Alexa menopang dagunya diatas meja belajar. Sejak tadi ia tidak fokus mengerjakan pekerjaan rumahnya. Ada hal yang terus mengganggu pikirannya. Alexa memutar ingatannya. Mencari apa yang mengusiknya.
Nama Revan tiba tiba terlintas di pikirannya. Alexa mengernyitkan dahinya. Perasaannya langsung yakin kalau pria itulah yang membuatnya tidak fokus. Beberapa pertanyaan bermunculan, menambah kebingungan pada gadis itu. Apakah ia benar benar menyukai Revan ? Bukankah sejak SMP ia tidak pernah menyukai Revan ? Bagaimana ia bisa tiba tiba menyukai Revan ?
Alexa merutuki dirinya sendiri. Rasanya sulit diartikan. Alexa bahkan tidak paham dengan hatinya. Alexa menghembuskan napasnya panjang lalu menutup buku PR nya yang sudah selesai.
Septian. Entah sejak kapan pikiran Alexa beralih padanya. Untuk sejenak, Alexa membiarkan pikirannya melayang bebas. Semua perlakuan Septian padanya terputar jelas dalam ingatannya.
Senyum Alexa mengembang. Namun beberapa detik kemudian, Alexa tersadar. Apa yang baru saja ia pikirkan ? Alexa buru buru menyimpan bukunya ke dalam tas. Menghentikan pikirannya untuk tidak semakin merajalela.
Alexa memijat kepalanya perlahan. Kenapa malah Septian ?
~~~~~~~~~~°
Alexa, Hana, dan Nara memandang Claretta yang sedang memutar mutar sebatang coklat silverqueen di tangannya. Bibirnya dimanyunkan. Alexa, Hana, dan Nara saling melihat. Seakan bertelepati dalam hati.
"Coklat dari siapa, Ta ?" Tanya Hana.
"Adam." Jawab Claretta cepat.
"Kok cemberut, Ta ? Harusnya kan seneng dapet coklat dari pacar." Ucap Nara.
"Gue lagi kesel sama Adam."
"Kenapa ?"
Claretta menarik kursinya mendekat ke Alexa. Hana dan Nara memutar kursi dan mencondongkan badan untuk ikut mendengarkan. "Kemaren gue liat Adam lagi boncengan sama Vivi. Gak cuma sekali tapi udah pernah berkali kali. Gue selama ini diem aja. Tapi kemaren Vivi megang tangan Adam. Adamnya juga terima terima aja di pegang. Kan gue jadi kesel."
"Hah ? Terus terus gimana ?" Tanya Nara kepo.
"Adam minta maaf ke gue, kasih coklat ini." Claretta menunjukan coklat yang daritadi ia putar.
"Terus kok mereka bisa boncengan ?" Tanya Hana.
"Kata Adam kemaren Vivi dateng ke Wabus, tempat tongkrongan mereka. Vivi nyariin Septian.."
"Septian ?" Alexa tanpa sadar memotong ucapan Claretta.
"Iya, Septian. Tapi Septian gak ladenin dia, nyuruh dia pulang. Karena udah sore jadi Adam nganterin dia pulang. Tapi yang gue keselin kenapa harus Adam ? Kan masih banyak anak anak yang lain."
"Hati hati lo, Ta. Lo tau kan Vivi itu primadona sekolah ? Cowok mana yang gak suka sama dia ? Mantannya aja banyak banget." Ucap Hana.
"Kayak piala bergilir aja. Abis putus pasti langsung pacaran lagi. Udah gitu pacarannya gak lama. Paling lama satu bulan doang." Ucap Nara.
"Kayaknya hampir semua cowok di sekolah ini suka sama dia. Gimana enggak ? Udah cantik, pinter lagi. Gue yakin deh gak ada cowok yang rela nolak dia."
"Ada, Han." Claretta menyangkal ucapan Hana. "Septian. Jangankan nolak, Septian aja udah terang terangan nunjukin kalo dia gak suka Vivi."
"Pasti yang jadi pacar Septian beruntung banget. Secara dia gak pernah pacaran. Kalo sekalinya pacaran gue jamin beda sama cowok cowok lain." Ucap Nara.
"Ini nih temen lo." Hana menunjuk Alexa dengan dagunya. "Bentar lagi jadi pacarnya Septian."
"Apa sih, Han. Enggak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Septian Adelio [PRE ORDER]
Romance[OPEN PRE ORDER (@_gentebooks)] "Oke, Alexa, ini sekolah ketiga lo. Jangan sampe lo di keluarin lagi." • • • • • • • • • • • "ADUH GUE GAK BISA, ADA KAKEL BIKIN EMOSI MULU !"