Kecewa tapi gak marah itu sabar yang luar biasa, percayalah
🐨🐨🐨Suasana kantin begitu ramai
karena hampir seluruh murid mengisi waktu istirahatnya di kantin. Sama seperti ketujuh remaja yang saat ini sedang menyantap makanannya dan sesekali mereka mengeluarkan canda tawanya."Gue ke toilet dulu iya" pamit Dira pada keenam sahabatnya.
Lain hal nya dengan seorang gadis yang mengeluarkan senyum sinisnya, kali ini dia akan menunjukan petunjukan yang sangat luar biasa, dia akan menghancurkan salah satu dari mereka berenam. Gadis itu sedang menunggu beberapa menit untuk melakukan aksinya.
"Gue ijin ke toilet iya, tiba-tiba perut gue sakit" ucap gadis yang bernama Nara.
Nara melangkahkan kakinya menuju toilet, sesampainya ia melihat seorang gadis yang kini sudah menjadi sahabatnya bagi mereka bukan bagi dirinya.
"Ikut gue!" ucap Nara menarik paksa tangan Dira menuju taman belakang yang jarang di lewati oleh para murid.
Di hempaskannya tangan Dira dengan kencang membuat sang empu merintih kesakitan. "Awhh. Sakit Nar" gadis yang bernama Nara seolah tidak mendengarkan rintihan Dira. Di cengkramnya dagu Dira dengan kuat membuat Dira kembali meringis. Sakit, itu yang saat ini dirasakan Dira saat kuku panjang Nara menusuk kulitnya membuat goresan panjang tercipta diwajahnya.
"Kenapa lo lakuin ini ke gue Nar" ucap Dira sambil merintih.
"Kenapa lo bilang! Lo gak sadar hah!!" teriak Nara tepat di wajah Dira.
"Maksud lo?" tanya Dira yang masih belum mengerti maksud ucapan Nara.
"Gara-gara lo kakak gue udah gak ada bangsat!" bentak Nara.
Dira yang mendengar bentakan Nara terkejut ternyata Nara yang ia kenal tidak sebaik yang ia kira. Dan tadi apa katanya kakak? Bahkan dirinya tidak tau dengan kakak yang dimaksud oleh Nara.
Seakan tahu melihat ekspresi Dira yang belum mengerti membuat Nara memperkenalkan dirinya. "Kenalin gue Nara Calysta Pouran dan gue adik dari Kayra Kirania Pouran"
Dira terkejut. "L-lo a-adiknya" ucapnya terbata-bata.
Nara mengeluarkan smirknya. "Kenapa? Lo takut hah!" dan kini Nara menjambak rambut Dira dengan kuat.
"Sakit Nar, apa yang lo mau dari gue" Dira sekuat tenaga menahan rasa sakit di kepalanya.
"GUE MAU LO MENDERITA DIRA!!"
"Tapi apa salah gue sama lo" Dira menahan air matanya yang dalam satu kedipan air matanya akan jatuh.
"Lo udah ngerebut Arvin dari kakak gue, kejadian itu adalah hari terakhir gue melihat Kayra. Dia ngelakuin itu karena Kayra tau umur dia udah gak lama lagi makanya dia ngungkapin perasaannya walaupun gue tau dia ngungkapin dengan cara yang salah. Tapi lo semua apa, bahkan tidak ada satu pun orang yang membelanya dan Arvin nolak Kayra karna lo Dira! Tugas gue sekarang adalah merebut Arvin dari lo, bahkan gue akan buat Arvin benci sama lo" Nara menatap nyalang Dira sebelum tadi ia hanya memandang kosong ke depan.
Dira yang melihat itu jelas ketakutan dirinya ingin meminta tolong kepada siapapun, tetapi tidak mungkin mengingat sekarang dirinya hanya berdua dengan Nara.
"LO ITU JALANG DIRA!"
Plak
"Dira!!" teriak seseorang dibelakang membuat Dira menoleh dan terkejut melihat kelima sahabatnya yang menatap dirinya tak percaya.
"Apa yang lo lakuin Dira!" Dira yang mendengar sahabatnya sedari kecil membentaknya terkejut, seumur hidupnya ia baru pertama kali di bentak bahkan orang tuanya saja tidak pernah memarahinya meski ia salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDIRA [SELESAI]
أدب المراهقينTentangku tentangmu sempat tertulis di kertas yang sama. Namaku namamu pernah Tuhan satukan dalam skenario yang kita perankan. Rasamu rasaku pernah saling mengisi kekosongan. Meski tak pernah terucap, namun bisa dirasakan. Bukankah semua itu menyiks...