Septian duduk bersandar di dinding Wabus. Ia membuka ponselnya untuk mencari hadiah apa yang akan dia berikan untuk Alexa. Satu demi satu blog ia buka.
"Boneka ? Tas ? Baju ? Make up ? Bunga ?" Septian bergumam sendiri. Ia membaca blog itu dari atas sampai bawah. Septian mengacak acak rambutnya. Frustasi. Kenapa memikirkan hadiah saja sesulit ini ?
"Main HP mulu lo daritadi," kata Adam saat ia duduk di sebelah Septian setelah mengambil mienya.
"Dam, hadiah apa yang cewek suka ?" tanya Septian.
"Buat Alexa ?"
Septian mengangguk. Ia menutup ponselnya dan meletakkannya di meja. Hampir setengah jam ia mencari cari. Tetap saja ia bingung harus memberi apa. Septian pasrah. Lebih baik bertanya pada orang yang lebih berpengalaman.
"Ya terserah lo."
"Gue gak tau."
Adam menghembuskan napasnya kasar. Ia lupa kalau temannya ini tidak pernah memberi hadiah untuk perempuan. Jangankan memberi hadiah, berbicara berdua saja jarang. "Kalau cewek, lo kasih apa aja juga di terima. Lo kasih apa yang orang lain gak akan kasih ke dia. Gak perlu yang mahal- mahal. Yang penting berkesan."
Kasih yang orang lain gak kasih ? Yang berkesan ?
~~~~~~~~~~°
Alexa sedang menyiapkan makanan dan minuman, serta kue ulang tahun untuk pesta kecil kecilannya. Dia di bantu oleh teman temannya. Bella dan Kezia datang sejak sore tadi. Lalu barulah Claretta, Hana, dan Nara. Tak butuh waktu lama kelima gadis itu untuk akrab. Mereka seperti sudah lama mengenal satu sama lain.
Tepat jam 7 malam, Septian, Revan, Adam, Alvino, Farrel, dan Jorges datang ke rumah Alexa. Mereka masuk dan duduk di ruang tamu bersama keenam gadis itu.
"Kak Revan." Bella dan Kezia menghampiri Revan. Revan bangkit dan memeluk mereka bergantian. Kezia dan Bella juga sama seperti Alexa di mata Revan.
"Lo berdua gimana ?" tanya Revan. Ia duduk kembali.
"Ya gitu, kak, biasa," jawab Bella.
"Lo masih sama Varo, Zia ?"
Pertanyaan Revan membuat Kezia mendesah berat. "Gak usah bahas dia, kak. Gue lagi sebel. Pacaran tapi gak berasa pacaran."
Revan terkekeh geli. Antara kasihan dan lucu dengannya. Banyak yang sudah menyarankannya untuk berpindah hati. Tapi Kezia tetap kukuh untuk tidak.
"Hai ciwi ciwi, kenalin nama gue Jorges." Jorges memperkenalkan dirinya.
"Hai, Gue Bella."
"Gue Kezia."
"Kenalin temen temen gue. Itu Septian. Itu Adam. Itu Alvino. Itu Farrel." Jorges menunjuk satu satu temannya.
Bella dan Kezia mengangguk mengerti. Bella menyenggol bahu Kezia ketika ia melihat Septian. Ia memberi kode tatapan yang sudah pasti semua perempuan akan tau. Kezia mengangguk mengerti.
"Cakep tuh. Namanya siapa tadi ?" bisik Bella perlahan.
"Gak tau gue juga lupa. Cakep tapi cakepan Varo," balas Kezia.
"Mata lo periksa," cerca Bella. "Tinggalin tuh cowok. Mending sama yang ini."
"Ih enak aja gak mau. Pokoknya Varo tetep nomor satu di hati," kukuh Kezia.
Bella memutar bola matanya malas. Tidak ingin meladeni Kezia lagi. Bella mendekat ke Alexa dan berbisik. "Xa, itu yang baju putih namanya siapa ?"
"Baju putih mana ? Ada dua," tanya Alexa. Septian dan Farrel, sama sama memakai kaos putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Septian Adelio [PRE ORDER]
Romance[OPEN PRE ORDER (@_gentebooks)] "Oke, Alexa, ini sekolah ketiga lo. Jangan sampe lo di keluarin lagi." • • • • • • • • • • • "ADUH GUE GAK BISA, ADA KAKEL BIKIN EMOSI MULU !"