Chapter 08

271 18 0
                                    

Seorang laki-laki memasuki ruangan yang berbau obat-obatan sambil membawa sebungkus plastik di tangannya.

"Ra bangun" ucap Arvin sambil menepuk lengan Dira pelan.

Dira yang merasa di bangunin mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya diruangan UKS tersebut.

"Kenapa" jawab Dira dengan suara serak.

"Makan dulu, nih gue udah beliin" seraya menyodorkan bungkus plastik yang ada di tangannya.

Dira menerima bungkus plastik itu dengan tersenyum. "Makasih, baik deh lo"

"Sama-sama, mau gue suapin gak? Mumpung gratis" tawar Arvin berniat menggoda.

Dira bergidik geli. "Gak usah" ketusnya.

Arvin terkekeh mendengar jawaban Dira, baginya menggoda Dira adalah sesuatu hal yang menyenangkan.

Setelah beberapa menit Dira sudah selesai dengan makanan nya. "Vin minum" ucap Dira.

Arvin mengambil air minum diatas nakas. "Nih minumnya"

"ARVIN YUHUU" teriak seorang laki-laki membuat Dira yang sedang minum tersedak.

"Ukhu...ukhu..."

"Pelan-pelan Ra" kata Arvin mengusap punggung Dira.

"DAVII!! Lo mau bikin gue mati hah!" teriak Dira kesal.

Davi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hehe maaf Dir, gue kan gak tau"

"Makanya kalo masuk tuh salam dulu, jangan langsung teriak" tegur Damian.

"Nih gue bawain tas lo berdua" lanjut Damian menyerahkan tas Arvin dan Dira.

"Makasih Dam, pengertian banget deh lo jadi sahabat" ucap Dira cengegesan.

Davi memutar bola mata malas. "Gue balik! Kalian juga balik jangan malah mesum di UKS" Ujar nya sambil beranjak keluar.

Davi yang melihat Damian melenggang keluar mengernyit dahi bingung. "Kenapa tuh anak?" tanya nya pada mereka.

Arvin mengedikan bahu acuh. "PMS kali" ucapnya asal.

"Yaudah lah gue balik ya" pamit Davi.

"Hati-hati lo" sahut Arvin yang dibalas acungan jempol oleh Davi.

"Ayo Ra pulang" lanjutnya sambil menuntun Dira turun dari brankar.

Keduanya berjalan beriringan di koridor menuju parkiran, ternyata sekolah sudah sepi hanya ada beberapa murid itupun yang mengikuti ekskul saja.

***

"Assalammualaikum Dira pulang" ucap Dira saat memasuki rumahnya. Gadis itu menoleh kesegala arah, tidak ada tanda-tanda orang yang akan menjawab salamnya. "Waalaikumsalam" Dira menjawab salamnya sendiri daripada tidak ada yang menjawabnya kan? Nanti malah berdosa.

"BUNDA! Hello bunda Ambar" Dira berteriak keras tetapi tidak ada yang menyahutnya. Kemana bundanya?

"Gue lupa bunda kan lagi ke rumah nenek" ucapnya pada diri sendiri.

Dira melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang berada di lantai atas. Sesampainya gadis itu langsung menuju kamar mandi untuk melakukan rita mandi karena badannya yang sudah sangat lengket.

Beberapa menit kemudian Dira keluar dari kamar mandi dan langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur empuknya. Merasa tenggorokan nya kering ia turun ke lantai bawah untuk sekedar minum.

ARDIRA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang