Pagi ini Keisha dan Cia sudah berada dirumah sahabatnya itu.
"Pagi tante" ucap keduanya sambil mencium tangan Ambar, bunda Dira.
Setelah bunda sahabatnya itu membukakan pintu.
"Pagi juga sayang. Mau ketemu Dira kan? Langsung ke kamarnya aja ya" balas Ambar.
"Iya tante" jawab Keisha, dan langsung menarik tangan Cia menuju kekamar Dira yang berada di lantai atas.
Tanpa mengetuk pintu terlebih dulu, keduanya langsung masuk ke kamar Dira, yang sudah dianggap sebagai kamarnya sendiri.
"Kalian berdua kalo masuk itu ketuk pintu dulu!!" kesana Dira, karena kedua sahabatnya langsung membuka pintu kamarnya tanpa mengetuk pintu dulu.
"Biasanya juga gak pernah ketuk pintu dulu, iya kan Ya" balas Keisha.
"Iya betul tuh yang diomongin sama Kei" jawab Cia.
"Lo pada ngapain kesininya jam 9? Katanya jam 10?" tanya Dira.
"Yaelah Dir kita kan pengin main dulu dikamar lo" ucap Keisha.
"Mending lo buruan mandi deh Dir" sahut Cia, dan langsung mendorong badan Dira ke kamar mandi.
"Iya-iya. Bawel deh lo" jawab Dira, sambil menyenggol sahabatnya itu, dan langsung menutup pintu kamar mandinya.
***
"Gimana kencan kemarin?" tanya Keisha tiba-tiba setelah mereka sampai di mall.
"Kencan? Siapa yang kencan?" tanya Dira balik, dengan wajah bingung.
"Lo Dir sama Arvin, kemarin gimana?" kesal Keisha.
"Dira kencan sama Arvin? Kok Cia gak tau sih" ucap Cia cemberut.
"Diem deh lo, gak usah ikut ngomong" omel Keisha pada Cia.
"Kan Cia cuma tanya Kei" ucap Cia mencebikan bibirnya.
"Gue gak kencan sama Arvin, dia cuma ngajak gue jalan doang. Lagian gue sama dia kan sahabatan" jawab Dira santai.
"Lo niat beli sepatu gak sih Kei? Dari tadi kayaknya gak ada yang cocok?" lanjut Dira kesana, karena sudah hampir satu jam Keisha memilih sepatu, tetapi belum ada yang cocok untuknya.
"Iya nih Cia capek Kei" kesal Cia.
"Sabar sih. Belanja itu gak harus cepet-cepet" jawab Keisha.
"Mending ini aja kata Cia sih bagus" ucap Cia sambil menunjukan sepasang sepatu warna maroon kepada sahabatnya itu.
"Gak suka warnanya Ya" jawab Keisha.
"Bentar, ini nih bagus. Menurut kalian gimana?" lanjut Keisha, setelah menemukan sepatu idamannya.
"Bagus kok, yaudah sana bayar" ucap kedua sahabatnya.
"Iya-iya!! Bawel deh kalian"
Setelah memilih sepatu yang diinginkan nya, Keisha pun langsung ke kasir untuk membayarnya.
Selesai membayar sepatunya, ketiga remaja tersebut langsung keluar dari toko sepatu.
Pandangan mereka bertiga terhenti setelah melihat kemeja wanita yang dipajang disebuah patung.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARDIRA [SELESAI]
Teen FictionTentangku tentangmu sempat tertulis di kertas yang sama. Namaku namamu pernah Tuhan satukan dalam skenario yang kita perankan. Rasamu rasaku pernah saling mengisi kekosongan. Meski tak pernah terucap, namun bisa dirasakan. Bukankah semua itu menyiks...