Damian.
Melihat semua sahabatnya sudah pergi Dira tersenyum lebar, ia sangat bahagia untuk hari ini, ia bisa merasakan kehangatan lagi bersama sahabatnya.
Senyum Dira memudar saat teringat akan penyakitnya, ia tahu pasti dirinya tidak akan bertahan lama lagi untuk hidup. Padahal baru saja ia merasakan kebahagiaan, tetapi masih ada masalah lain yang membuatnya sedih. Bagaimanapun ia tidak boleh menyerah sekarang semua sahabatnya sudah kembali pasti mereka akan selalu ada untuknya.
Ting!
Bunyi notifikasi dari ponselnya membuat Dira segera mengambil ponsel tersebut di atas nakas. Ia mengernyitkan dahinya saat melihat nomor yang tidak di kenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDIRA [SELESAI]
Teen FictionTentangku tentangmu sempat tertulis di kertas yang sama. Namaku namamu pernah Tuhan satukan dalam skenario yang kita perankan. Rasamu rasaku pernah saling mengisi kekosongan. Meski tak pernah terucap, namun bisa dirasakan. Bukankah semua itu menyiks...