SELAMAT DATANG DICERITAKU YANG PERTAMA😊
JANGAN LUPA BERI VOTE DAN KOMEN KETIKA MEMBACA😘
TERIMA KASIH❣Bel tanda istirahat berbunyi 5 menit yang lalu menandakan pelajaran sudah selesai. Para murid XI IPA1, mulai membereskan alat tulis mereka sebelum keluar kelas, setelah guru yang mengajarkan menyelesaikan pelajarannya.
Semua murid mulai berhamburan menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Tetapi tidak dengan seorang gadis cantik yang masih berkutat dengan alat tulisnya membuat ketiga remaja laki-laki yang melihatnya hanya menghela nafas kasar.
"Ra lo gak ke kantin?" tanya cowok tampan berambut cokelat.
"Iya Dir lo gak ke kantin? Cepetan lah cacing diperut gue udah minta dikasih makan nih" seru cowok pemilik senyum yang manis disampingnya.
"Gayaan banget lo kalo ngomong" cowok yang sedari tadi diam ikut menyuarakan suaranya.
"Bentar, nih gue lagi nulis materi yang tadi" sahut gadis cantik yang masih berkutat dengan alat tulisnya bernama Dira.
"Makanya kalo guru jelasin tuh dengerin jangan cuma bisanya tidur doang" kesal cowok berambut cokelat yang tak lain adalah Arvin.
"Yeee gue tidur juga gara-gara semalam begadang, lagian kalo gue tidur gak bikin gue goblok juga" jawabnya sambil menaik turunkan alisnya.
Arvin yang melihat itu hanya mendengus kesal sambil memutarkan bola matanya malas mendengar ucapan sahabatnya itu. Tak heran memang melihat tingkah sahabat nya yang satu ini, tingkat kepedeannya terlalu tinggi.
Arvin heran mengapa ia tahan dengan tingkahnya itu, ya Arvin akui dia yang paling mengenal dirinya luar dalam karena persahabatan nya yang terjalin sejak kecil.
"Kalian berdua ribut mulu kapan ke kantin nya ini" geram cowok pemilik senyum manis siapa lagi kalau bukan Davi.
"Iyah nih kalian bikin cewek gue nunggu aja" sahut Damian si cowok playboy.
"Yaudah iya ini juga udah selesai" lerai Dira yang sudah malas mendengar sahabatnya terus mengomel.
Ketiga remaja tampan dan satu orang gadis cantik melangkahkan kakinya keluar kelas menuju ke kantin. Arvin langsung menggandeng tangan Dira, sedangkan kedua laki-laki yang berada dibelakangnya hanya saling pandang dan mengedikan bahunya acuh.
Tak heran mereka yang melihat semua itu cuma bisa menggelengkan kepalanya, terkadang mereka heran kenapa diantara keduanya tidak ada yang saling suka. Padahal setahu mereka kalau ada cowok dan cewek yang bersahabat sudah lama pasti ada yang menaruh perasaannya entah itu cowoknya atau mungkin ceweknya.
Lama kedua cowok itu berspekulasi membuat mereka tersadar apa yang mereka pikirkan, mereka berdoa semoga keduanya bisa sadar. Sesampainya dikantin keempat remaja itu berjalan dengan santainya seolah tidak memperdulikan mereka semua yang sedang heboh dengan kehadiran dirinya.
"Liat deh kak Arvin ganteng banget"
"Kak Davi juga senyumnya bikin gue meleleh"
"Arvin jadiin gue pacar dong"
"Jadiin gue istri juga boleh loh Vin"
"Kak Dira sama kak Arvin cocok ya"
"Kak Damian ganteng gak kalah juga sama kak Arvin"
"Damian jadiin gue selingkuh lo dong"
"Lo gila ya, mau kok jadi selingkuhan"
"Iya gapapa dong terserah gue"
"Gila Dira cantik banget"
"Behh si Dira body nya goals banget"
"Aduhh meleleh hati abang liat neng Dira"
Begitulah kehebohan semua murid SMA Bamas ketika melihat keempatnya baru memasuki kantin, sedangkan yang diperbincangkan menganggap ocehan mereka semua hanya angin lewat.
Bagi mereka semua itu sudah biasa bahkan dari pertama kali masuk SMA ini. Namanya juga hidup pasti banyak yang mengomentari, kalimat itulah yang selalu menjadi pedoman mereka. Keempatnya hanya mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kantin untuk mendapatkan tempat duduk mereka.
"Dav beliin gue siomay sama sama es jeruk ya" ucap Dira saat sudah mendudukan dirinya dikursi kantin.
"Gue bakso sama es teh Dav" sahut Arvin seraya memainkan hpnya.
"Gue..." Damian yang belum menyelesaikan ucapannya langsung dipotong oleh Davi membuatmu mendengus kesal melihat tingkah sahabatnya.
"Lo ikut gue ayo, masa gue sendirian" sambar Davi.
"Lebay banget lo gitu aja harus ditemenin, biasanya juga lo kan kemana-mana sendiri" geram Damian yang masih tidak terima ucapannya yang dipotong tadi.
"Ini beda ceritanya Dam, tangan gue kan cuma ada dua kalo sendirian repot"
Damian yang mendengar itu langsung bangkit dari duduknya, kedua cowok tersebut berjalan beriringan menuju tempat penjual untuk membeli pesanan mereka. Lain hal nya dengan gadis cantik yang sedang mengedarkan pandangannya untuk mencari kedua sahabatnya. Selain Arvin dkk Dira juga mempunyai sahabat perempuan, mereka bersahabat dari masih SMP.
Kedua sahabat Dira memang berbeda kelas bahkan jurusan dengan dirinya padahal pas awal masuk SMA Dira sudah mengajak mereka untuk masuk kelas dan jurusan yang sama. Tapi mereka menolaknya dengan alasan kapasitas otak mereka berdua yang hanya rata-rata saja tidak seperti dirinya.
Lelah mencari kedua sahabatnya membuat Dira mengalihkan pandangannya menuju Arvin yang sedari tadi sibuk dengan hp nya.
"Lo ngapain si Vin dari tadi gue perhatiin lo main hp terus" ucap Dira kesal.
Arvin yang sedari tadi sibuk dengan hp nya kini mendongakan kepalanya untuk melihat lawan bicaranya yang tak lain adalah Dira sahabatnya.
"Sorry Ra, gue kan tadi lagi main game" ujarnya sambil menaruh hp disaku celananya.
"Halahh bohong pasti lo lagi cari cewek, kan selama ini lo jomblo"
"Sok tau lo, nih gue sekarang udah gak main hp lagi. Jangan cemberut Ra, nanti cantiknya hilang" ucapnya sambil mengacak acak rambut Dira.
"Ish Arvin kan jadinya berantakan"
"Iya maaf sini gue rapihin rambut lo"
Lagi asiknya mereka bercanda gurau, kedua cowok datang sambil membawakan makanan mereka.
"Ekhemm, pesanan datang nih. Dari tadi gue perhatiin lo berdua mesra mesraan terus" celetuk Davi saat sudah sampai dihadapan keduanya.
"Iya nih kenapa gak jadiin aja si kalian berdua, males gue liatnya gak pacaran tapi gayanya kaya orang pacaran aja" ujar Damian. "Kalian bikin gue iri aja. Sial" umpatnya dalam hati.
"Betuel huh atae Amian" (betul tuh kata Damian) ucap Davi susah payah sambil menelan makanannya.
"Kalau ngomong tuh telen dulu makanannya" sinis Damian yang mendengar Davi bicara tidak jelas.
"Apasi kalian gue sama Arvin tuh sahabatan udah dari kecil, iya gak Vin" Dira dengan nada tegasnya.
"Betul tuh kata Dira" ucapnya tak kalah tegas.
🥀🥀🥀
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDIRA [SELESAI]
أدب المراهقينTentangku tentangmu sempat tertulis di kertas yang sama. Namaku namamu pernah Tuhan satukan dalam skenario yang kita perankan. Rasamu rasaku pernah saling mengisi kekosongan. Meski tak pernah terucap, namun bisa dirasakan. Bukankah semua itu menyiks...