Berbuat tulus dan ikhlas untuk seseorang ibarat air yang jernih, hadirnya sangat bermanfaat, dibutuhkan, dan selalu dinanti
🐻🐻🐻Di gedung yang bernuansa putih dengan bau khas obat-obatan yang menyeruak indra penciuman, seorang gadis berjalan di lorong rumah sakit yang begitu ramai. Banyak pasien yang datang untuk chek up, menjenguk, atau berobat penyakit ringan seperti hal nya Dira yang ingin check up tentang kondisi tubuhnya.
Dira memang memutuskan untuk pergi ke rumah sakit ia ingin mengecek apakah dirinya baik-baik saja atau justru sebaliknya. Selama ini ia selalu dihampiri oleh rasa takutnya, takut akan hal yang tidak baik terjadi pada dirinya.
Sesampainya Dira di depan pintu bercat cokelat ia menarik nafasnya dalam-dalam sebelum membuka knop pintunya. Di bukanya pintu tersebut dan terlihat punggung seorang lelaki berjas putih, Dira melangkahkan kakinya untuk menghampiri sang dokter.
"Emm...dok" panggil Dira dengan ragu.
Dokter tersebut membalikan tubuhnya saat mendengar seseorang memanggilnya. Dira terbengong karena terhanyut dalam pesona sang dokter, ternyata dokter tersebut masih terlihat muda dan memiliki wajah yang cukup tampan, bagaimana pun dirinya manusia normal yang melihat seorang lelaki tampan pasti akan terpesona.
"Dengan Dira, betul?" suara berat membuat Dira tersadar dari pesona dokter tersebut, seolah mengerti gadis di depannya sedang terpesona terhadapnya dokter itu hanya tersenyum. "Saya Kenan, panggil saja dokter ken" Dira mengangguk mendengar ucapan sang dokter.
"Ada yang bisa saya bantu Dira?" tanya dokter Ken kepada Dira.
"Begini dok, akhir-akhir ini saya sering mengalami mimisan dan sesak nafas, apalagi saat sedang kelelahan pasti langsung mimisan dok. Saya sudah pernah mencoba untuk menghentikan nya tapi mimisan itu justru semakin banyak. Saya kenapa iya dok?"
"Mari ikut saya" Dira mengikuti dokter Ken yang ternyata untuk melakukan pengecekan pada dirinya. Sebenarnya ia takut akan hal ini tetapi bagaimana pun ia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Dira menggigit bibir bawah bagian dalam dengan kuat untuk mengurangi rasa gugupnya, ia sedang ketakutan karena menunggu hasil tesnya. Hari ini ia berharap semoga dirinya baik-baik saja.
Beberapa menit Dira telah menunggu, akhirnya dokter Ken kembali dengan membawa amplop putih ditangannya, amplop yang akan menentukan semua yang terjadi pada dirinya.
"Dari hasil tes yang kamu lakukan menyatakan bahwa kamu mengidap penyakit leukimia"
Duarr
Rasa sesak menghimpit dadanya, ribuan beton seolah menyerang pada dadanya ia tidak menyangka akan mengalami hal seperti ini. Ternyata benar yang ia takutkan terjadi dirinya memiliki penyakit yang bahkan ia tidak tahu apakah bisa sembuh atau tidak.
"Leukimia dok?" ucap Dira dengan bergetar hingga cairan bening menetes di pipinya.
"Penyakit leukimia adalah kanker darah akibat tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah putih abnormal. Sel darah putih merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang diproduksi di dalam sumsum tulang. Ketika fungsi sumsum tulang terganggu, maka sel darah putih yang dihasilkan akan mengalami perubahan dan tidak lagi menjalani perannya secara efektif"
"Tapi dok bagaimana bisa" air mata Dira kini turun dengan derasnya membuat dokter Ken yang melihatnya merasa tidak tega, di umurnya yang seharusnya masih bisa ketawa bareng teman-temannya kini harus menghadapi penyakit yang serius.
"Penyakit leukimia disebabkan oleh kelainan sel darah putih di dalam tubuh. Leukimia terjadi ketika sel darah mengalami perubahan dan menjadi kanker. Perubahan ini menyebabkan sel menjadi tidak normal dan tumbuh tidak terkendali. Berbeda dari sel darah normal, sel darah yang terkena kanker kehilangan fungsinya untuk membekukan darah dan melawan infeksi"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDIRA [SELESAI]
Teen FictionTentangku tentangmu sempat tertulis di kertas yang sama. Namaku namamu pernah Tuhan satukan dalam skenario yang kita perankan. Rasamu rasaku pernah saling mengisi kekosongan. Meski tak pernah terucap, namun bisa dirasakan. Bukankah semua itu menyiks...