Selagi ada, dijaga, karena jika telah hilang, berharganya dia, akan terasa sangat nyata
🦁🦁🦁"Eh, denger-denger katanya ada anak baru hari ini"
"Beneran nih"
"Iya, katanya sih cewek, cantik pula"
"Wah saingannya Dira dkk nih"
"Atau jangan-jangan nanti mereka gabung lagi"
"Asli cantik gak nih nanti tau-tau zonk"
Perbincangan beberapa siswa siswi yang masih berlalu lalang terdengar di telinga keenam remaja yang sekarang masih berdiri di koridor. Mereka berenam memutuskan berbincang-bincang terlebih dahulu sebelum bel masuk berbunyi.
"Beneran emang ada anak baru?" tanya Keisha kepada kelima sahabatnya untuk memastikan.
"Gak tau, bener kali semua pada bahas tuh anak baru soalnya" semua menganggukan kepalanya mendengar ucapan Davi.
"Lo kemarin kenapa Vin?" tanya Damian saat ia teringat dengan sikap Arvin yang aneh kemarin.
"Gapapa" ucap Arvin dengan singkat membuat semuanya mendengus kesal, berbeda dengan Dira yang terkikik geli melihat respon semua sahabatnya karena ia tahu apa yang terjadi pada Arvin kemarin.
Rasanya Davi ingin mencekik wajah sok ganteng Arvin, emang ganteng sih, dirinya saja kalah. "Yee si ogeb, ditanya serius jawabnya kek cewek lo" sinis Davi dan dibalas acuh oleh Arvin.
"Ribut mulu kalian mending masuk kelas, bentar lagi bel" ujar Dira merangkul Keisha dan Cia, meninggalkan ketiga lelaki yang kini menghela nafas kasar.
***
"Pagi anak-anak!" sapa bu Dewi.
"PAGI BUU!" jawab satu kelas serempak.
"Kalian kedatangan teman baru sekarang, silahkan perkenalkan nama kamu"
"Halo semua! Perkenalkan nama gue Nara Calysta Pouran. Semoga kalian bisa jadi teman gue!" ucap gadis tersebut dengan ceria serta senyuman yang manis di wajahnya.
"Ya sudah Nara, kamu duduk dengan Sarah disana" bu Dewi menunjuk kursi kosong disamping Sarah.
Setelah dua jam pelajaran yang membosankan berlalu, jam istirahat pun berbunyi.
"Hay gue Keisha, dan ini yang disamping gue Cia" Keisha menjulurkan tangannya pada Nara dan diikuti oleh Cia.
"Kita mau ke kantin lo mau ikut?" ajak Cia pada Nara.
"Emm ikut deh" Nara mengikuti Cia dan Keisha.
Mereka berjalan beriringan tak jarang juga mereka menjadi pusat perhatian untuk melirik anak baru tersebut. Mereka mengedarkan pandangannya untuk mencari kursi kantin yang masih kosong. Hingga pandangan Keisha dan Cia tertuju pada seorang gadis yang sedang mengaduk-aduk minuman dengan sedotannya.
"DIRAA!" teriak Cia saat menemukan sahabatnya sedang sendiri dikantin membuat Dira mendongak dan melihat kedua sahabatnya dengan seorang gadis yang tidak ia kenali?
"Ishh, kebiasaan banget" gerutu Keisha pada dirinya sendiri saat melihat Cia yang teriak tidak tahu malu. "Maaf ya dia emang gitu" Keisha tersenyum canggung kepada Nara, yang hanya dibalas senyuman manisnya.
"Ck! Gue kan udah pernah bilang jangan suka teriak Cia" ujar Dira saat kedua sahabatnya dan seorang gadis sudah mendudukan bokongnya dikursi yang ada di depannya.
Cia tercengir polos mendapat sedikit omelan dari Dira, membuat Dira dan Keisha rasanya ingin muntah sekarang.
"Ohh iya Dir kenalin ini Nara" Keisha menunjuk Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDIRA [SELESAI]
Novela JuvenilTentangku tentangmu sempat tertulis di kertas yang sama. Namaku namamu pernah Tuhan satukan dalam skenario yang kita perankan. Rasamu rasaku pernah saling mengisi kekosongan. Meski tak pernah terucap, namun bisa dirasakan. Bukankah semua itu menyiks...