Jam istirahat adalah jam yang paling ditunggu para siswa. Septian dan teman temannya menduduki salah satu diantara meja kantin.
"Gimana, Van, Irene ?" Tanya Alvino.
"Ya gitu." Balas Revan.
"Pajaknya mana nih ?" Jorges semangat.
"Belom, Ges. Masih PDKT." Jawab Revan.
"Udah lah, Van, pajaknya dulu. Jadiannya mah belakangan. Gue laper nih cuma makan bakso." Kata Jorges.
"Mana ada yang begitu, Ges." Revan menoyor kepala Jorges. "Lagian lo udah makan 2 mangkok masih gak cukup ?"
"Lo kayak gak tau Jorges aja, Van. Lo liat aja perutnya. Udah kayak perut bapak bapak begitu." Ucapan Farrel membuat teman temannya terkekeh.
"Gue masih nunggu waktu yang pas." Ucap Revan.
"Kelamaan, Van. Langsung jadiin aja." Kata Farrel.
"Revan kagak kayak lo, Rel. Deketin bentar abis itu tembak. Belom tentu cewenya mau." Kata Alvino.
"Sok tau, Vin. Buktinya semua cewe yang gue deketin pada mau."
"Dinda ?" Celetuk Septian.
"Dinda mah pengecualian, Sep." Jawab Farrel. Keenam pria itu terkekeh lagi.
"Kalo Alexa, Sep ?" Tanya Adam.
"Ngapain nanya gue ?"
"Gak usah tanya Septian, Dam. Percuma." Kata Jorges.
"Kalo gue jadi lo mah gue gebet aja, Sep. Cakep gitu pasti banyak yang mau. Harus buru buru dapetinnya." Kata Farrel.
"Yauda lo aja yang deketin, Rel. Septian juga katanya gak suka." Kata Adam memancing. Adam memang pandai memahami situasi. Ia tau Septian merasa hal yang berbeda pada Alexa. Adam hanya ingin Septian jujur pada dirinya sendiri.
"Lo gak suka kan, Sep ? Boleh gue deketin ?" Farrel mengerti maksud Adam.
Septian tidak menjawab. Hanya menatap tajam Farrel dan Adam bergantian.
"Ampun, Sep, ampun. Liatinnya biasa aja dong."
"Septian, gue boleh duduk sini gak ? Tempat lain udah pada penuh." Vivian menghampiri meja Septian dan teman temannya dengan membawa semangkuk soto di tangannya.
"Eh, ada Vivi. Sini, Vi, sebelah gue. Kosong." Jorges menepuk kursi kosong di sebelanya.
"Gue gak nanya lo. Gue nanya nya Septian." Jawab Vivian ketus pada Jorges. "Boleh ya, Sep ? Sebelah lo kan kosong."
"Sebelah Jorges." Kata Septian.
"Tapi gue maunya sebelah lo, Sep."
"Sebelah Jorges atau lo pergi ?" Septian memberi pilihan tegas.
Vivian pun memilih duduk di sebelah Jorges demi dapat semeja dengan Septian.
"Vivi hari ini cantik banget sihh." Goda Farrel. Vivian tidak menanggapi ucapan Farrel.
"Jalan yuk, Vi. Nanti gue ajak ke tempat bagus." Kata Jorges.
"Mana mau Vivi sama lo, Ges. Modal duit selembar doang pake ngajak jalan." Kata Alvino.
"Mau kok. Ya kan, Vi ? Nanti gue ajak makan deh di emperan. Biar ada rasa romantis romantisnya gitu." Vivian hanya memutar bola matanya malas.
Perhatian Vivian sedaritadi hanya pada Septian. Vivian melihat Septian terus memandang ke Alexa yang duduk 2 meja di depan mereka.
"Jangan di liatin terus kali. Nanti suka aja." Kata Revan.
"Udah suka kali, Van. Gak mau ngaku aja." Kata Adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Septian Adelio [PRE ORDER]
Romance[OPEN PRE ORDER (@_gentebooks)] "Oke, Alexa, ini sekolah ketiga lo. Jangan sampe lo di keluarin lagi." • • • • • • • • • • • "ADUH GUE GAK BISA, ADA KAKEL BIKIN EMOSI MULU !"