Bu Laras memasuki kelas Arvin, cowok-cowok dikelas XI IPA 1 tersenyum kearah bu Laras yang memang adalah walikelas mereka, bu Laras adalah guru paling cantik dan sangat baik, tak jarang banyak siswa yang menggodanya apalagi bu Laras menyandang status single.
"Selamat pagi anak-anak!" sapa bu Laras sembari duduk di kursi guru.
"Pagi buuuuu"
"Kenapa ibu yang masuk? Kan ini bukan jam pelajarannya bu Laras, oh atau jangan-jangan ibu mau ngapelin saya yah" ucap Tomi.
"Yee pede lo! Jelas-jelas bu Laras kesini mau nyamperin Davi ganteng" ujar Davi sambil menata rambutnya, biar tambah ganteng, pikirnya.
"Huuuuuu" sorak seisi kelas ke arah Tomi dan Davi.
"Sudah sudah jangan berisik" sela bu Laras.
"Ibu kesini mau menyampaikan..." lanjut bu Laras yang ucapannya harus ke potong oleh salah satu muridnya.
"Maaf bu jangan dilanjutkan lagi bicaranya, nanti saya bisa pingsan" potong Damian sambil menyandarkan tubuhnya.
"Maksud kamu?" tanya bu Laras yang kurang mengerti dengan ucapan muridnya ini.
"Iya bu jangan dilanjutkan, saya tau ibu kesini mau menyampaikan bahwa ibu sudah ada rasa kan sama saya" ucap Damian mengerlingkan matanya genit.
"Huuuuuuu"
Bu Laras menarik nafas dalam sebelum melanjutkan ucapannya yang sempat terpotong tadi. "Ibu kesini mau menyampaikan sesuatu, sebulan lagi akan ada acara ulang tahun sekolah. Dan osis akan mengadakan pentas seni dan mungkin juga bakalan diadakan stand bazar. Ibu harap dalam satu kelas ini menampilkan penampilan yang berbeda-beda dan sisanya mengurus stand kelas, paham?" jelas bu Laras.
"Paham buu" ucap seisi kelas.
"Jadi kalian akan menampilkan apa? Biar sekaligus ibu yang mendata" ujarnya kepada semua muridnya.
"Bella, Riri, Nabila sama Ratna nampilin dance bu"
"Kita bertiga nampilin tari bu"
"Saya nampilin puisi aja deh bu"
"Beberapa dari kita nampilin drama bu, sisanya biar buat ngurus stand"
Satu persatu murid mulai menyerukan tentang penampilan yang akan mereka tampilkan untuk acara ulang tahun sekolah bulan depan.
"Baik semuanya sudah lengkap kan?" tanya bu Laras memastikan bahwa anak muridnya semua ikut menampilkan.
Semua murid yang ditanya hanya diam, bukan karena mereka tidak bisa menjawab tetapi mereka sedang berpikir penampilan apa lagi yang belum kelasnya akan tampil.
"Belum bu" ucap Aldo sang ketua kelas.
"Loh Aldo kenapa belum?" tanya bu Laras dengan bingung.
"Kelas kita belum ada yang nampilin nyanyi bu, masa gak ada sih" ucap Aldo memprotes.
Seisi kelas yang mendengar protesan ketua kelasnya mengangguk setuju, dikelasnya memang belum ada yang akan menampilkan menyanyi.
"Dira aja bu, dia jago nyanyi" sahut Damian langsung menunjuk Dira.
"Eh...kok gue" tunjuk Dira pada dirinya dengan bingung.
"Bagaimana Dira? Kamu setuju kan?" tanya bu Laras kepada Dira.
Dira yang mendapat pertanyaan dari bu Laras menghela nafas kasar lantas mengangguk setuju. Sebenarnya ia tidak ingin menampilkan apa-apa tetapi karena satu sahabatnya yang menunjuk dirinya, mau tidak mau ia menyetujuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDIRA [SELESAI]
Teen FictionTentangku tentangmu sempat tertulis di kertas yang sama. Namaku namamu pernah Tuhan satukan dalam skenario yang kita perankan. Rasamu rasaku pernah saling mengisi kekosongan. Meski tak pernah terucap, namun bisa dirasakan. Bukankah semua itu menyiks...