PART 30

8.1K 561 76
                                    

Vivian mendatangi Septian yang sedang duduk di pinggir lapangan. Gadis itu sehabis dari toilet dan tidak sengaja melihat Septian. Vivian menepuk pelan punggung Septian lalu duduk di sampingnya.

"Lo di hukum ?" Tanya Vivian.

Septian hanya bergumam. Pria itu di hukum berdiri di tengah lapangan. Namun ia tak melakukannya. Tidak ada yang mengawasinya. Jadi buat apa dia capek capek berdiri ?

Vivian bergeser mendekati Septian. "Mau gue temenin ?"

"Gak usah. Sana lo balik ke kelas." Jawab Septian ketus.

"Udah mau bel. Gue juga males balik ke kelas."

Tepat setelah Vivian selesai bicara, bel istirahat berbunyi. Murid murid dengan cepat sudah keluar dan memenuhi lapangan.

"Ke kantin bareng ayo." Ajak Vivian.

"Gak." Septian hendak berdiri. Namun sebelum itu, Vivian menahan pundaknya hingga pria itu duduk kembali. "Sep, ayo lah ke kantin bareng."

Septian menyingkirkan tangan Vivian dari pundaknya. "Enggak."

Mata Septian bertemu dengan mata Alexa yang sedang berjalan bersama teman temannya. Tidak sampai satu detik, Alexa langsung memutus sepihak tatapan mereka. Alexa menunduk sebentar lalu kembali mengobrol dengan teman temannya. Hatinya tiba tiba ciut ketika melihat keduanya. Tapi gadis itu bersikap tak peduli.

"Gue traktir deh, Sep." Vivian menatap Septian seakan memohon pria itu untuk menjawab iya.

"Gak makasih." Tolak Septian. Septian segera pergi sebelum Vivian mencegahnya lagi.

Vivian mendengus kesal. Ia hanya bisa memandang punggung Septian yang semakin menjauh. Mata Vivian membulat besar ketika melihat Septian malah menghampiri Alexa dan teman temannya.

Pandangan Vivian jatuh pada Alexa. Ketiga gadis yang tadi bersama Alexa pergi duluan. Tersisa dia dan Septian. Mereka berjalan bersama. Murid murid yang pada awalnya menjadikan mereka pusat perhatian sekarang seperti sudah terbiasa.

Vivian mengangkat sebelah sudut bibirnya. "Dasar cewek gatel. Awas lo !"

~~~~~~~~~~°

"Kenapa ?" Tanya Alexa setelah Septian meletakan satu mangkuk bakso di depannya. Septian mengajaknya makan di luar sekolah. Pria itu sedaritadi melihatnya terus.

"Gak apa." Jawab Septian. "Gue telat tadi. Di hukum jadinya."

"Berdua ya ?"

"Sendiri."

"Ohh."

Hening. Tak ada pembicaraan diantara mereka. Mereka sibuk dengan makanan masing masing.

"EHEMMM." Dehaman keras sengaja di buat Farrel dari belakang.

"Kenapa lo, Rel ?" Tanya Alvino pura pura.

"Alergi gue sama orang PDKT an."

"Udah telat, gak kerjain PR. Malah enak enak berduaan di sini." Ucap Jorges.

"Tadinya sih mau gue ajak traktiran. Tapi gak jadi deh." Ucap Adam.

"Ngapain lo pada keluar ?" Tanya Septian.

"Ngintilin lo PDKT." Kata Jorges sambil tertawa. "Ya mau makan lah."

"Tumben amat mau keluar." Ucap Septian.

"Bosen sama makanan kantin. Tapi lebih bosen lagi jadi nyamuk." Revan mengibaskan tangannya. "Cabutlah. Gak jadi makan di sini."

"Kuy lah males." Balas Adam.

Septian Adelio [PRE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang