Seluruh siswa-siswi SMA Bamas sedang sibuk menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut hari ulang tahun sekolahnya. Ada yang menyiapkan stand bazar kelasnya, menyiapkan panggung dan semua yang diperlukan dalam acara pensi.
Pagi yang cerah ini, seorang gadis dengan balutan cocktail dress mampu membuat semua murid menatapnya dengan kagum, make up natural yang membuatnya tampak sangat cantik mampu menghipnotis semua kaum adam.
Walaupun masih ada beberapa siswi yang mencibirnya tetapi tidak membuat gadis itu tersinggung, baginya itu semua sudah biasa yang harus ia lakukan hanyalah menjalaninya meski itu sangat berat.
"Diraa" panggil seseorang membuat Dira menoleh, terlihat seorang lelaki dengan balutan kemeja yang ujung lengannya dilipat hingga siku.
Dira sempat terpesona melihat lelaki di hadapannya ini, hari ini terlihat sedikit tampan? Dira segera menggelengkan kepalanya, apa yang ia pikirkan tadi.
"Lo cantik" ucapan lelaki tersebut mampu membuat Dira mengerjapkan matanya berulang kali dan tersenyum manis kepadanya.
"Makasih, lo juga ganteng Van" Elvan yang mendengar ucapan Dira merasa senang bahkan ia ingin berteriak sekarang juga, pasalnya baru kali ini Dira memujinya.
"Emm lo...na...nampilin a...apa?" tanya Elvan.
"Shit! Kenapa gue harus gugup?" batin Elvan.
"Nampilin nyanyi gue, sebenarnya sih gue ditunjuk" ucap Dira tampak acuh.
"Yaudah lo siap-siap dulu aja, habis ini kan giliran lo maju" ujar Elvan mengacak-acak rambut Dira.
"Elvan, nanti tatanan rambut gue rusak" Dira mengerucutkan bibirnya, membuat Elvan yang gemas mencubit kedua pipinya sambil terkekeh.
"Penampilan selanjutnya dari XI IPA 1 yaitu dari......."
"...DIRA MAHESWARI! Beri tepuk tangannya"
Semua bertepuk tangan dengan heboh meski ada yang sedikit terpaksa, tetapi tetap saja sekarang lebih banyak yang mendukungnya. Dira sangat bersyukur hari ini yang mencemooh dirinya tidak terlalu banyak, tetapi ia tidak tahu apa yang akan terjadi esok. Sekarang memang lebih banyak yang mendukungnya tetapi mungkin esok sudah kembali seperti semula, setidaknya untuk hari ini ia tidak terlalu merasakan sakit karena mendengar cemooh semua orang.
"WOAHHHH! DIRAA DIRAA DIRAA"
"Cantik banget iya Dira, rasanya gue nyesel deh kemarin pernah ucapin kata yang kasar"
"Palingan juga gak bisa nyanyi, sok banget!"
"Cih! Cantik apaan, kaya cabe gitu"
"Sumpahh gue iri sama Dira kenapa dia bisa cantik banget sih"
"Daebak! Semangat kak Diraa"
Ucapan dukungan dan cemoohan terdengar ditelinga Dira, ia menarik nafas dalam dan menghembuskannya kasar. Ia harus nampilin sebaik mungkin, dirinya tidak ingin mendapat cemooh lagi. Hanya hari ini ia ingin semua orang tidak ada yang menatapnya dengan tatapan merendahkan.
"Udah lo gak usah dengerin mereka yang gak suka sama lo" ucap Elvan mengusap punggung Dira.
Dira menatap Elvan dan tersenyum tulus. "Makasih lo selalu ada buat gue disaat semua orang ngejauh dari gue" ujar Dira dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Eitsss lo gak boleh nangis, masa mau tampil udah mewek sih" Dira terkekeh melihat wajah panik Elvan saat dirinya yang akan menangis.
"Gue kesana dulu iya, lo harus nonton oke. Bye" Dira melambaikan tangannya pada Elvan dan dibalas lambaian tangan oleh Elvan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDIRA [SELESAI]
Teen FictionTentangku tentangmu sempat tertulis di kertas yang sama. Namaku namamu pernah Tuhan satukan dalam skenario yang kita perankan. Rasamu rasaku pernah saling mengisi kekosongan. Meski tak pernah terucap, namun bisa dirasakan. Bukankah semua itu menyiks...